DENPASAR,radarbali.id – Migrasi dari siaran Televisi (TV) analog ke TV digital terus diupayakan. Pemerintah telah merencanakan analog switch off (ASO) di wilayah Bali namun, kembali ditunda. Sebelumnya Kementerian Komunikasi dan Informatika merencanakan televisi analog dimatikan di Wilayah Bali 20 Maret pada pukul 24.00 . Tidak hanya di Bali yang ditunda, pemerintah juga menunda ASO di Palembang.
Awalnya pemadaman siaran analog di wilayah siaran Bali, Sumatra Selatan-1, dan Kalimantan Selatan-1 20 Maret ini berdasar kesepakatan antara penyelenggara multipleksing (MUX) dan stasiun TV penyelenggara program siaran. Namun, karena sebaran STB (Set top box) belum mencapai 100 persen pemerintah hanya mematikan televisi analog di Kalimantan Selatan kategori 1.
Dikonfirmasi Direktur Penyiaran Kementerian Komunikasi dan Informatika, Geryantika Kurnia saat dihubungi langsung Jawa Pos Radar Bali melalui sambungan telepon mengatakan, ASO di Bali bukan ditunda melainkan diundur yang disepakati dilaksanakan 31 Maret mendatang.
Pengunduran ini hasil koordinasi dengan pemerintah daerah, lembaga penyiaran dan stakeholder serta merujuk capaian distribusi set top box (STB) untuk rumah tangga miskin (RTM) pada 18 Maret 2023. Distribusi di Kalimantan Selatan sudah mencapai 95 persen sehingga hari ini 20 Maret pemerintah lebih dulu mematikan televisi analog di Kota Banjarmasin dan empat kabupaten/kota sekitarnya.
Sementara di Bali diperkirakan distribusi STB baru mencapai 80 persen dan Palembang 87 persen pada 20 Maret ini. “Kesepakatan Pemda dan stakeholder 20 Maret 2023 ASO hanya di Banjarmasin sedangkan Bali dan Palembang di 31 Maret 2023,” terangnya.
Kominfo merencanakan televisi analog dimatikan pada tanggal 31 Maret 2023 pukul 24.00 di sembilan Kabupaten di Seluruh Bali dan Sumatera Selatan, yakni Kota Palembang dan tiga Kabupaten/Kota sekitarnya.
Gery menjabarkan 323 infrastruktur digital (Mux) sudah dibangun TVRI. Sedangkan swasta di 341 Kabupaten/kota yang terdampak ASO (masyarakat sehari-harinya nonton siaran televisibanalog).
Dari 695 stasiun TV analog dan 572 stasiun TV sudah bersiaran digital. Terdiri dari 507 full digital dan 65 Simulcast. Selanjutanya, 123 stasiun televisi analog sedang berproses ke siaran digital sehingga seluruh masyarakat 341 kabupaten/kota yg terdampak ASO sudah bisa menikmati siaran tv digital dengan kualitas yang bersih, gambarnya jernih suaranya dan canggih teknolginya.
Geryantika menjelaskan menurut hasil survey Nielsen 15 Maret 2023 dengan dampak ASO November 2022 di kota-kota besar seperti Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo dan Surabaya penetrasi digital di kota ini sudah relatif normal paling tinggi sekitar 97 persen. Pada sebelas kota yang menjadi rating Nielsen penetrasi digital sekitar 86 persen serta penetrasi digital telah merambah ke seluruh Indonesia.”Secara nasional sekitar 71 persen masyarakat sudah beralih ke siaran digital sedangkan siaran tv analog semakin ditnggalkan,” terangnya.
Sebelum ASO, populasi penonton siaran TV analog sekitar 59 juta sedangkan posisi pada 1 Maret 2023 penonton siaran tv sekitar 53.5 juta tren pemulihan kepermisaan siaran TV semakin mendekati normal, termasuk TVR (TV rating), penonton harian serta komposisi urutan rating sudah kembali normal.
Persiapan menuju ASO, Kominfo terus menyosialisasikan siaran digital luntuk menggantikan siaran analog. Khususnya sosialisasi mengenai ASO Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, dan Bali untuk 20 Maret 2023 dan 31 Maret 2023. Langkah beralih ke siaran digital yang sudah ditayangkan oleh masing-masing stasiun TV dari jauh hari. Kesiapan penjualan STB bagi masyarakat yang membeli mandiri telah dikoordinasikan dengan Kementerian Dalam Negeri dan asosiasi Gabel, agar suplai STB terjaga dalam harga yang stabil. Informasi dari Gabel stock STB melimpah dengan harga normal. “Terakhir distribusi STB untuk rumah tangga miskin (RTM) pada saat ASO sudah melebihi 90 persen,” ucapnya.
Salah satu hambatan pelaksanaan distribusi karena faktor cuaca ekstrem di Kalimantan Selatan dan Sumatera Selaran, namun hal ini tidak mengubah fokus persiapan di ASO karena posko bantuan juga akan disiapkan sebagaimana pelaksanaan ASO di kota-kota lain sebelumnya utk RTM yg memenuhi kriteria dan belum mendapatkan STB.
Pemerintah pusat, pemerintah daerah, KPID (Komisi Penyiaran Indonesia Daerah) dan stakeholder di tiga WLS (Wilayah Layanan Siaran) terus menerus menyosialisasikan dan mengimbau khususnya masyarakat di Bali, Palembang dan Banjarmasin jauh2 hari sudah menyiapkan agar televisi yang masih analog untuk melengkapi dengan STB supaya tidak terjadi antrean pembelian STB pada saat siaran analog di hentikan di lokasi-lokasi tersebut.
Mendekati ASO Harga STB Semakin Meroket
Di sisi lain, harga STB semakin hari semakin melambung. Salah seorang warga Denpasar, Darman mengatakan awal tahun ia membeli STB merek Matrix Apple Merah di salah satu lewat online sebesar Rp 218.000. Namun, mendekati televisi analog harganya sekitar Rp 345.000. Ada juga yang harganya Rp 320 ribu. “ Kalau itu online ya tidak tahu kalau harga tokonya,” ucap Darman.
Darmab menceritakan, temannya ada juga yang jual merek Luby seharga Rp 350 ribu. Menurutnya, merek yang bagus itu Matrix dibandingkan merek lainnya. Selain itu merek lain diantaranya; Advance, Sanex, dan Polytron.
Sementara itu, dikonfirmasi dengan Anggota Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Bali, Ida Bagus Gede Yogi Jenana Putra dalam bidang Pengelolaan Struktur dan Sistem Penyiaran (PS2P) mengatakan, KPID hanya menyosialisasikan ASO dan mengawasi isi siaran televisi digital. Pihaknya melakukan literasi dari radio maupun langsung ke sekolah dan kampus-kampus. “ Kami juga melakukan literasi di televisi lokal,” terangnya.
Jumlah chanel televisi digital 29 chanel. Gus Yogi-sapaanya- mengaku tidak mengetahui data STB di Bali. Katanya, lebih baik menghubungi Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistik (Diskominfos) Provinsi Bali. “Untuk data tersebut (Sebaran STB,red) yang terbaru hanya ada di Diskominfos Bali kami di KPID Bali hanya menyosialisasikan ASO dan mengawasi isi siaran TV digital saja,” tukasnya. (feb/rid)