TABANAN-Problem di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Mandung di Desa Sembung Gede, Kerambitan, Tabanan, Bali terus bertambah.
Belum kelar masalah overload, kini TPA terbesar di Kabupaten Tabanan ini juga dihadapkan masalah alat berat.
Seperti dibenarkan Kepala UPTD Pengolahan Sampah dan Lumpur Tinja TPA Mandung Sembung Gede Kerambitan, Adi Muliawan.
Menurutnya, dari total lima alat berat yang dimiliki TPA dengan luas 2, 25 hektar ini, kini hanya tinggal dua yang beroperasi.
Tiga alat berat di TPA Mandung, kata Adi Muliawan sudah dalam kondisi tua alias uzur
“Sesungguh alat berat ini tak kuat bekerja di TPA, Karena kondisi alat berat sudah tua. Usainya diatas lima tahun. Ini saja kami dari lima alat berat yang hanya dua dapat dioperasikan. Sisa mengalami kerusakan,” ungkap Adi Muliawan ditemui kemarin (3/9).
Lebih lanjut, Adi Muliawan tak menampik jika alat berat di TPA sering kali rusak dan tua.
“Ini alat berat sebentar-bentar rusak. Sehingga kondisi ini berdampak terhadap Pengelolaan TPA Mandung yang tidak maksimal. Rusak kami perbaiki, kembali rusak kami perbaiki. Jadi pengelolaan TPA habis dibiaya perbaikan. Bayangkan saja satu komponen yang rusak harga onderdilnya puluhan juga,” imbuhnya.
Menurutnya, banyak faktor yang membuat kerusakan alat berat. Intensitas alat berat yang hampir setiap hari bergerak.
Dua alat excavator dan bulldozer bekerja tiada henti selama sampah masih diangkut truk.
Kata Adi Muliawan, alat bekerja mulai pukul 08.00 pagi sampai pukul 14.30 siang. Dengan berat sampah yang dikerjakan setiap harinya 90 ton.
“Selain itu bisa dilihat ketinggian sampah mencapai 15 keatas yang didorong dan diratakan oleh alat berat untuk diratakan. Jadi alat berat dorong sampah untuk diratakan nanjak lagi. Nah kemarin seminggu yang lalu rusaknya alat, karena intensitas alat berat kami paksakan bekerja. Kalau tidak bekerja sampah tidak tidak terkelola. Sehingga itu yang membuat alat berat terbakar,” ungkapnya.
Sejauh ini pihaknya belum mengusulkan untuk dilakukan pada alat berat yang ada di TPA Mandung.
Pasalnya mengingat kondisi saat ini terbentur dengan anggaran yang ada akibat di refocusing untuk penanganan Covid-19.
Idealnya, untuk alat berat yang harus ada untuk mengelola sampah di TPA Mandung minimal harus ada tiga alat berat. Yakni dua excavator dan satu buldozer.
“Kalau peremajaan mengganti alat berat dengan yang baru belum kami ajukan,” ucanya.
Selain itu, disinggung perihal anggaran pengelolaan sampah di TPA, dia menyebut saat ini anggaran pengelolaan sudah terpisah.
Dulunya anggaran pengelolaan sampah di TPA sendiri. Tetapi sekarang di bawah Bidang II Dinas Lingkungan Hidup Tabanan.
“Anggaran secara global untuk pengelolaan sampah Rp 10 miliar. Dari anggaran tersebut untuk pemeliharaan dan perbaikan alat berat sebesar Rp 150 miliar. Anggaran tersebut sudah terpangkas ke Covid-19,” pungkas Adi Muliawan.