DENPASAR-Memasuki hari kesepuluh penerapan Pemberlakukan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Bali justru terus meroket.
Bahkan, sesuai data harian Satuan tugas Penanganan Covid-19 Nasional, jumlah kasus harian terkonfirmasi positif Covid-19 di Bali, per Selasa (13/7) hari ini, justru menembus rekor.
Sesuai data harian, ada penambahan kasus baru terkonfirmasi positif sebanyak 723 orang di Bali. Bahkan selain penambahan kasus positif, Satgas juga mencatat adanya jumlah pasien meninggal di Bali sebanyak 22 orang, sembuh 358 orang dan kasus aktif (menjalani perawatan/isolasi) sebanyak 4.933 orang.
Sementara itu, dari sebaran kasus, daerah (kabupaten/kota) penyumbang terbanyak kasus, yakni Denpasar, Badung dan Buleleng.
Pencapaian rekor kasus harian di Bali ini sontak memunculkan sejumlah pertanyaaan. Terlebih, peningkatan kasus terjadi saat pemerintah sedang gencar-gencarnya melakukan razia, serbuan vaksinasi, pengetatan semua sektor usaha, dan penerapan PPKM Darurat Jawa-Bali.
Selain itu, akibat melonjaknya kasus positif Covid-19, tidak sedikit masyarakat yang mempertanyakan efektifitas dari penerapan PPKM Darurat Jawa-Bali yang sudah berlangsung sejak 3 Juli 2021 lalu.
Menyikapi munculnya pertanyaan publik terkait efektifitas PPKM Darurat, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim hal ini efektif.
“Pemberlakukan PPKM ini memperlihatkan data bahwa memang ada penurunan mobilitas Jawa-Bali di angka 15 persen, dari target kami sebenarnya adalah 20 persen,” kata Luhut dalam konferensi persnya di kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Ia berharap, penurunan mobiltas kedepan dapat sesuai target, sehingga dapat meneken kasus positif harian di Jawa dan Bali.
“Implementasi di lapangan semakin baik dan dalam seminggu kedepan mobilitas masyarakat semakin turun lagi,” sebutnya.