SEMARAPURA – Pilkades di Desa Bungamekar, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung hanya akan diikuti dua calon perbekel atau kepala desa (kades). Yakni pasangan suami-istri I Wayan Yasa dan Ni ketut Rai Sukmadewi.
Dalam Pilkades ini, yang sebetulnya benar-benar menjadi calon adalah I Wayan Yasa. Kebetulan, Yasa adalah calon kades incumbent alias petahana.
Saat dikonfirmasi Yasa menuturkan bahwa dia kembali lagi mencalonkan diri sebagai perbekel Desa Bungamekar untuk menyelesaikan visi dan misinya di periode pertama yang belum tuntas.
Yasa mengaku, keikutsertaan istrinya sebagai calon kades adalah untuk meramaikan saja. Itu cuma trik agar Yasa punya lawan dalam Pilkades.
Sebab, menurut aturan, pilkel dapat berlangsung dengan minimal 2 calon dan maksimal 5 calon. Bila hanya ada satu calon kades, maka masa pendaftaran calon diperpanjang.
Sedangkan bila sampai perpanjangan pendaftaran calon tetap hanya ada satu calon kades, maka pilkades ditunda sampai tahun depan.
Sementara sejak awal pendaftaran calon kades, dia melihat tidak ada warga Desa Bungamekar lainnya yang berkeinginan untuk meramaikan perhelatan tersebut.
“Saya kurang tahu kenapa calon sedikit, mungkin belum ada niat,” ujarnya.
Benar saja, tidak ada warga yang mencalonkan diri hingga hari terakhir pendaftaran. Sehingga akhirnya Ni Ketut Rai Sukmadewi pun didaftarkan agar pilkel bisa berjalan sesuai jadwal.
“Daripada kami cari calon dari luar, maka saya siapkan istri. Batas waktu pendaftaran hingga pukul 24.00, kami tunggu-tunggu tidak ada yang mendaftar. Sehingga pukul 23.00, kami daftarkan (Ni Ketut Rai Sukmadewi, Red),” tuturnya.
Lantaran Ni Ketut Rai Sukmadewi memang tidak dipersiapkan untuk merebut kursi perbekel, adapun Yasa yang selama ini yang turun menemui warga untuk meminta dukungan. Yang mana pemilih Desa Bungamekar sekitar 2.600 jiwa itu diarahkan untuk memilih dirinya yang mendapat nomor urut satu.
Hanya saja bila nasib berkata lain, yakni justru Sukmadewi yang terpilih, ia mengaku akan membantu istrinya itu dalam memimpin desa tersebut.
“Pilkel kali ini bukan masalah kalah dan menang namun lebih kepada partisipasi pemilih. Kalau banyak yang golput, tidak enak juga,” jelasnya.
Bila terpilih kembali mengabdi diri untuk kedua kalinya kepada Desa Bungamekar, lanjut Yasa, ia akan berupaya menuntaskan pembangunan desa yang belum tuntas. Sebab ia mengaku tidak akan maju lagi untuk ketiga kalinya meski peluang untuk maju ketiga kalinya sangat besar.
“Saya beri kesempatan kepada warga yang lain. Saya kira kalau saya tidak menjadi calon, pasti akan ada calon yang baru lagi,” tandasnya.