28.7 C
Denpasar
Sunday, April 2, 2023

Lansia Miskin Ini Tertimpa Rumah Ambruk saat akan Pergi Salat Subuh

Pasangan suami istri bernama Sutarmin, 70, dan Sunarti, 65, memang memprihatinkan. Keluarga miskin ini tinggal di rumah yang lebih cocok disebut gubuk di Banjar Yehsumbul, Desa Yeh Sumbul, Mendoyo. Rumahnya ambruk dan menimpa Sutarmin saat akan Salat Subuh. 

M. BASIR, Jembrana

RUMAH keluarga miskin itu berdinding gedek atau anyaman bambu dan beratap daun kelapa. Ketika diguyur hujan dan sapuan angin kencang pada Minggu sekitar pukul 05.00 WITA, rumah itu ambruk rata dengan tanah, 

 

Saat peristiwa itu akan terjadi, pasangan lansia ini bangun tidur untuk menunaikan salat Subuh di masjid. Sunarti, lebih dulu keluar dari rumah untuk salat Subuh. Sedangkan Suratmin berniat menyusul sang istri.

Baca Juga:  Aturan Beasiswa Warisan Winasa Diubah, Tamba Prioritaskan yang Miskin

 

Belum juga keluar dari rumah, Suratmin mendengar suara retakan pada bagian atap rumah. Ia mencoba bergegas keluar rumah. Namun, belum sempat keluar, atap rumah sudah ambruk menimpa tubuhnya yang renta.

 

Suratmin pun mengalami luka ringan di bagian kepala. Beruntung korban tidak mengalami luka parah.

 

“Korban sudah mendapat pengobatan,” jelas Klian Banjar Yeh Sumbul Jamhuri, Minggu (21/11).

Kepala Pelaksana BPBD Jembrana I Putu Agus Artana Putra mengatakan, tim reaksi cepat sudah mendatangi lokasi rumah yang ambruk tersebut.

 

“Kondisi rumah memang sudah rapuh. Sehingga saat terjadi angin dan hujan, rumah ambruk,” jelasnya.

 

Pihaknya sudah memberikan bantuan penanganan bencana untuk korban, mulai kebutuhan sembako dan peralatan dapur.

Baca Juga:  Serba Baru, Puluhan Pelanggar Lalu -Lintas Terekam ETLE di Tabanan

“Sudah kami berikan sembako pada korban,” jelasnya.

Korban, lanjutnya, juga mendapat bantuan terpal dan tenda keluarga, namun tidak bisa dipasang karena tidak ada lahan.

 

Karena itu, kata Jamhuri, untuk sementara korban mengungsi di rumah kerabatnya.

 

Pihak desa dan warga juga sudah mendatangi lokasi rumah korban untuk membersihkan puing-puing bangunan. Korban juga diberikan bantuan sembako untuk kebutuhan sehari-hari.

Menurut Jamhuri, pasutri ini sehari-hari bekerja sebagai buruh serabutan dan masuk dalam keluarga penerima manfaat (KPM).

“Pihak desa sudah berupaya mengajukan mendapatkan bantuan bedah rumah, namun belum terealisasi,” katanya.



Pasangan suami istri bernama Sutarmin, 70, dan Sunarti, 65, memang memprihatinkan. Keluarga miskin ini tinggal di rumah yang lebih cocok disebut gubuk di Banjar Yehsumbul, Desa Yeh Sumbul, Mendoyo. Rumahnya ambruk dan menimpa Sutarmin saat akan Salat Subuh. 

M. BASIR, Jembrana

RUMAH keluarga miskin itu berdinding gedek atau anyaman bambu dan beratap daun kelapa. Ketika diguyur hujan dan sapuan angin kencang pada Minggu sekitar pukul 05.00 WITA, rumah itu ambruk rata dengan tanah, 

 

Saat peristiwa itu akan terjadi, pasangan lansia ini bangun tidur untuk menunaikan salat Subuh di masjid. Sunarti, lebih dulu keluar dari rumah untuk salat Subuh. Sedangkan Suratmin berniat menyusul sang istri.

Baca Juga:  Alam Sambangan Enggan Kerjasama, Perbekel Kecewa, Ini Respons Dispar

 

Belum juga keluar dari rumah, Suratmin mendengar suara retakan pada bagian atap rumah. Ia mencoba bergegas keluar rumah. Namun, belum sempat keluar, atap rumah sudah ambruk menimpa tubuhnya yang renta.

 

Suratmin pun mengalami luka ringan di bagian kepala. Beruntung korban tidak mengalami luka parah.

 

“Korban sudah mendapat pengobatan,” jelas Klian Banjar Yeh Sumbul Jamhuri, Minggu (21/11).

Kepala Pelaksana BPBD Jembrana I Putu Agus Artana Putra mengatakan, tim reaksi cepat sudah mendatangi lokasi rumah yang ambruk tersebut.

 

“Kondisi rumah memang sudah rapuh. Sehingga saat terjadi angin dan hujan, rumah ambruk,” jelasnya.

 

Pihaknya sudah memberikan bantuan penanganan bencana untuk korban, mulai kebutuhan sembako dan peralatan dapur.

Baca Juga:  Diobok-Obok Bupati, Pemilik Kafe Plus-Plus Datangi Kantor PMPTSP

“Sudah kami berikan sembako pada korban,” jelasnya.

Korban, lanjutnya, juga mendapat bantuan terpal dan tenda keluarga, namun tidak bisa dipasang karena tidak ada lahan.

 

Karena itu, kata Jamhuri, untuk sementara korban mengungsi di rumah kerabatnya.

 

Pihak desa dan warga juga sudah mendatangi lokasi rumah korban untuk membersihkan puing-puing bangunan. Korban juga diberikan bantuan sembako untuk kebutuhan sehari-hari.

Menurut Jamhuri, pasutri ini sehari-hari bekerja sebagai buruh serabutan dan masuk dalam keluarga penerima manfaat (KPM).

“Pihak desa sudah berupaya mengajukan mendapatkan bantuan bedah rumah, namun belum terealisasi,” katanya.


Artikel Terkait

Most Read


Artikel Terbaru