MANGUPURA– Ketersediaan liquid dan tabung gas oksigen di Rumah Sakit Daerah (RSD) Mangusada mulai menipis.
Peningkatan pasien Covid-19 dan tingginya Bed Occupancy Ratio (BOR) di RSD Mangusada menjadi salah satu penyebab menipisnya stok oksigen.
Terkait menipisnya stok oksigen, Direktur RSD Mangusada, dr Ketut Japa membenarkan.
Bahkan menurutnya, hampir seluruh rumah sakit di Bali secara umum mulai mengalami krisis oksigen.
“Peningkatan pasien covid-19 di Bali dengan ketersediaan oksigen baik liquid maupun tabun tidak seimbang. Kemarin datang liquid oksigen jam 5 pagi, kami dapat 1300 liter. Itu hanya digunakan untuk satu hari saja,” jelas dr. Japa dikonfirmasi, Sabtu (17/7).
Ia mengakui untuk tabung oksigen diproduksi samator Kapal ini juga menyuplai tabung oksigen di seluruh rumah sakit di Bali. Sehingga Satgas Covid-19 Provinsi Bali membagi oksigen ini ke sejumlah rumah sakit di Bali.
“Jadi Satgas Provinsi yang membagi, yang mana rumah sakit habis oksigennya itu yang diberikan duluan,” bebernya.
Sementara kata dr Japa, BOR RSD Mangusada saat ini mencapai 75 persen atau 65 orang pasien covid-19.
“Sayangnya Bali tidak punya produksi oksigen seperti di Banyuwangi. Kalau liquidnya tidak datang, kami tidak bisa ngomong apa. Saat ini kami hanya bisa menggunakan tabung oksigen yang kami terus jaga setiap malam di Samator. Setiap 18 tabung cuma bisa digunakan maksimal oleh pasien selama 2,5 jam,” ungkapnya.
Pihaknya khawatir, dengan menipisnya oksigen, nakes akan kelelahan.
Terlebih beberapa nakes juga sudah terpapar covid-19 dan harus diistirahatkan sementara di rumah.
“Tenaga kami sudah banyak yang terpapar, sudah kelelahan. Kami sudah lapor pimpinan setiap hari nelfon 4 sampai 5 kali, kalau bisa minta bantuan relawan perawat-perawat yang baru tamat. Utamakan kita selamatkan nyawa manusia dulu,” tegasnya.
Untuk itu, dengan terus melonjaknya kasus positif Covid-19, pihaknya memohon agar masyarakat sungguh-sungguh membatasi kegiatan di luar rumah serta tidak membuat kegiatan yang berkerumun, mengingat varian delta sudah memasuki Bali dan penyebarannya cepat.
“Kami memohon agar masyarakat bersungguh-sungguh menjalankan PPKM ini. Kami khawatir kasus meningkat, nakalnya kelelahan dan tidak bisa melayani nanti,” pungkas dr Japa.