DENPASAR-Penampakan seekor monyet putih di kawasan Pura Selonding, Desa Adat Pecatu, Kuta Selatan, Badung viral di media sosial (medsos).
Bahkan kemunculan primata berekor panjang ini sampai memantik reaksi dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali.
Terkait heboh mamalia yang disebut-sebut sebagai spesies kera putih, Kepala BKSDA Bali Dr R Agus Budi Santoso menjelaskan jika, hewan tersebut bukanlah spesies kera.
Melainkan, kata Agus Budi Santoso, dari klasifikasi, hewan dari ordo atau bangsa primata itu masuk dalam spesies monyet berekor panjang (Macaca Fascicularis).
“Monyet tersebut dicurigai mengalami kelainan genetik yaitu albino atau albus (putih) dan leukisme,”terang Agus Budi Santoso, pada Jumat (6/8).
Dijelaskan, Albino merupakan kelainan genetik yang menyebabkan tubuh tidak bisa menghasilkan pigmen melanin sebagai pelindung dari sinar matahari.
Sedangkan leukisme adalah kondisi hilangnya sebagian pigmentasi yang membuat hewan berwarna putih, belang atau pucat pada bagian kulit, rambut atau bulu. Namun kondisi ini tidak berpengaruh pada mata.
“Hewan dengan kelainan genetik seperti ini cenderung di tolak dari kelompok,” ujar Budi Santoso.
Sementara itu, Manager Pengelola Objek Wisata Kawasan Luar Pura Uluwatu, I Wayan Wijana mengatakan, terkait heboh monyet di kawasan Pecatu memang tidak memiliki ciri-ciri monyet putih yang muncul di Pura Selonding.
Bahkan dipastikannya, monyet tersebut berasal dari kelompok lain.
Sebab kata dia, di kawasan Pecatu, terdapat 6 (enam) kelompok monyet yang memiliki lahan kekuasaan masing-masing.
“Mungkin dari kelompok lain. Yang jelas itu bukan dari Pecatu (DTW Pecatu),” pungkas Wijana.