27.6 C
Denpasar
Tuesday, May 30, 2023

Tanah Lot Sepi Pengunjung, Pedagang Pilih Tutup Usaha

TABANAN– Sejak 8 September lalu daya tarik wisata (DTW) Tanah Lot di Tabanan sudah mulai menerima kunjungan wisatawan. Perlahan pergerakan pengunjung mulai terlihat.

 

Namun, tidak semua pedagang baju, souvenir hingga makanan membuka usahanya. Hanya sebagian. “Baru beberapa pedagang atau usaha yang buka. Kebanyakan masih pilih tutup,” ungkap salah satu pedagang oleh-oleh Ni Luh Nyoman Nendeng, 55, saat ditemui Jumat (17/9).

 

Dia mengaku sebelum pandemi Covid-19 rata-rata penjualan sehari bisa tembus Rp 2-3 juta.

 

“Kalau sekarang cari uang Rp 100 ribu sangat susah. Maka tak heran masih banyak pedagang memilih untuk tutup dan tidak berjualan,” ujar Nyoman Nendeng.

 

Baca Juga:  Pasar Blahbatuh Terbakar, Buat Taman Kebo Iwa dan Gajah Mada Berdamai

Humas DTW Tanah Lot, Kadek Niti menambahkan kunjungan bagi wisatawan dibatasi seribu orang. Selain itu tingkat kunjungan per harinya rata-rata sekitar 300 orang.

 

“Kalau akhir pekannya enam ratusan orang. Itu pada 12 September kemarin,” jelasnya.

 

Ini juga yang menjadi pertimbangan para pedagang di sekitar Tanah Lot memilih untuk belum buka usahanya.”Kalaupun buka, mereka memilih akhir pekan biar tidak nanggung,” imbuhnya.

 

Di lain pihak, salah seorang fotografer langsung jadi, Nyoman Sugianto, menuturkan hal yang sama. Dia sendiri belum ada sepekan beroperasi lagi.

 

“Masih sepi. Belum begitu ramai. Saya baru lima hari kerja lagi,” kata Sugianto yang ditemui di areal karang dekat Pura Luhur Tanah Lot.

Baca Juga:  Waspada! DB dan Diare Mengancam usai Banjir Bandang di Nusa Penida


TABANAN– Sejak 8 September lalu daya tarik wisata (DTW) Tanah Lot di Tabanan sudah mulai menerima kunjungan wisatawan. Perlahan pergerakan pengunjung mulai terlihat.

 

Namun, tidak semua pedagang baju, souvenir hingga makanan membuka usahanya. Hanya sebagian. “Baru beberapa pedagang atau usaha yang buka. Kebanyakan masih pilih tutup,” ungkap salah satu pedagang oleh-oleh Ni Luh Nyoman Nendeng, 55, saat ditemui Jumat (17/9).

 

Dia mengaku sebelum pandemi Covid-19 rata-rata penjualan sehari bisa tembus Rp 2-3 juta.

 

“Kalau sekarang cari uang Rp 100 ribu sangat susah. Maka tak heran masih banyak pedagang memilih untuk tutup dan tidak berjualan,” ujar Nyoman Nendeng.

 

Baca Juga:  Waspada! DB dan Diare Mengancam usai Banjir Bandang di Nusa Penida

Humas DTW Tanah Lot, Kadek Niti menambahkan kunjungan bagi wisatawan dibatasi seribu orang. Selain itu tingkat kunjungan per harinya rata-rata sekitar 300 orang.

 

“Kalau akhir pekannya enam ratusan orang. Itu pada 12 September kemarin,” jelasnya.

 

Ini juga yang menjadi pertimbangan para pedagang di sekitar Tanah Lot memilih untuk belum buka usahanya.”Kalaupun buka, mereka memilih akhir pekan biar tidak nanggung,” imbuhnya.

 

Di lain pihak, salah seorang fotografer langsung jadi, Nyoman Sugianto, menuturkan hal yang sama. Dia sendiri belum ada sepekan beroperasi lagi.

 

“Masih sepi. Belum begitu ramai. Saya baru lima hari kerja lagi,” kata Sugianto yang ditemui di areal karang dekat Pura Luhur Tanah Lot.

Baca Juga:  Pasar Blahbatuh Terbakar, Buat Taman Kebo Iwa dan Gajah Mada Berdamai

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru