29.8 C
Denpasar
Saturday, June 3, 2023

PHDI dan MDA Minta Umat Hindu Rayakan Galungan Pakai Buah Lokal

DENPASAR – Umat Hindu di Bali sedang disibukkan untuk persiapan menyambut Hari Suci Galungan yang jatuh pada Rabu (10/11/2021) dan Hari Suci Kuningan pada, Sabtu (20/11/2021).

Sebagian besar masyarakat di Bali pun merayakan dengan sederhana, karena situasi perekonomian di Bali yang belum membaik akibat pandemi Covid 19.

Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali bersama Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali pun mengajak Umat Hindu yang ada di Desa Adat seluruh Bali untuk menggunakan buah lokal saja dalam pembuatan banten (sesajen)atau sarana yadnya.

Hal ini juga bagian untuk mengimplementasikan Peraturan Gubernur Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali.

Baca Juga:  Begini Ceritanya Wabup Kasta Atasi Kesurupan di SMPN 4 Banjarangkan

Seperti disampaikan Bendesa Agung Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali, Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet yang diwakili oleh Petajuh Bidang Agama, Seni, Budaya, Tradisi dan Kearifan Lokal, Gusti Made Ngurah.

“Penggunaan buah lokal di Desa Adat untuk keperluan upacara keagamaan memiliki nilai yang sangat positif bagi pertanian maupun perekonomian Bali. Sehingga Kami di MDA Provinsi Bali yang dibantu oleh MDA Kabupaten/Kota serta prajuru Desa Adat selalu mengajak dan mensosialisasikan kepada krama desa agar memanfaatkan buah lokal Bali, baik untuk kegiatan upacara agama salah satunya,” ujarnya pada Senin (8/11/2021).

Hal ini juga disampaikan oleh Ketua Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali, Prof. Dr. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si mengatakan, dengan memanfaatkan buah lokal, tidak saja bisa membantu perekonomian para petani Bali, tetapi juga, uuangnya juga beredar untuk umat Hindu di Bali.

Baca Juga:  Data Pemegang KIS – PBI Daerah Tidak Valid di Buleleng Terus Bertambah

“Namun lebih dari itu, tanaman yang menghasilkan buah lokal Bali telah melalui serangkaian upacara pada saat hari Raya Tumpek Pengatag ( Tumpek Uduh), sehingga buah lokal Bali sebelum dimanfaatkan, secara tradisi dan keagaaman Hindu di Bali sudah menjalani proses penyucian dengan harapan tanaman tersebut subur, dan menghasilkan buah yang berkualitas,” pungkasnya.



DENPASAR – Umat Hindu di Bali sedang disibukkan untuk persiapan menyambut Hari Suci Galungan yang jatuh pada Rabu (10/11/2021) dan Hari Suci Kuningan pada, Sabtu (20/11/2021).

Sebagian besar masyarakat di Bali pun merayakan dengan sederhana, karena situasi perekonomian di Bali yang belum membaik akibat pandemi Covid 19.

Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali bersama Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali pun mengajak Umat Hindu yang ada di Desa Adat seluruh Bali untuk menggunakan buah lokal saja dalam pembuatan banten (sesajen)atau sarana yadnya.

Hal ini juga bagian untuk mengimplementasikan Peraturan Gubernur Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali.

Baca Juga:  Masih Saja Hujan, BMKG Prediksi Bulan April Bali Masuk Musim Kemarau

Seperti disampaikan Bendesa Agung Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali, Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet yang diwakili oleh Petajuh Bidang Agama, Seni, Budaya, Tradisi dan Kearifan Lokal, Gusti Made Ngurah.

“Penggunaan buah lokal di Desa Adat untuk keperluan upacara keagamaan memiliki nilai yang sangat positif bagi pertanian maupun perekonomian Bali. Sehingga Kami di MDA Provinsi Bali yang dibantu oleh MDA Kabupaten/Kota serta prajuru Desa Adat selalu mengajak dan mensosialisasikan kepada krama desa agar memanfaatkan buah lokal Bali, baik untuk kegiatan upacara agama salah satunya,” ujarnya pada Senin (8/11/2021).

Hal ini juga disampaikan oleh Ketua Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali, Prof. Dr. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si mengatakan, dengan memanfaatkan buah lokal, tidak saja bisa membantu perekonomian para petani Bali, tetapi juga, uuangnya juga beredar untuk umat Hindu di Bali.

Baca Juga:  Sang Ayah Akui Perkosa Anak Kandung dalam Kondisi Sadar

“Namun lebih dari itu, tanaman yang menghasilkan buah lokal Bali telah melalui serangkaian upacara pada saat hari Raya Tumpek Pengatag ( Tumpek Uduh), sehingga buah lokal Bali sebelum dimanfaatkan, secara tradisi dan keagaaman Hindu di Bali sudah menjalani proses penyucian dengan harapan tanaman tersebut subur, dan menghasilkan buah yang berkualitas,” pungkasnya.


Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru