PEMERINTAH Indonesia kembali mendatangkan 8 juta dosis bahan baku vaksin Sinovac, pada Senin (31/5) lalu.
Kedatangan jutaan bahan baku vaksin ini merupakan kedatangan vaksin tahap ke-14 untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi Covid-19 di Tanah Air.
Bahkan dengan kedatangan bahan baku vaksin ini, secara keseluruhan pemerintah Indonesia sudah memiliki 75, 9 juta vaksin.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan, vaksin Covid-19 yang saat ini sudah ada bukan merupakan obat bagi individu yang terpapar virus corona.
“Vaksin Covid-19 bukan untuk pengobatan. Hingga saat ini pengobatan Covid-19 masih dalam tahapan pengembangan,” ujar Wiku dalam keterangan pers secara virtual, pada Selasa kemarin (1/6)
Kata Prof Wiku, upaya terbaik dalam menghindari penularan Covid-19 adalah melakukan pencegahan melalui disiplin protokol kesehatan (Prokes) dan melakukan kegiatan-kegiatan vaksinasi apabila dimungkinkan.
Prof Wiku melanjutkan, pada Senin (31/5) pemerintah secara resmi menerima 8 juta dosis vaksin Sinovac dalam bentuk bulk atau bahan baku vaksin.
Menurut Prof Wiku, pemerintah berharap melalui kedatangan vaksin ini, program vaksinasi nasional dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan jadwal.
“Dengan begitu, kesehatan masyarakat dapat pulih dan ekonomi nasional kembali bangkit,” tambahnya.
Sementara itu, sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan, hingga akhir Mei 2021, vaksinasi Covid-19 diperkirakan sudah mencapai 27 juta suntikan.
Menurut Menkes, kecepatan vaksinasi Covid-19 saat ini sudah kembali ke angka 500 ribu suntikan per hari.
Selain itu, terdapat 20 juta stok dosis vaksin Covid-19 yang dimiliki Indonesia.
Sehingga apabila disuntikkan dalam kurun waktu 30 hari, maka pemerintah mampu melakukan 500 ribu-600 ribu penyuntikan per hari.