SEMARAPURA-Para nelayan di Kabupaten Klungkung, Bali mulai didorong beralih menggunakan bahan bakar dari premium ke bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
Mengingat bahan bakar jenis premium memiliki kadar gas buang Carbon Monoksida (CO) sebesar 6,84 persen.
Sementara pertalite sebesar 6,24 persen dan pertamax sebesar 6,06 persen.
Sales Branch Manager V Pertamina, Arnaldo Andika, Rabu (15/9) mengungkapkan selama ini nelayan di Kabupaten Klungkung menggunakan bahan bakar premium untuk mengoperasikan mesin kapalnya saat melaut mencari ikan.
Itu sebabnya, PT Pertamina menyasar nelayan untuk diedukasi sehingga mau beralih dari menggunakan premium menjadi menggunakan pertalite yang lebih ramah lingkungan.
“Apalagi mesin kapal para nelayan saat ini sudah dianjurkan menggunakan bahan bakar dengan angka oktan yang lebih tinggi sehingga mesin akan lebih awet dan lebih irit,” terangnya.
Untuk memuluskan tujuannya itu, menurutnya, PT Premium akan memberikan pengalaman kepada para nelayan untuk bisa mencoba kelebihan dari menggunakan pertalite melalui program Langit Biru.
Di mana para nelayan di Klungkung bisa mendapatkan pertalite dengan harga premium di SPBN (stasiun pengisian bahan bakar nelayan) di Kusamba.
“Melalui program Langit Biru yang akan dimulai 3 Oktober mendatang, para nelayan di Klungkung dapat membeli pertalite dengan harga premium, yakni Rp 6.450 ribu per liter.
Harga pertalite untuk para nelayan ini akan disesuaikan secara bertahap dan ditargetkan normal pada 2 Januari 2022 mendatang,” terangnya.
Berdasarkan data PT Pertamina realisasi bulanan bahan bakar premium di Provinsi Bali tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 77,3 persen dibandingkan tahun 2021.
Tahun 2020, konsumsi bulanan premium di Bali mencapai 12.996 kiloliter (KL).
Dan menjadi 2.948 KL di tahun 2021. Bila dirinci lebih jauh, penurunan konsumsi bulanan premium paling tinggi terjadi di Kabupaten Badung sementara paling rendah terjadi di Kabupaten Klungkung.
Di mana pada tahun 2020, konsumsi bulanan premium di Badung sebesar 6.246 KL menjadi 184 KL di tahun 2021 atau mengalami penurunan sebesar 97,1 persen.
Sementara konsumsi bulanan premium di Kabupaten Klungkung sebesar 2.349 KL di tahun 2020 menjadi 1.019 KL di tahun 2021 atau mengalami penurunan sebesar 56,6 persen.
Bahkan konsumsi bulanan premium di Klungkung tahun 2021 menjadi yang tertinggi di Bali. Sebab konsumsi bulanan premium tahun 2021 di Denpasar 382 KL, Jembrana 278 KL, Tabanan 267 KL, Bangli 206 KL, Buleleng 195 KL, Gianyar 157 KL, dan Karangasem 261 KL.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Klungkung Dewa Ketut Sueta Negara menambahkan, sosialisasi program Langit Biru akan dilanjutkan dengan menyasar para nelayan di Kecamatan Nusa Penida.
Di mana pada Kamis (16/9), sosialisasi dilaksanakan di Kantor Desa Lembongan dan Kamis (17/9) hari dilaksanakan di Kantor Desa Suana, Nusa Penida.
Terkait dorongan itu, sejumlah nelayan di Klungkung berharap agar harga pertalite dapat disubsidi.
Mengingat harga pertalite yang lebih mahal dibandingkan premium tertunnya akan mempengaruhi biaya operasional melaut para nelayan.
Sementara hasil tangkapan nelayan di Klungkung yang notabene nelayan kecil tidak seberapa banyak.
“Jika ada kebijakan untuk beralih ke pertalite, kami harap bisa ada subsidi khusus ke nelayan kecil sehingga harganya bisa selalu seharga premium,” ujar salah seorang nelayan Klungkung, Ketut Artawan.