SEMARAPURA – Dinas Pertanian Kabupaten Klungkung akhirnya melakukan koordinasi dan pengecekan ke Desa Tihingan, Kecamatan Banjarangkan, Senin (7/6) berkaitan dengan informasi matinya anak sapi milik petani setempat dengan sejumlah luka terbuka.
Dari penelusuran, matinya sapi dengan sejumlah luka terbuka itu bukan dilakukan anjing liar murni namun dilakukan oleh anjing peliharaan warga yang diliarkan.
“Ada penduduk yang mengatakan bahwa ada anjing memang dipelihara di sana yang diduga penyebab anak sapi petani mati. Ini yang masih kami tindak lanjuti,” ujar Kepala Dinas Pertanian Klungkung, Ida Bagus Gede Juanida.
Hanya saja saat melakukan pengecekan ke lokasi kemarin, petugasnya belum menemukan anjing yang dimaksud. Selama belum jelas anjing yang menggigit anak sapi petani itu, pihaknya telah menyarankan berbagai strategi kepada para petani untuk mencegah hal serupa terjadi.
“Seperti tidak mengikat anak sapinya dengan panjang tali yang membatasi gerak anak sapi tersebut,” terangnya.
Sebab anak sapi menurutnya sangat rawan menjadi santapan anjing. Dengan menggunakan tali yang tidak terlalu membatasi gerak, diharapkan anak sapi dapat bergerak lebih leluasa untuk menghindari gigitan anjing.
“Bila ingin mengandangkan anak sapinya, kami sarankan untuk membuat kandang yang sulit untuk dimasuki anjing. Atau bisa membuat jerat,” terangnya.
Lebih lanjut pihaknya tidak memungkiri bila tidak sedikit warga Desa Tihingan yang memelihara anjing dengan cara diliarkan. Menurutnya hal itu cukup membahayakan. Terutamanya dalam pengendalian kasus gigitan anjing rabies.
Untuk itu besar harapannya warga Kabupaten Klungkung bisa bertanggung jawab dalam memelihara binatang peliharaannya. Tidak hanya dengan memberi makan, namun juga tidak membiarkan anjing peliarannya berkeliaran begitu saja di luar rumah sebab sangat rawan terinfeksi rabies.