SINGARAJA– Masa pandemi covid-19 yang berkepanjangan, berdampak serius pada berbagai sektor. Terutama sektor pariwisata, jasa, dan keuangan.
Bahkan akibat terdampak pandemi, sejumlah koperasi yang menyediakan layanan simpan pinjam pun mulai was-was, karena beberapa nasabah mereka mulai angkat tangan.
Hal itu terungkap saat Dewan Koperasi Indonesia Daerah (Dekopinda) Kabupaten Buleleng melakukan sosialisasi, Jumat (3/12).
Ketua Dekopinda Buleleng Nengah Tenaya mengungkapkan, pandemi yang berkepanjangan sangat berdampak pada sektor ekonomi. Menurutnya beberapa koperasi mengadu bahwa nasabah mereka mulai kesulitan membayar angsuran.
Dampaknya para nasabah harus menyerahkan agunan mereka pada pengurus koperasi. Supaya tunggakan kredit tak memengaruhi likuiditas koperasi.
“Ada beberapa anggota yang tidak bisa melaksanakan kewajiban membayar lagi. Karena kehilangan pekerjaan. Akhirnya terpaksa dia menyerahkan agunan. Sebenarnya kita kan tidak berharap sampai ada hal seperti itu,” kata Tenaya.
Menurut Tenaya, pengurus koperasi sebenarnya memiliki opsi melelang agunan yang diserahkan nasabah. Proses lelang dilakukan melalui Kantor Perbendaharaan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Buleleng.
Meski begitu, Tenaya meminta agar pengurus menjadikan lelang sebagai opsi terakhir.
“Kalau bisa diselesaikan kekeluargaan dulu. Misalnya pengurus yang mengambil alih aset nasabah. Kami harap lelang itu menjadi opsi terakhir yang ditempuh,” demikian Tenaya.