27.6 C
Denpasar
Friday, June 2, 2023

Kemarau, Debit Air Bendungan Gerokgak Turun ke Titik Nol Penampungan

GEROKGAK – Memasuki musim kemarau seperti sekarang ini volume air pada Bendungan Gerokgak, Buleleng mengalami penurunan tajam. Akibatnya, beberapa desa yang menjadi daerah irigasi turut terdampak terhadap ketersedian pengairan lahan sawah dan tanah garapan mereka.

Pantauan radarbali.id Sabtu (19/9) di debit air pada bendungan tampak surut pada titik terakhir penampungan bendungan. Dengan tampak air berada pada pondasi dasar bebatuan bendungan.

Menurut Petugas Pengelola dan Penjagaan Bendungan Gerokgak Sucipto,  penurunan volume air di Bendungan Gerokgak di musim kemarau sudah biasa terjadi setiap tahun. Turunnya volume air pada Bendungan Gerokgak ini terjadi sejak Juli lalu.

“Kalau normalnya air Bendungan akan berada pada ketinggian genangan air mencapai 13 meter dari dasar penampungan air dengan luas genangan air sekitar 23 hektare. Tetapi sekarang air di bendungan surut berada di titik nol tampungan mati,” kata Sucipto yang dikonfirmasi Sabtu.

Baca Juga:  Duh! Tujuh Desa di Jembrana Berpotensi Krisis Air

Dia melanjutkan turunnya volume air pada Bendungan Gerokgak menyebabkan suplai air untuk di lahan pertanian di beberapa desa mulai berkurang. Pihak pengelola kendati masih mampu menyuplai air ke sejumlah subak-subak petani, namun dilakukan secara bergiliran.

“Kami suplai air bendungan masih tiga. Yakni Desa Patas, Desa Gerokgak dan Desa Pengulon dengan 8 kelompok subak dengan total lahan sekitar  411 hektare areal pertanian. Air bendungan dialirkan melalui pipa terowongan bendungan bawah tanah,” ungkapnya. 

Menurunnya debit air bendungan setiap musim kemarau. Dikatakan Sucipto, petani di Gerokgak sudah mengetahui. Sehingga mereka beralih menanam kacang, jagung dan sejenis tanaman di lahan kering lainnya.

Baca Juga:  Kontak Mayat, Puluhan Pelayat Korban Rabies Langsung Divaksin Massal


GEROKGAK – Memasuki musim kemarau seperti sekarang ini volume air pada Bendungan Gerokgak, Buleleng mengalami penurunan tajam. Akibatnya, beberapa desa yang menjadi daerah irigasi turut terdampak terhadap ketersedian pengairan lahan sawah dan tanah garapan mereka.

Pantauan radarbali.id Sabtu (19/9) di debit air pada bendungan tampak surut pada titik terakhir penampungan bendungan. Dengan tampak air berada pada pondasi dasar bebatuan bendungan.

Menurut Petugas Pengelola dan Penjagaan Bendungan Gerokgak Sucipto,  penurunan volume air di Bendungan Gerokgak di musim kemarau sudah biasa terjadi setiap tahun. Turunnya volume air pada Bendungan Gerokgak ini terjadi sejak Juli lalu.

“Kalau normalnya air Bendungan akan berada pada ketinggian genangan air mencapai 13 meter dari dasar penampungan air dengan luas genangan air sekitar 23 hektare. Tetapi sekarang air di bendungan surut berada di titik nol tampungan mati,” kata Sucipto yang dikonfirmasi Sabtu.

Baca Juga:  Bertahun-tahun Kekeringan, Desa Kayuputih Dapat Bantuan Pompa Hidram

Dia melanjutkan turunnya volume air pada Bendungan Gerokgak menyebabkan suplai air untuk di lahan pertanian di beberapa desa mulai berkurang. Pihak pengelola kendati masih mampu menyuplai air ke sejumlah subak-subak petani, namun dilakukan secara bergiliran.

“Kami suplai air bendungan masih tiga. Yakni Desa Patas, Desa Gerokgak dan Desa Pengulon dengan 8 kelompok subak dengan total lahan sekitar  411 hektare areal pertanian. Air bendungan dialirkan melalui pipa terowongan bendungan bawah tanah,” ungkapnya. 

Menurunnya debit air bendungan setiap musim kemarau. Dikatakan Sucipto, petani di Gerokgak sudah mengetahui. Sehingga mereka beralih menanam kacang, jagung dan sejenis tanaman di lahan kering lainnya.

Baca Juga:  Intensitas Gempa Tektonik Menurun, PVMBG Evaluasi Status Gunung Agung

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru