26.5 C
Denpasar
Thursday, March 23, 2023

Wisman Masih Zonk, Dispar Badung Minta Wisdom Jangan Diperketat

MANGUPURA – Munculnya varian baru Covid-19 yang bernama Omicron atau B.1.1.529 membuat pemerintah pusat kembali mengeluarkan kebijakan untuk memperketat masuknya orang asing ke Indonesia.

 

Tentu harapan untuk mendatangkan kunjungan wisatawan mancanegara semakin sulit. Apalagi ketika masa karantina ditambah menjadi 7 hari, dari sebelumnya 3 hari. Padahal, sejak dibuka penerbangan internasional pada 14 Oktober 2021, hingga kini kedatangan wisman ke Bali masih zonk alias nol.

 

Namun di balik itu potensi wisatawan domestik juga sangat potensial. Sebab, belakangan ini pertumbuhan untuk kunjungan wisatawan  domestik ke Bali tergolong bagus.

 

Plt Kepala Dinas Pariwisata Badung, Cok Raka Darmawan mengakui  melihat situasi saat ini tentu harus melihat dari sisi kebijakan tentang pengaturan tentang PPKM yang menjadi prioritas. Termasuk dibukanya border internasional oleh pemerintah pusat.

 

Namun sekarang dengan adanya varian baru bernama Omicron atau B.1.1.529 yang muncul pertama di Afrika kemudian  menyebar ke Asia dan Australia. Pemerintah pusat juga melakukan langkah cepat untuk antisipasi agar varian baru tersebut tidak masuk ke Indonesia. 

Baca Juga:  Proyeksi Pendapatan dari Sektor Pajak Dianggap Tak Realistis

 

“Tentu kebijakan pemerintah pusat sudah bagus dalam rangka melindungi warga negara. Jangan sampai gelombang keempat seperti di Eropa juga terjadi di Indonesia, termasuk Bali dan Badung, ” terang Cok Raka Darmawan, Rabu (1/12).

 

Selain itu Pemerintah juga sudah melakukan penanggulangan dengan baik. Mulai dari melaksanakan vaksinasi secara maksimal dengan presentasi yang tinggi.

“Initinya jangan kita lengah karena  beresiko sangat tinggi. Terapkan prokes dengan baik,” bebernya.

 

Namun  disisi lain perekonomian masyarakat juga  tidak boleh mati, sehingga pelaku usaha sangat dilema dalam situasi sekarang ini.

 

“Di satu sisi mereka menghormati pemerintah dan menjaga keselamatan diri sendiri, termasuk warga umum. Tapi disisi lain sudah hampir 2 tahun berjalan sangat mempengaruhi perekonomian tentu berat buat mereka. Dengan adanya kebijakan seperti ini, kemudian karantina dari luar yang tujuannya untuk  memproteksi yang awalnya karantina 3 hari dan sekarang menjadi 7 hari tentu itu sangat menyulitkan mau pun memberatkan untuk mengharapkan wisatawan manca negara hadir,” terangnya.

Baca Juga:  Sampah Sumbat Alur Sungai, Petugas BPBD Temukan Bangkai Babi

 

Sementara  saat ini juga ada potensi terhadap kunjungan wisatawan domestik yang cukup baik. Sebab  tingkat kunjungan wisatawan domestik  sudah ada pertumbuhan yang sangat bagus. Peningkatan penerbangan sudah sangat tinggi untuk penerbangan domestik.  Bahkan  Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai bisa melayani 10 ribu penumpang per harinya.

 

“Kalau bisa ini dipertahankan khusus untuk internal atau wisatawan domestik kita. Kita bisa membentengi dari luar atau orang asing dari luar diperketat, tapi yang sudah didalam jangan diperketat sehingga perekonomian bisa berjalan walaupun tidak maksimal tapi bisa hidup pelaku usaha,” terangnya.

 

Imbuhnya, adanya potensi  pertumbuhan kunjungan wisatawan domestik tentu ini sangat menggembirakan di masa paceklik ini.  

 

“Kita harap jangan diperketat untuk domestik. Kita di Indonesia vaksinasi sudah prosentase tinggi, jangan diperketat tetapi prokes wajib diterapkan secara ketat dan disiplin,” pungkasnya.



MANGUPURA – Munculnya varian baru Covid-19 yang bernama Omicron atau B.1.1.529 membuat pemerintah pusat kembali mengeluarkan kebijakan untuk memperketat masuknya orang asing ke Indonesia.

 

Tentu harapan untuk mendatangkan kunjungan wisatawan mancanegara semakin sulit. Apalagi ketika masa karantina ditambah menjadi 7 hari, dari sebelumnya 3 hari. Padahal, sejak dibuka penerbangan internasional pada 14 Oktober 2021, hingga kini kedatangan wisman ke Bali masih zonk alias nol.

 

Namun di balik itu potensi wisatawan domestik juga sangat potensial. Sebab, belakangan ini pertumbuhan untuk kunjungan wisatawan  domestik ke Bali tergolong bagus.

 

Plt Kepala Dinas Pariwisata Badung, Cok Raka Darmawan mengakui  melihat situasi saat ini tentu harus melihat dari sisi kebijakan tentang pengaturan tentang PPKM yang menjadi prioritas. Termasuk dibukanya border internasional oleh pemerintah pusat.

 

Namun sekarang dengan adanya varian baru bernama Omicron atau B.1.1.529 yang muncul pertama di Afrika kemudian  menyebar ke Asia dan Australia. Pemerintah pusat juga melakukan langkah cepat untuk antisipasi agar varian baru tersebut tidak masuk ke Indonesia. 

Baca Juga:  Kerap Bikin Resah Warga, Gerombolan Anak Punk Dipulangkan

 

“Tentu kebijakan pemerintah pusat sudah bagus dalam rangka melindungi warga negara. Jangan sampai gelombang keempat seperti di Eropa juga terjadi di Indonesia, termasuk Bali dan Badung, ” terang Cok Raka Darmawan, Rabu (1/12).

 

Selain itu Pemerintah juga sudah melakukan penanggulangan dengan baik. Mulai dari melaksanakan vaksinasi secara maksimal dengan presentasi yang tinggi.

“Initinya jangan kita lengah karena  beresiko sangat tinggi. Terapkan prokes dengan baik,” bebernya.

 

Namun  disisi lain perekonomian masyarakat juga  tidak boleh mati, sehingga pelaku usaha sangat dilema dalam situasi sekarang ini.

 

“Di satu sisi mereka menghormati pemerintah dan menjaga keselamatan diri sendiri, termasuk warga umum. Tapi disisi lain sudah hampir 2 tahun berjalan sangat mempengaruhi perekonomian tentu berat buat mereka. Dengan adanya kebijakan seperti ini, kemudian karantina dari luar yang tujuannya untuk  memproteksi yang awalnya karantina 3 hari dan sekarang menjadi 7 hari tentu itu sangat menyulitkan mau pun memberatkan untuk mengharapkan wisatawan manca negara hadir,” terangnya.

Baca Juga:  Ratusan Pelamar CPNS Berebut 43 Formasi

 

Sementara  saat ini juga ada potensi terhadap kunjungan wisatawan domestik yang cukup baik. Sebab  tingkat kunjungan wisatawan domestik  sudah ada pertumbuhan yang sangat bagus. Peningkatan penerbangan sudah sangat tinggi untuk penerbangan domestik.  Bahkan  Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai bisa melayani 10 ribu penumpang per harinya.

 

“Kalau bisa ini dipertahankan khusus untuk internal atau wisatawan domestik kita. Kita bisa membentengi dari luar atau orang asing dari luar diperketat, tapi yang sudah didalam jangan diperketat sehingga perekonomian bisa berjalan walaupun tidak maksimal tapi bisa hidup pelaku usaha,” terangnya.

 

Imbuhnya, adanya potensi  pertumbuhan kunjungan wisatawan domestik tentu ini sangat menggembirakan di masa paceklik ini.  

 

“Kita harap jangan diperketat untuk domestik. Kita di Indonesia vaksinasi sudah prosentase tinggi, jangan diperketat tetapi prokes wajib diterapkan secara ketat dan disiplin,” pungkasnya.


Artikel Terkait

Most Read


Artikel Terbaru