NEGARA – Sebuah jembatan gantung di Banjar Nusamara, Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Bali putus total setelah diterjang banjir bandang, Kamis (4/11) kemarin.
Selain jembatan putus, hujan deras yang terjadi menyebabkan banjir dan longsor di beberapa titik lokasi.
Beruntung tidak ada korban jiwa dari bencana akibat dari cuaca tersebut.
Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Bali, banjir bandang yang memutuskan jembatan gantung terjadi pada Kamis malam.
Bahkan banjir terjadi dua kali. Awalnya, air mulai naik terjadi sekitar pukul 19.00 WITA.
Setelah sempat surut, air kembali naik hingga surut pukul 21.00 WITA. Putusnya jembatan gantung karena air sungai naik hingga di atas jembatan dan membawa potongan kayu yang cukup besar.
Perbekel Desa Yehembang Kangin I Gede Suardika mengatakan, jembatan gantung yang putus tersebut merupakan satu-satunya akses dari masyarakat.
Satu kelompok banjar adat sekitar 19 kepala keluarga terisolir karena tidak ada akses jalan lain.
“Selain banyak warga yang terisolir, jembatan tersebut merupakan akses satu-satunya ke kebun warga,” jelasnya, Jumat (5/11)
Karena rentang jembatan gantung sepanjang 50 meter tersebut berada di jalur air yang sungai yang deras, tidak memungkinkan untuk membuat jembatan sementara.
Tipikal sungai ekstrem, secara teknis sulit untuk membuat jembatan gantung. Karena banjir yang terjadi airnya cukup besar dan membawa kayu yang cukup besar dari hulu sungai, sehingga rawan rusak lagi jika dibuat jembatan sementara yang tidak permanen.
Sehingga, sementara ini fokusnya adalah penanganan warga yang terdampak, yaitu dengan membantu kebutuhan pokoknya.
Menurutnya, Bupati Jembrana I Nengah Tamba sudah datang ke lokasi jembatan putus dan memerintahkan BPBD Jembrana untuk fokus membantu kebutuhan pokok warga.
“Bupati sudah perintahkan untuk fokus membantu kebutuhan warga. Paling tidak, tidak ada warga kelaparan karena terisolasi,” terangnya.
Selain jembatan putus total, terjadi longsor di bantaran sungai tepatnya di samping pura.
Pada saat banjir sebelumnya, desa adat sudah melakukan upaya mengatasi longsor tersebut, tetapi rusak lagi karena banjir bandang. Penanganan secara permanen belum, karena kewenangan balai.
Selain itu, ada beberapa titik senderan dan batu beronjong yang jebol. Bahkan ada senderan yang masih baru juga rusak.
Korban jiwa dipastikan tidak ada, namun ternak sapi warga tiga ekor dilaporkan mati 1 ekor dan 2 ekor sapi muda belum ditemukan.
Luapan air sungai juga membanjiri rumah warga di dua banjar Desa Yehembang Kangin. Yakni, Banjar Sumbul 15 KK, Banjar Tibusambi 14 KK, banjar Tegak Gede 1 KK, Banjar Nusamara 1 KK.
Karena banjir tersebut, banyak perabotan rumah tangga warga hilang terbawa banjir.
Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra mengatakan, akibat hujan deras yang terjadi pada Kamis lalu, menyebabkan banjir di beberapa lokasi di Kecamatan Mendoyo dan Pekutatan.
Sedikitnya ada tiga sungai meluap dan mengakibatkan banjir hingga ke rumah warga di Desa Yeh Sumbul dan Medewi.
Selain itu, Jembatan gantung di Banjar Nusamara, Desa Yehembang Kangin, putus diterjang banjir.
Salah satu fasilitas umum yang rusak akibat terjangan banjir di Nusamara, desa Yehembang Kangin yakni jembatan gantung putus.
“Sejauh ini tidak ada korban jiwa. Ada sejumlah rumah warga di dekat sungai yang terkena banjir baik itu di Yehembang Kangin, Yeh Sumbul, Medewi dan Pulukan,” ujarnya.
Di Pulukan, banjir di Sungai Pulukan menerjang kandang peternakan burung puyuh milik warga. Akibatnya ratusan burung puyuh ternak warga mati.
TRC hingga saat ini masih melakukan upaya pertolongan pertama. Membantu membersihkan rumah warga yang kebanjiran dan memberikan bantuan.