DENPASAR – Meski belum ada satupun kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) pascapembukaan border penerbangan internasional di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Badung, Bali, Kamis (14/10) lalu, namun harapan adanya geliat kunjungan wisatawan ke Bali mulai terlihat.
Kunjungan kedatangan pelaku perjalanan dari luar Bali ke Bali, itu terlihat dari jumlah kedatangan penumpang melalui terminal kedatangan domestic di Bandara Ngurah Rai, Tuban, Badung, Bali, pada Minggu (17/10) kemarin.
Stakeholder Relation Manager Angkasa Pura I Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Taufan Yudhistira saat dikonfirmasi, menyebutkan dari data kunjungan hingga Sabtu (16/10) lalu, tercatat ada 10.258 orang penumpang domestik yang tiba di Bali.
Selanjutnya untuk penumpang keberangkatan domestic, dari data Angkasa Pura I, tercatat ada 7.518 orang. “Kalau untuk penerbangan domestik masih tetap ada setiap harinya,” jelas Taufan.
Sementara itu, secara terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Provisi Bali Putu Astawa saat dikonfirmasi radarbali.id, Senin (18/10) mengatakan, hingga pertengahan Oktober 2021, Bali sudah menerima kedatangan tamu domestik sebanyak 126.533 orang.
Kunjungan ini meningkat sejak 3 hari lalu atau tepatnya pada 15 oktober 2021.
“Sejak tiga hari lalu, jumlah kunjungan ke Bali itu sepuluh ribu orang. Sebelumnya itu hanya berkisarn enam sampai delapan ribu,” terang Putu Astawa.
Jumlah kunjungan sepuluh ribu per hari dalam tiga hari terakhir ini dikatakan Astawa, merupakan jumlah kedatangan terbesar selama tahun 2021.
“Kalau bulan lalu, september itu belum ada yang menembus sepuluh ribu dalam sehari,” ungkapnya.
Sementara itu, untuk kedatangan internasional sejak mulai dibuka pada 14 oktober 2021 kemarin hingga kini masih nihil kedatangan wisatawan.
Pihaknya berharap, meski masih nihil kedatangan, kondisi ini akan berangsur membaik pada November 2021 mendatang. “Semoga bulan depan (November 2021). Kita berdoa bersama dan berharap,”ujar Astawa.
Sementara itu, masih terkait dengan tingginya jumlah kunjungan wisatawan domestik ke Bali menyebabkan sejumlah vila di Bali dengan penawaran harga miring ludes.
“Kemarin pesan coba online, cari vila di daerah Seminyak, tapi sudah sold out dan penuh semua. Saya cari yang harganya dua ratus ribuan gitu,” ujar Dewi, wisatawan asal Jakarta saat bertemu radarbali.id pada Minggu (17/10).
Lantaran kehabisan di Seminyak, Dewi pun mengaku akhirnya mendapatkan vila di wilayah Ubud.
Harganya pun dikatakan masih ramah di kantong.