GIANYAR-Sejumlah orang tua (ortu) siswa meminta pemerintah segera mengoperasikan angkutan siswa gratis untuk menunjang Pembelajaran Tatap Muka (PTM). “Selain gratis, kami orang tua menjadi merasa aman kalau anak-anak sudah dijemput sama angkutan,” ujar salah satu orang tua siswa, Ketut Budiarta, Selasa (12/10).
Menurut Budiarta, adanya angkutan siswa gratis, ortu siswa bisa fokus bekerja. “Kami juga leluasa menjalankan pekerjaan, apalagi pandemi mencari pekerjaan susah. Kalau ada angkutan kan kami tidak kepikiran,” kata Budiasa.
Kepala Dinas Perhubungan Gianyar, I Wayan Suamba yang dikonfirmasi mengaku masih menunggu uji coba PTM selesai. “Iya, belum kami operasikan. Ini PTM kan masih uji coba, nanti setelah uji coba pasti dioperasikan,” ujarnya.
Suamba mengatakan, hanya bus biru yang beroperasi. Itu pun hanya di jalur protokol. “Yang jalan baru bus birunya, memang tidak menjangkau pelosok,” jelasnya.
Untuk angkutan siswa, lanjut Suamba bisa dioperasikan. Dengan catatan, tidak ada klaster covid selama PTM. “Semoga usai PPKM level 3 berakhir tanggal 18 Agustus bisa normal dengan catatan PTM tidak jadi klaster baru,” ujarnya.
Pihaknya membantah jika pengoperasian angkutan siswa terkendala anggaran. “Semua tinggal eksekusi. Tidak ada kendala, termasuk anggarannya aman,” tegasnya.
Suamba menambahkan, jumlah angkutan masih tetap seperti sebelumnya. “Tetap kami operasikan 204 angkot dan 12 bus,” ungkapnya.
Selain itu, upah yang diberikan kepada sopir tidak ada pengurangan. “Sama seperti tahun sebelumnya berkisar lima juta per bulan. Perhitungannya, sopir dibayar per kilometer rute yang dilalui,” terangnya. Dengan rinciannya pembayaran di kisaran Rp 5.500 sampai Rp 6.500 per kilometer.