AMLAPURA- Kebakaran lahan beruntun terjadi di kecamatan Kubu, Karangasem, Bali.
Seperti diketahui pada Selasa (7/9) lalu kebakaran lahan terjadi di Banjar Dinas Lebah, Desa Sukadana, Kecamatan Kubu, Karangasem.
Lahan yang terbakar terdapat tanaman mente dan mangga seluas 5 hektare lebih. Sementara Rabu (8/9), api mengamuk di lahan seluas 2 hektare.
Kejadiannya di Banjar Dinas Munti Gunung, Desa Tianyar, Kecamatan Kubu.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Karangasem, I Nyoman Tari mengatakan, sejak dua minggu terakhir para personelnya acap menangani pemadaman kebakaran lahan di Kecamatan yang berada di Ujung Utara Kabupaten Karangasem itu.
Dia menyebut, total kebakaran lahan hingga saat ini sudah mencapai 40 hektare. “Sampai sekarang (Rabu sore) personel saya belum balik dari Kubu.
Masih melakukan penanganan kebakaran. Seminggu ini sudah ada tiga kebakaran lahan di sana (Kubu),” ucap Nyoman Tari saat dikonfirmasi.
Diakui, wilayah Kubu terjadi kekeringan yang cukup ekstrim.
Terlebih karena wilayahnya berada di dekat pantai. Pihaknya bersama aparat kepolisian pun melakukan penyelidikan apakah kebakaran lahan ini ada unsur sengaja atau murni karena kekeringan.
“Sejauh ini belum ada unsur kesengajaan. Namun kami terus pantau lewat Bhabin juga. Kalau yang di Sukadana itu pernah karena putung rokok, lahan yang terbakar itu kan sering dilalui orang.
Ada juga karena warga membakar sampah, lalu terbawa angin dan terjadi kebakaran lahan,” jelasnya.
Pihaknya pun sudah sering melakukan sosialisasi terhadap warga sekitar agar tidak membakar sampah sembarangan dan membuang putung rokok ke lahan yang kering.
“Karena kalau kering, api cepat sekali menyebar,” imbuhnya.
Tari mengakui penanganan kebakaran di wilayah Kubu kerap kali lamban. Ini mengingat lokasi Kecamatan Kubu yang cukup jauh dan medan yang sulit.
Untuk mencapai wilayah Kubu hingga pada titik lokasi kebakaran, petugas yang berangkat dari pos 1 pemadam kebakaran Karangasem memakan waktu paling singkat 40 sampai 45 menit.
Sementara pihaknya dituntut untuk bisa sampai lokasi selama 15 menit.
“Makanya kami punya program agar bisa membangun pos di wilayah Kubu untuk bisa cepat dan tanggap dalam menangani kebakaran. Tapi karena terbentur anggaran jadi belum bisa terealisasi,” kata Tari.
Selain terkendala keberadaan pos pemadam kebakaran, pihaknya hingga saat ini juga dihadapkan pada keterbatasan unit mobil operasional damkar.
Untuk saat ini, ketersediaan mobil pemadam kebakaran hanya enam unit untuk meng-cover delapan kecamatan di seluruh Karangasem.
“Kondisi armada juga sudah tua-tua. Tapi kami sudah anggarkan untuk pengadaan satu lagi unit mobil kebakaran. Semoga saja bisa terealisasi,” harapnya.