DENPASAR,radarbali.id – Sang Juara I Ogoh-ogoh tingkat Provinsi Bali tahun 2022, Sekaa Teruna (ST) Eka Bhuana Tunggal Budi Banjar Adat Seminyak Kaja optimistis dapat mempertahankan gelar juara tahun ini . Ogoh-ogoh tahun ini unik karena membuat kereta dengan bahan kertas dan tripleks. Konseptor Ogoh-ogoh, Anak Agung Made Bagus Satria Wibisana saat ditemui, kemarin (8/3), khusus kereta menggunakan kertas solex dan tripleks sehingga kereta itu terlihat kokoh.
Nama ogoh-ogoh ini Rabasa Warasana Ing Triloka yang bermakna merebut tahta tiga dunia. Tiga tokohnya, Shankasur (berwarna biru) , Dewa Indra (putih) dan Virbhadra (tengah). Gung De-sapaannya- menceritakan Shankasur adalah pengikut Dewa Wisnu sehingga dibuat berwarna biru berhasil mengalahkan Dewa Indra. Dalam pembuatan ogoh-ogoh cukup rumit membuat tiga tokoh, ditambah ada kuda dan kereta. Anatomi kuda dan kereta sangat persis sekali.
Bahan-bahan yang digunakan tidak ada memakai plastik atau gabus. Selain memakai kertas dan tripleks, mereka juga memakai serbukan kayu, besi, koran, bambu, Koran, kertas, dan tali. Ogoh-ogoh yang dibuat tidak hanya mengikuti lomba saja, tapi saat malam Hari Raya Nyepi, Selasa, 21 Maret mendatang ogoh-ogoh ini diarak di catus pata, Seminyak, Kuta, Badung. Ogoh-ogoh akan diiringi fragmentari, 11 pemudi dan 21 pemuda yang akan main gamelan.
“Parade ini untuk menampilkan kepada masyarakat dan wisatawan yang ada di Lingkungan Seminyak. Maka kami tampilkan terbaik, gengsi juga. Maka, ogoh-ogoh harus kuat karena untuk parade,” senyumnya.
Modalnya, tentu dari hadiah juara tahun lalu karena diganjar uang tunai Rp 50 juta sehingga mereka bisa menampilkan terbaik untuk masyarakat Seminyak. Gung De menuturkan, kesulitan dalam konstruksinya, seperti membuat Virbhadra hanya satu tumpuan. Selain itu, bentuk kuda supaya anatominya seperti asli. “Kontruksinya kami pikirkan lumayan. Besi juga bukan besi sembarangan kami gunakan,” terangnya.
Ogoh-ogoh ini sangat berat, menurut Gung De saat pawai nanti minimal butuh 30 orang tenaga untuk mengangkat ogoh-ogoh, ditambah dengan bantuan roda. Kepala ogoh-ogoh dan roda kereta nanti dapat bergerak.
Diakuinya waktu yang diberikan sangat singkat, hanya 1,5 bulan. Lelaki berusia 23 tahun ini sangat perfeksionis, saat terlihat ada retakan akan diamplas lagi dan dipoles sampai tiga kali. “Tiga kali retak kami amplas itu yang memakan banyak waktu dan tenaga,” imbuhnya.
Sekaa teruna ini telah menghabiskan Rp 38 juta untuk ogoh-ogoh saja, belum termasuk parade dan pengeluaran propertinya. Ogoh-ogoh ini dikerjakan, terdiri dari dua undagi,konseptor dan tukang cat ada dua orang serta anggota sekaa teruna (ST) ikut membantu juga.
Sementara itu, Kelian Adat Banjar Adat Seminyak Kaja, I Gusti Agung Made Dwiana Utama, mengungkapkan selama ini kegiatan para yowana (pemuda) sangat positif dan menghasilkan prestasi. Seperti Juara I Ogoh-ogoh Tingkat Provinsi (2022), Juara I Lomba Video Ogoh-ogoh Kabupaten Badung (2020), Juara Harapan III Ogoh-ogoh tingkat Kabupaten Badung (2019).
“Kami mendukung penuh karena mereka sudah berprestasi. Kami dari banjar adat selalu mendukung kegiatan positif dan hasilnya juga positif,” ucapnya. (feb)