TABANAN – Kendati telah banyak mencetak tenaga-tenaga terampil dan telah lulus bekerja, pada tahun 2022 ini Lembaga Latihan Kerja (LLK) Tabanan rupanya mendapat jatah paket pelatihan keterampilan lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya. Rupanya, kondisi gedung yang tak layak menjadi biang keroknya.
Tahun 2022 ini LLK hanya mendapat sebanyak 7 paket atau kelas dari usulan sebanyak 22 paket. Sedikit kuota paket pelatihan, tentunya ini akan mempengaruhi jumlah pelamar yang akan mengikuti pelatihan.
Dari data yang diperoleh, total 7 paket yang diberikan tersebut akan menampung peserta pelatihan sebanyak 112 orang. Rinciannya 1 kelas servis sepeda motor, satu kelas servis AC, satu kelas spa terapis, 1 kelas pembuatan roti dan kue, 1 kelas Barista, dan 2 kelas menjahit pakaian.
“Kalau dilihat dari minat masyarakat justru sangat sedikit sekali. Karena banyak sekali yang ingin ikuti pelatihan di kita tiap tahunnya,” kata Kepala UPTD LLK Tabanan, I Gede Nengah Sugiarta saat dikonfirmasi, Minggu (9/1).
Sugiarta menjelaskan, beberapa faktor menjadi penyebab paket yang diberikan sangat jauh dari minat masyarakat. Selain anggaran dari pusat atau Kementerian Tenaga Kerja kemungkinan berkurang, karena dialihkan ke penanganan Covid-19. Juga penyebab lainnya sarana gedung LLK Tabanan yang belum memadai.
“Jujur saja tempat atau gedung sarana pelatihan kita kurang layak masih perlu rehab. Apalagi setiap tahun kita belum juga ada perubahan dengan gedung kita,” akunya.
Dengan hanya 7 kelas paket pelatihan yang diberikan ini tentunya akan membatasi dari masyarakat yang ingin mengikuti pelatihan barista dan roti kue.
Dua kelas ini menjadi favorit di tengah pandemi karena masyarakat juga lebih cenderung mengikuti pelatihan berbasis kompetensi untuk bekal mereka sendiri nantinya.
“Terutama untuk pelatihan Barista dan Roti Kue itu yang paling banyak peminatnya. Karena di masa pandemi ini banyak yang ingin ikut pelatihan berbasis kompetensi untuk menambah skill mereka,” imbuhnya.