NEGARA – Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra menjelaskan, tim SAR gabungan dari unsur Polri, TNI, BPBD Jembrana dan Basarnas Bali masih melakukan pencarian korban tenggelamnya Kapal KMP Yunicee di perairan Gilimanuk, Bali. Bahkan, Mabes Polri akan menerjunkan robot penyelam untuk mencari korban dan kapal karam tersebut.
Jayan Danu juga menjelaskan, titik lokasi kapal yang tenggelam sudah bergeser dari lokasi awal tenggelam. Dari titik awal kapal tenggelam yang sudah diketahui, bergeser ke arah selatan karena terbawa derasnya arus bawah laut.
Namun belum diketahui sejauh mana pergeseran kapal tersebut. Karena itu, Mabes Polri mengirimkan tim dan peralatan berupa remotely operated vehicle (ROV) atau robot penyelam ini untuk mendukung pencarian bawah laut.
Karena informasinya, kedalaman selat Bali sekitar 50 meter. Dengan kedalaman masih jangkauan robot ini bisa diketahui posisi pastinya.
“Karena sudah berada di kedalaman tersebut sudah tidak terlihat dari permukaan,” terangnya.
Dia menegaskan, pencarian oleh tim SAR gabungan dilakukan dengan menyisir laut selat Bali dan pesisir pantai. Dari upaya pencarian hari kedua setelah kapal tenggelam Selasa (29/6), selain menemukan satu orang korban meninggal juga menemukan sejumlah perlengkapan kapal, mulai dari pelampung, perahu karet, tabung oksigen dan sejumlah perlengkapan kapal yang hanyut ke arah selatan dari lokasi awal karamnya kapal.
Karena selat Bali ini derasnya memang ke arah selatan, tetapi pencarian tim SAR gabungan tidak hanya berspekulasi harus ke arah selatan melainkan ke seluruh arah yang dimungkinkan bisa menemukan korban yang masih hilang.
“Saat ini fokus pencarian pada korban yang hilang. Sehingga selain SAR gabungan, potensi SAR lain seperti nelayan sudah membantu pencarian,” tegasnya.
Kabaharkam Komjen. Pol. Drs. Arief Sulistyanto yang meninjau proses pencarian di pokso Pelabuhan Gilimanuk menegaskan, fokus sekarang upaya pencarian korban yang masih belum ditemukan. Pihaknya mengirimkan tim penyelam dan peralatan dari direktorat Polair Baharham untuk mencari letak atau posisi kapal karena sudah terbawa arus.
“Kalau sudah diketahui posisinya, kita bisa melakukan upaya pencarian yang lebih intensif lagi. Apakah korban masih ada dalam kapal, sehingga bisa dilakukan upaya evakuasi,” terangnya.
Kendala ombak dan arus bawah laut yang deras menjadi kendala yang dihadapi tim SAR gabungan. Namun didukung dengan kepal dari tim SAR gabungan serta bantuan tim dan peralatan dari Mabes Polri, upaya pencarian lebih mudah dilakukan.
“Dengan derasnya arus bawah, menggeser posisi kapal. Peralatan dan tim sudah berangkat Rabu pagi sudah landing di Bandara Banyuwangi. Semoga tidak terjadi lagi pencarian menemukan korban,” tandasnya.