DENPASAR–Wayan Koster dan Tjokorda Oka Artha Ardhana atau Cok Ace merayakan tiga tahun kepemimpinan sebagai gubernur dan wakil gubernur Bali, Minggu, (5/9) kemarin.
Kegiatan digelar secara luring dan daring dari Ruang Rapat Gedung Gajah, Jayasabha, Denpasar.
Yang menarik, saat perayaan itu, Gubernur Koster menyatakan, sejak kepemimpinannya selama tiga tahun, pihaknya telah menghabiskan anggara sebesar Rp 12.167 triliun untuk pembangunan seluruh infrastruktur dan sarana prasarana strategis.
Dana belasan triliun lebih itu selain bersumber dari APBD, lanjut Koster, sumber dana juga berasan dari APBN.
Adapun rinciannya, yakni APBN Kementerian PUPR sebesar Rp. 3,357 triliun; APBN Kementerian Perhubungan sebesar Rp. 0,560 triliun, APBD Semesta Berencana Provinsi Bali
sebesar Rp. 2.150 triliun, dan Badan Usaha PT. Pelindo III sebesar Rp 6,1 triliun.
Total anggaran pembangunan tersebut dialokasikan mulai tahun 2019 sampai tahun 2023.
Gubernur Koster, menjelaskan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, diwujudkan dengan pembangunan daerah.
Meliputi lima bidang program prioritas dalam pola pembangunan semesta berencana. Yakni bidang pangan, sandang, dan papan; bidang kesehatan dan pendidikan; bidang jaminan sosial dan ketenagakerjaan; bidang adat, agama, tradisi, seni dan budaya; serta bidang pariwisata.
“Lima bidang program prioritas tersebut didukung dengan pembangunan infrastruktur darat, laut, dan udara secara terintegrasi dan terkoneksi,” jelas Wayan Koster
Sebagai landasan hukum untuk menata pembangunan Bali secara fundamental dan komprehensif guna mengimplementasikan visi, misi, arah kebijakan, dan program prioritas telah disusun, ditetapkan, dan diundangkan sebanyak 40 peraturan.
Rinciannya terdiri atas 15 peraturan daerah dan 25 Peraturan Gubernur.
“Kita patut bersyukur karena dalam waktu tiga tahun kepemimpinan telah berhasil memberlakukan 40 peraturan baru yang benar-benar sangat progresif, transformatif, dan inovatif berkaitan dengan komitmen kuat dan kebijakan strategis dalam menjaga Alam, Krama, dan Kebudayaan Bali,” imbuhnya.
Menurutnya, capaian program pembangunan monumental telah berhasil direalisasikan.
Pembangunan monumental, itu antara lain gedung Kantor Majelis Desa Adat Provinsi dan 9 Kabupaten/Kota se-Bali; Pelindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih; Kawasan Pusat Kebudayaan Bali; Infrastruktur Shortcut Singaraja-Mengwitani; dan Pelabuhan Segitiga Sanur-Nusa Penida-Nusa Ceningan.
“Di antara pembangunan tersebut, saya perlu menyampaikan dua program sangat monumental dan strategis sebagai penanda baru sejarah Bali yang menjadi tonggak penting memasuki Bali Era Baru.
Yaitu pembangunan Pelindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih yang berada di hulu; dan Pembangunan Kawasan Pusat Kebudayaan Bali yang berada di hilir, di mana hulu dan hilir dihubungkan aliran air Tukad Unda, dengan posisi Nyegara-Gunung,” sambungnya.
Selain itu, dalam penanganan Covid-19 dengan memperketat protokol kesehatan; pola hidup sehat pencapaian vaksinasi suntik tahap I telah mencapai 106,8% dari target jumlah 3 juta penduduk yang akan divaksin.
Sedangkan vaksinasi suntik tahap II telah mencapai 65,6%, dan target tercapai minimal 90% pada akhir bulan September 2021.
Sampai saat ini Bali telah menerima lebih dari 6,4 juta dosis vaksin yang sudah mencukupi 3 juta penduduk untuk dua kali suntik vaksin.
Sehingga vaksinasi di Bali telah mencapai persentase tertinggi di Indonesia.