25.4 C
Denpasar
Friday, March 24, 2023

Terus Merugi, Belasan Perusahan Kapal di Padangbai Pindah ke Palembang

AMLAPURA- Sebanyak 13 perusahaan kapal yang melayani rute penyeberangan Padangbai-Lembar akhirnya resmi memutuskan hengkang dan beralih lintasan.

 

Perusahaan kapal yang memilih untuk pindah lintasan lantaran tidak sanggup menanggung kerugian yang terus terjadi akibat jumlah penumpang khususnya dari angkutan logistik yang menurun drastis.

 

Seperti diungkap Ketua DPC Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) Pelabuhan Padangbai, Anang Heru dikonfirmasi, Senin (14/6).

Anang menyebut, rute penyeberangan Padangbai-Lembar saat ini sudah tak produktif.

 

Alasan utama menurunnya jumlah penumpang karena dibukannya rute penyeberangan Ketapang-Lembar.

 

Sehingga banyak angkutan logistik memilih jalur tersebut dengan pertimbangan efisiensi waktu dan tenaga.

 

“Harganya juga tidak beda jauh. Sehingga perusahaan logistik lebih memilih rute langsung Ketapang-Lembar,” ujarnya.

Kapal-kapal yang sebelumnya beroperasi di wilayah Padangbai-Lembar kini banyak berpindah ke wilayah Palembang.

 

Karena di Palembang dianggap jalur produktif namun dari sisi ketersediaan armada masih sedikit.

 

Karena secara hitung-hitungan jika tetap bertahan di Padangbai akan terus mengalami kerugian.

Baca Juga:  Hindari Letusan Gunung Agung, Pengungsi Terpaksa Tidur di Kandang Ayam

 

“Untuk saat ini menurunnya sudah 40 persen jika dibandingkan sebelum pandemi dan sebelum dibukanya tol laut Ketapang-Lembar,” kata Anang.

Sebagai gambaran, Anang mejelaskan untuk satu kapal dengan ukuran besar sebelumnya bisa meraih penghasilan di angka Rp2,5 miliar per bulan.

Namun untuk saat ini, untuk mencari pendapatan Rp1 miliar diakui sangat sulit. Bahkan hampir sebagia besar tidak tercapai.

 

“Itu sudah rugi. Karena pengeluaran biaya perawatan, docking, hingga gaji karyawan. Perusahaan kapal yang memiliki satu unit kapal terpaksa tutup, yang besar-besar biasanya menaruh tiga armada kini tinggal satu, yang dua sudah pindah,” terangnya.

Alasan lain yang juga memicu terjadi penurunan penumpang khususnya angkutan logistik, yakni dengan dibukanya penyebrangan baru di Pelabuhan Tanah Ampo.

 

Kapal yang kini masih tahap uji coba itu memberikan beberapa diskon bagi mobil angkutan logistik yang menggunakan kapal tersebut. Seperti memberika cashback hingga Rp300 ribu dan lainnya.

Baca Juga:  Muatan Kian Menyusut, Belasan Kapal di Pelabuhan Padangbai Pindah Rute

 

“Dengan adanya promo itu sopir logistik otomatis memilih kapal itu. Itu sempat habis-habisan kami. Terlebih ada larangan mudik, tambah tertekan,” paparnya.

Menyikapi kondisi tersebut, pihak Gapasdap Pelabuhan Padangbai belum lama ini menghadap Bupati Karangasem, untuk membahas kondisi ini.

 

“Alhamdulillah pak Bupati merespon dan akan bersurat ke Dirjen Perhubungan Laut agar pelabuhan Tanah Ampo dikembalikan menjadi pelabuhan cruise. Saya juga mendapat info, akhir bulan ini masa uji coba kapal di Tanah Ampo akan berakhir, untuk saat ini kapal mereka sedang docking di Lampung,” terang Anang.

Para pengusaha berharap kondisi produktif di Pelabuhan Padangbai bisa kembali normal.

 

Terlebih dengan adanya rencana pembangunan tol Gilimanuk-Mengwi bisa membuat penyebrangan di Padangbai kembali menggeliat seperti sebelumnya.

 

Karena dengan dibangunnya tol Gilimanuk-Mengwi ini, angkutan logistik bisa memangkas waktu perjalanan dari Gilimanuk menuju Padangbai dengan perbandingan biaya yang lebih murah.

