DENPASAR,radarbali.id –Â Â Pernyataan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menolak rencana pembangunan bandara di Buleleng menuai pro dan kontra.
Padahal sebelumnya mega proyek ini sudah masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Belakangan malah dicoret. Apakah hanya faktor Mega menolak?
Dikonfirmasi, Ketua Komisi III DPRD Bali, Anak Agung Adhi Ardhana yang juga politikus PDIP mengatakan, Bandara Bali Utara adalah rencana lama dari gubernur-gubernur terdahulu. Dengan adanya sikap dari Megawati tokoh nasional yang juga memiliki ikatan darah dengan Bali, tentunya  akan menjadi bahan evaluasi.
Selanjutnya kata dia, sebagaibahan arahan yang harus diperhatikan serta dikaji sematang-matangnya oleh Komisi III yang membidangi infrastruktur. Sehingga apa yang ingin menjadi harapan rakyat sebagaimana yang disampaikan dapat disesuaikan. “Kami pun dalam pembahasan serta kesepakatan substansi RTRW-P menyiapkan rencana tata ruangnya,” ucapnya.
Apa karena Megawati menolak?. Ditanya begitu, Gung Adhi sapaannya, menyatakan dihapusnya bandara Buleleng bukan karena Megawati tidak setuju, tetapi karena memang sudah tidak dapat diselesaikan. Selain itu kata dia, Â lokasinya yang dianggap tidak sesuai alias penentuan lokasi (penlok) yang tak sesuai. “Kalau pembahasan setelah itu tidak ada sepengetahuan saya,” ucapnya.
Lebih lanjut, Pria asal Denpasar ini menekankan bandara Bali Utara dikeluarkan dari PSN kemungkinan karena titik lokasi tidak sesuai sehingga tidak akan dapat diselesaikan. “Kalau tidak salah karena titik lokasi tidak sesuai sehingga tidak akan dapat diselesaikan,” tuturnya. (feb/rid)