NEGARA – Ratusan sopir kendaraan angkutan barang, baik truk atau pikap, sempat menggelar demonstrasi menolak penertiban truk odol (over dimension dan over loading) di Ketapang, Banyuwangi, Selasa (4/1). Atas aksi tersebut terjadi penundaan penyeberangan dari dua arah di Pelabuhan Ketapan dan Gilimanuk. Bahkan, kendaraan di Gilimanuk mengular.
Mengenai penertiban truk odol mendapat penolakan di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Senin (3/1) sore lalu. ratusan sopir truk melakukan aksi demo hingga menyebabkan Pelabuhan Ketapang melakukan penundaan penyeberangan selama satu jam lebih, begitu juga sebaliknya.
Koordinator Satuan Pelaksana Pelabuhan Gilimanuk Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah Bali I Nyoman Sastrawan mengatakan, adanya penutupan arus transportasi Pelabuhan Gilimanuk itu. Pemicunya karena adanya demonstrasi awak truk hingga menghalangi jalan masuk ke Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi.
“Karena penumpang dari Bali mau keluar tidak bisa, masuk tidak bisa, ya, ditutup semua. Tapi tidak berlangsung lama, sudah normal, sudah dibuka kembali,” ujar Sastrawan.
Penundaan penyeberangan tersebut, menyebabkan truk yang keluar Bali tertahan di Pelabuhan Gilimanuk.
“Ada sedikit kemacetan arus lalu litas yang ada di Pelabuhan Gilimanuk. Namun tidak terlalu parah antreannya,” kata Kapolsek Kawasan Laut Gilimanuk Kompol I Gusti Putu Dharmanatha.
Kendaraan angkutan barang yang melebihi batas beban kendaraan angkutan atau over loading, memang masih menjadi masalah klasik yang belum bisa dihilangkan sepenuhnya. Padahal, dampak dari angkutan yang melebihi batas beban bisa menyebabkan kecelakaan di jalan dan kecelakaan laut karena kapal membawa muatan melebihi kapasitasnya.