 

“Kami sangat berharap rencana tol itu bisa terealisasi,” tandasnya.



AMLAPURA- Sebanyak 13 perusahaan kapal yang melayani rute penyeberangan Padangbai-Lembar akhirnya resmi memutuskan hengkang dan beralih lintasan.

 

Perusahaan kapal yang memilih untuk pindah lintasan lantaran tidak sanggup menanggung kerugian yang terus terjadi akibat jumlah penumpang khususnya dari angkutan logistik yang menurun drastis.

 

Seperti diungkap Ketua DPC Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) Pelabuhan Padangbai, Anang Heru dikonfirmasi, Senin (14/6).

Anang menyebut, rute penyeberangan Padangbai-Lembar saat ini sudah tak produktif.

 

Alasan utama menurunnya jumlah penumpang karena dibukannya rute penyeberangan Ketapang-Lembar.

 

Sehingga banyak angkutan logistik memilih jalur tersebut dengan pertimbangan efisiensi waktu dan tenaga.

 

“Harganya juga tidak beda jauh. Sehingga perusahaan logistik lebih memilih rute langsung Ketapang-Lembar,” ujarnya.

Kapal-kapal yang sebelumnya beroperasi di wilayah Padangbai-Lembar kini banyak berpindah ke wilayah Palembang.

 

Karena di Palembang dianggap jalur produktif namun dari sisi ketersediaan armada masih sedikit.

 

Karena secara hitung-hitungan jika tetap bertahan di Padangbai akan terus mengalami kerugian.

Baca Juga:  Muatan Kian Menyusut, Belasan Kapal di Pelabuhan Padangbai Pindah Rute

 

“Untuk saat ini menurunnya sudah 40 persen jika dibandingkan sebelum pandemi dan sebelum dibukanya tol laut Ketapang-Lembar,” kata Anang.

Sebagai gambaran, Anang mejelaskan untuk satu kapal dengan ukuran besar sebelumnya bisa meraih penghasilan di angka Rp2,5 miliar per bulan.

Namun untuk saat ini, untuk mencari pendapatan Rp1 miliar diakui sangat sulit. Bahkan hampir sebagia besar tidak tercapai.

 

“Itu sudah rugi. Karena pengeluaran biaya perawatan, docking, hingga gaji karyawan. Perusahaan kapal yang memiliki satu unit kapal terpaksa tutup, yang besar-besar biasanya menaruh tiga armada kini tinggal satu, yang dua sudah pindah,” terangnya.

Alasan lain yang juga memicu terjadi penurunan penumpang khususnya angkutan logistik, yakni dengan dibukanya penyebrangan baru di Pelabuhan Tanah Ampo.

 

Kapal yang kini masih tahap uji coba itu memberikan beberapa diskon bagi mobil angkutan logistik yang menggunakan kapal tersebut. Seperti memberika cashback hingga Rp300 ribu dan lainnya.

Baca Juga:  Larangan Mudik Berakhir, Penumpang di Padangbai Masih di Bawah Normal

 

“Dengan adanya promo itu sopir logistik otomatis memilih kapal itu. Itu sempat habis-habisan kami. Terlebih ada larangan mudik, tambah tertekan,” paparnya.

Menyikapi kondisi tersebut, pihak Gapasdap Pelabuhan Padangbai belum lama ini menghadap Bupati Karangasem, untuk membahas kondisi ini.

 

“Alhamdulillah pak Bupati merespon dan akan bersurat ke Dirjen Perhubungan Laut agar pelabuhan Tanah Ampo dikembalikan menjadi pelabuhan cruise. Saya juga mendapat info, akhir bulan ini masa uji coba kapal di Tanah Ampo akan berakhir, untuk saat ini kapal mereka sedang docking di Lampung,” terang Anang.

Para pengusaha berharap kondisi produktif di Pelabuhan Padangbai bisa kembali normal.

 

Terlebih dengan adanya rencana pembangunan tol Gilimanuk-Mengwi bisa membuat penyebrangan di Padangbai kembali menggeliat seperti sebelumnya.

 

Karena dengan dibangunnya tol Gilimanuk-Mengwi ini, angkutan logistik bisa memangkas waktu perjalanan dari Gilimanuk menuju Padangbai dengan perbandingan biaya yang lebih murah.

 

“Kami sangat berharap rencana tol itu bisa terealisasi,” tandasnya.


Artikel Terkait

Most Read


Artikel Terbaru