SEMARAPURA – Program pelatihan calon pekerja migran Indonesia (PMI) dari anggota rumah tangga (ART) KK miskin Kabupaten Klungkung telah memasuki angkatan kedua. Meski ada puluhan orang yang mengikuti program itu, baru satu warga miskin saja yang berhasil mengadu nasib ke luar negeri sebagai PMI. Yang mana pandemi Covid-19 menjadi salah satu penyebab hal itu terjadi.
Dalam program pelatihan calon PMI dari ART KK miskin Kabupaten Klungkung Angkatan I, ada sebanyak 20 orang mengikuti pelatihan yang digelar tahun 2019 lalu itu. Selama 9 bulan mereka menjalani pelatihan jurusan housekeeping, namun hanya satu orang telah bekerja keluar negeri, 3 orang masuk daftar tunggu, 9 orang lolos tahap pra interview, 5 orang tidak lulus pra interview dan 2 orang tidak mengikuti pra interview.
Sementara pada angkatan kedua, ada sebanyak 15 orang ART KK miskin Kabupaten Klungkung mengikuti pelatihan yang digelar di tahun 2020 itu. Selama tiga bulan mengikuti pelatihan jurusan kelas eksekutif, 4 orang dinyatakan lulus setelah mengikuti pra interview, 5 orang tidak lolos, 5 orang training di salah satu hotel Klungkung daratan dan satu orang training di Nusa Penida.
Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Klungkung, I Wayan Sumarta, Selasa (4/1) mengungkapkan, baru satu orang ART KK miskin Kabupaten Klungkung dari kedua angkatan itu lantaran terkendala pandemi Covid-19. Bila kondisi kian membaik, tidak menutup kemungkinan mereka yang masuk dalam daftar tunggu akan menyusul rekannya ke luar negeri sebagai PMI.
“Dan yang lainnya mudah-mudahan Januari bisa,” ujarnya.
Menurutnya antusias ART KK miskin Klungkung untuk bisa memperbaiki taraf hidup keluarganya dengan bekerja ke luar negeri sangat luar biasa. Hanya saja penguasaan bahasa asing mereka cukup terbatas.
“Sehingga menjadi kendala untuk bisa bekerja ke luar negeri,” bebernya.
Lebih lanjut diungkapkannya, Pemkab Klungkung hanya bisa mendanai untuk kegiatan pelatihan sesuatu aturan yang ada. Sehingga pembiayaan keberangkatan keluar negeri, dibebankan ke masing-masing calon PMI.
“Biaya yang dibutuhkan untuk berangkat bekerja ke luar negeri berkisar Rp15 juta,” tandasnya.