GIANYAR – Hujan deras yang terjadi belakangan ini, mengakibatkan tebing di belakang Pura Taman Baginda di Banjar Peteluan, Desa Temesi, Kecamatan Gianyar, jebol. Material longsor jatuh ke belakang areal Pura, diketahui Kamis (5/8). Akibatnya, sebuah bangunan pura yang disebut sebagai tempat pemandian raja Sri Kresna Kepakisan itu mengalami kerusakan ringan.
Tebing setinggi kurang lebih 20 meter yang jebol, awalnya diketahui oleh warga pengempon Pura Taman Baginda yang hendak Ngayah terkait dengan Upacara Piodalan. Upacara akan berlangsung Sabtu mendatang (7/8) bertepatan Tumpek Wayang.
Warga kemudian melaporkan kejadian itu ke pihak terkait. Laporan dari warga, membuat Bhabinkamtibmas Desa Temesi, Aiptu I Wayan Terima kemudian mendatangi lokasi kejadian.
“Benar tanah tebing di belakang Pura, jebol yang mengenai ujung bangunan Piyasan,” ujarnya, Kamis (5/8).
Lanjut dia, menurut keterangan warga, diperkirakan tanah tebing di belakang Pura yang jebol diakibatkan oleh hujan deras tadi malam. Dari hasil Koordinasi Bhabinkamtibmas dengan Kelian Adat Banjar Peteluan, Pande Ketut Subaksi, agar meminta bantuan kepada BPBD Kabupaten Gianyar untuk dilakukan penyemprotan tanah reruntuhan yang ada di areal utama mandala pura.
Longsor lainnya, terjadi di Jalan Angkling, Desa Bakbakan, Kecamatan Gianyar. Tanah longsor menyeret pohon Belayur sepanjang 15 meter dengan diameter 80 centimeter. Pohon itu menutup jalur dari Angkling Gianyar tembus ke Desa Apuan, Kabupaten Bangli.
Kabid Kedaruratan BPBD Gianyar, Gusti Dibya Presasta, menyatakan longsor diakibatkan cuaca ekstrim.
“Akibat kejadian tersebut nihil korban jiwa dan kerugian,” ujarnya.
Pihaknya langsung melakukan sejumlah upaya.
“Mengerahkan anggota Tim Reaksi Cepat BPBD Gianyar, beserta armada dan perlengkapan ke lokasi tanah longsor,” jelasnya.
Kemudian, sekitar pukul 11.30, pohon tumbang disertai tanah longsor yang menutupi akses lalulintas sudah dapat ditangani dan dibersihkan.
“Dari Bakbakan, kami menuju Pura Taman Baginda untuk pembersihan,” pungkasnya.