MANGUPURA – Munculnya varian baru Covid-19 yang bernama Omicron atau B.1.1.529 membuat pemerintah pusat kembali mengeluarkan kebijakan untuk memperketat masuknya orang asing ke Indonesia.
Tentu harapan untuk mendatangkan kunjungan wisatawan mancanegara semakin sulit. Apalagi ketika masa karantina ditambah menjadi 7 hari, dari sebelumnya 3 hari. Padahal, sejak dibuka penerbangan internasional pada 14 Oktober 2021, hingga kini kedatangan wisman ke Bali masih zonk alias nol.
Namun di balik itu potensi wisatawan domestik juga sangat potensial. Sebab, belakangan ini pertumbuhan untuk kunjungan wisatawan domestik ke Bali tergolong bagus.
Plt Kepala Dinas Pariwisata Badung, Cok Raka Darmawan mengakui melihat situasi saat ini tentu harus melihat dari sisi kebijakan tentang pengaturan tentang PPKM yang menjadi prioritas. Termasuk dibukanya border internasional oleh pemerintah pusat.
Namun sekarang dengan adanya varian baru bernama Omicron atau B.1.1.529 yang muncul pertama di Afrika kemudian menyebar ke Asia dan Australia. Pemerintah pusat juga melakukan langkah cepat untuk antisipasi agar varian baru tersebut tidak masuk ke Indonesia.
“Tentu kebijakan pemerintah pusat sudah bagus dalam rangka melindungi warga negara. Jangan sampai gelombang keempat seperti di Eropa juga terjadi di Indonesia, termasuk Bali dan Badung, ” terang Cok Raka Darmawan, Rabu (1/12).
Selain itu Pemerintah juga sudah melakukan penanggulangan dengan baik. Mulai dari melaksanakan vaksinasi secara maksimal dengan presentasi yang tinggi.
“Initinya jangan kita lengah karena beresiko sangat tinggi. Terapkan prokes dengan baik,” bebernya.
Namun disisi lain perekonomian masyarakat juga tidak boleh mati, sehingga pelaku usaha sangat dilema dalam situasi sekarang ini.
“Di satu sisi mereka menghormati pemerintah dan menjaga keselamatan diri sendiri, termasuk warga umum. Tapi disisi lain sudah hampir 2 tahun berjalan sangat mempengaruhi perekonomian tentu berat buat mereka. Dengan adanya kebijakan seperti ini, kemudian karantina dari luar yang tujuannya untuk memproteksi yang awalnya karantina 3 hari dan sekarang menjadi 7 hari tentu itu sangat menyulitkan mau pun memberatkan untuk mengharapkan wisatawan manca negara hadir,” terangnya.
Sementara saat ini juga ada potensi terhadap kunjungan wisatawan domestik yang cukup baik. Sebab tingkat kunjungan wisatawan domestik sudah ada pertumbuhan yang sangat bagus. Peningkatan penerbangan sudah sangat tinggi untuk penerbangan domestik. Bahkan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai bisa melayani 10 ribu penumpang per harinya.
“Kalau bisa ini dipertahankan khusus untuk internal atau wisatawan domestik kita. Kita bisa membentengi dari luar atau orang asing dari luar diperketat, tapi yang sudah didalam jangan diperketat sehingga perekonomian bisa berjalan walaupun tidak maksimal tapi bisa hidup pelaku usaha,” terangnya.
Imbuhnya, adanya potensi pertumbuhan kunjungan wisatawan domestik tentu ini sangat menggembirakan di masa paceklik ini.
“Kita harap jangan diperketat untuk domestik. Kita di Indonesia vaksinasi sudah prosentase tinggi, jangan diperketat tetapi prokes wajib diterapkan secara ketat dan disiplin,” pungkasnya.