27.6 C
Denpasar
Friday, March 31, 2023

Ultah ke-64, PHDI Berharap Semakin Solid, Tanpa Gejolak dan Polemik Lagi

DENPASARRadar Bali.id– Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) sempat mengalami gejolak karena ada dualisme kepemimpinan.  Jumat, (3/3/2023)PHDI merayakan  hari jadi ke-64. Polemik dualisme sudah meredam setelah keluar  gugatan terhadap PHDI pimpinan Wisnu Bawa Tenaya (WBT) ditolak Pengadilan Negeri Jakarta Barat.

Ketua PHDI Provinsi Bali, I Nyoman Kenak , dalam keterangannya mengatakan bahwa  sebagai lembaga umat, PHDI menghadapi berbagai tantangan secara internal maupun eksternal. Dirinya tak menutup mata gejolak sosial yang berkembang tentang PHDI.

Ia mengajak umat Hindu di Bali maupun luar Bali agar bisa jernih dalam menyikapi hal tersebut. Menurutnya, narasi yang beredar tentang PHDI berpotensi mengganggu ketertiban dan keamanan di Bali. Bahkan bisa memecah belah umat Hindu di Bali.

Baca Juga:  PHDI Minta Titip Jenazah Dibatasi Dua Hari, Ini Respons RS Sanglah

“Dalam menjalani program kerja dan pelayanan kepada umat, kami mengedepankan sinergi pentahelix, yang melibatkan unsur pemerintah, akademisi, komunitas atau pasemetonan, UMKM dan media,” tutur tokoh Griya Agung Beraban, Denpasar saat diwawancarai, Sabtu  (4/3/2023).

Kenak mengajak semua pihak, terutama umat Hindu di Bali maupun di luar Bali untuk selalu berpegang tangan, menjaga kebersamaan, dan mencegah potensi-potensi perpecahan umat Hindu.

Dalam pelayanan kepada umat, PHDI menerapkan secara sistematis bersama pengurus kabupaten/ kota. Misalnya dalam hal pelayanan Sudhi Widani, itu diserahkan kepada pengurus kabupaten. Sedangkan pelayanan yang melibatkan wisatawan asing, tetap dilakukan oleh pengurus PHDI Provinsi Bali. “Kami tentu berusaha memberi pelayanan terbaik, yang fokus, tulus dan lurus. Pelayanan berdasarkan ketulusan, tanpa pamrih,” ungkapnya

Baca Juga:  Titipan Jenasah di RSUD Sanjiwani Membludak, PHDI Sarankan Mesulub

Dirinya berharap, upaya yang telah dilakukan secara bersama sama dalam menjaga keharmonisan ini dapat mengantarkan umat kepada kesejahteraan lahir dan batin.

Sementara Dharma Upapati PHDI Provinsi Bali Ida Pedanda Gede Wayahan Wanasari dalam Dharma wacananya menyegarkan ingatan publik tentang sejarah terbentuknya PHDI, yang memberi banyak kemajuan terhadap pengayoman, penguatan dan pelayanan terhadap umat Hindu khususnya di Bali.

Ida Pedanda berharap pada usia ke 64 ini PHDI dapat semakin kompak, serta tetap militan terhadap pelayanan kepada umat. Terkait kejadian adanya sulinggih yang viral, sulinggih PHDI supaya mengusulkan Gubernur Bali menggelar pecaruan. [ni kadek novi febriani/radar bali]

 

 



DENPASARRadar Bali.id– Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) sempat mengalami gejolak karena ada dualisme kepemimpinan.  Jumat, (3/3/2023)PHDI merayakan  hari jadi ke-64. Polemik dualisme sudah meredam setelah keluar  gugatan terhadap PHDI pimpinan Wisnu Bawa Tenaya (WBT) ditolak Pengadilan Negeri Jakarta Barat.

Ketua PHDI Provinsi Bali, I Nyoman Kenak , dalam keterangannya mengatakan bahwa  sebagai lembaga umat, PHDI menghadapi berbagai tantangan secara internal maupun eksternal. Dirinya tak menutup mata gejolak sosial yang berkembang tentang PHDI.

Ia mengajak umat Hindu di Bali maupun luar Bali agar bisa jernih dalam menyikapi hal tersebut. Menurutnya, narasi yang beredar tentang PHDI berpotensi mengganggu ketertiban dan keamanan di Bali. Bahkan bisa memecah belah umat Hindu di Bali.

Baca Juga:  Titipan Jenasah di RSUD Sanjiwani Membludak, PHDI Sarankan Mesulub

“Dalam menjalani program kerja dan pelayanan kepada umat, kami mengedepankan sinergi pentahelix, yang melibatkan unsur pemerintah, akademisi, komunitas atau pasemetonan, UMKM dan media,” tutur tokoh Griya Agung Beraban, Denpasar saat diwawancarai, Sabtu  (4/3/2023).

Kenak mengajak semua pihak, terutama umat Hindu di Bali maupun di luar Bali untuk selalu berpegang tangan, menjaga kebersamaan, dan mencegah potensi-potensi perpecahan umat Hindu.

Dalam pelayanan kepada umat, PHDI menerapkan secara sistematis bersama pengurus kabupaten/ kota. Misalnya dalam hal pelayanan Sudhi Widani, itu diserahkan kepada pengurus kabupaten. Sedangkan pelayanan yang melibatkan wisatawan asing, tetap dilakukan oleh pengurus PHDI Provinsi Bali. “Kami tentu berusaha memberi pelayanan terbaik, yang fokus, tulus dan lurus. Pelayanan berdasarkan ketulusan, tanpa pamrih,” ungkapnya

Baca Juga:  Tak Dilibatkan Bupati Tamba, Wakil Bupati Jembrana Protes Mutasi ASN

Dirinya berharap, upaya yang telah dilakukan secara bersama sama dalam menjaga keharmonisan ini dapat mengantarkan umat kepada kesejahteraan lahir dan batin.

Sementara Dharma Upapati PHDI Provinsi Bali Ida Pedanda Gede Wayahan Wanasari dalam Dharma wacananya menyegarkan ingatan publik tentang sejarah terbentuknya PHDI, yang memberi banyak kemajuan terhadap pengayoman, penguatan dan pelayanan terhadap umat Hindu khususnya di Bali.

Ida Pedanda berharap pada usia ke 64 ini PHDI dapat semakin kompak, serta tetap militan terhadap pelayanan kepada umat. Terkait kejadian adanya sulinggih yang viral, sulinggih PHDI supaya mengusulkan Gubernur Bali menggelar pecaruan. [ni kadek novi febriani/radar bali]

 

 


Artikel Terkait

Most Read


Artikel Terbaru