27.6 C
Denpasar
Thursday, March 23, 2023

Warga Temukan Anak Jalak Bali di Pohon Tumbang, Sering Masuk Pemukiman, Desa Adat Siapkan Aturan

NEGARA,radarbali.id – Warga Banjar Sumbersari, Desa Melaya, Kecamatan Melaya, menemukan dua ekor burung jalak Bali, Kamis (23/2). Burung dilindungi yang masih anakan itu, berada dalam lubang pohon kelapa yang tumbang. Beruntung jalak Bali masih bisa diselamatkan dan diserahkan kepada Balai Taman Nasional Bali Barat (TNBB).

Menurut I Kade Tirtayasa, 48, dua ekor anakan burung tersebut berada di pohon kelapa yang sudah mati milik warga. Jarak dari rumahnya sekitar 200 meter. Kemudian didatangi pemilik kebun dan menyampaikan bahwa pohon kelapa tumbang terdapat burung jalak Bali yang belum bisa terbang. “Memang awalnya saya curigai ada sarang jalak, tapi lubangnya kecil. Biasanya kalau jalak Bali lubangnya besar,” ujarnya.

Ada juga pohon berlubang yang ada jalak Bali , tetapi sudah bisa terbang. Beberapa lubang yang masih dipantau, karena sering disinggahi burung Jalak Bali. “Burung yang masih belum bisa terbang tadi sudah diserahkan ke TNBB,” terangnya.

Pria yang akrab disapa Dek Pong mengaku sebagai pecinta burung, sering diajak untuk monitoring jalak Bali di wilayahnya. Sehingga, ketika ada warga yang menemukan jalak Bali, menghubunginya. “Masih ada beberapa lubang yang diduga ada jalak Bali yang dipantau terus,” jelasnya.

Populasi jalak Bali di alam liar yang mengalami peningkatan, tidak hanya berada di kawasan hutan. Tetapi juga berada di kebun dan pemukiman warga sekitar hutan Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Wilayah Banjar Sumbersari, Desa Melaya, paling sering didatangi jalak Bali, bahkan bersarang di kebun warga.

Baca Juga:  Nyeberang Tanpa Tengok Kanan Kiri, 2 Pemotor Adu Jangkrik di Buleleng

Karena itu, Desa Adat Sumbersari langsung bergerak sosialiasi untuk melindungi burung endemik Bali yang masuk kategori dilindungi karena hampir punah tersebut. “Sementara kami hanya secara lisan kepada warga untuk menjaga kelestarian jalak Bali yang hinggap di kebun dan sekitar pemukiman warga,” ujar Bendesa Adat Sumbersari I Ketut Subanda, Kamis (23/2).

Selain itu, Subanda sudah menyampaikan kepada warganya untuk mengetahui lokasi jalak Bali bersarang. Dengan mengetahui sarangnya, bisa ikut serta menjaga dari serangan predator dan oknum warga yang akan menangkap burung. “Dengan mengetahui lokasi sarang, bisa berpotensi daya tarik wisata juga.  Ketika ada tamu, bisa langsung melihat secara langsung sarang jalak Bali,” ujar Bendesa yang pernah bekerja di pariwisata ini.

Berdasarkan informasi warga, sedikitnya empat lokasi di wilayah Desa Adat Sumbersari yang sering didatangi burung Jalak Bali dan diduga ada sarang di sekitarnya. Setiap lokasi, rata-rata dua ekor jalak Bali. “Tetapi secara formal belum terdata,” ujarnya.

Banyaknya burung jalak Bali hingga ke kebun dan pemukiman warga ini, terjadi sejak setahun terakhir. Karena itu, selain imbauan secara lisan kepada warga untuk menjaga kelestarian jalak Bali, Desa Adat akan menyiapkan aturan tertulis secara khusus untuk menjaga kelestarian jalak Bali. “Segera kita rancang aturan tertulis, dalam bentuk perarem atau awig-awig,” tegasnya.

Baca Juga:  Wow! Setahun Populasi Jalak Bali Naik 100 Ekor

Mengenai populasi jalan Bali di alam liar, Kepala Balai TNBB Agus Ngurah Krisna Kepakisan mengatakan memang ada peningkatan populasi. Saat ini tercatat sebanyak 560 ekor jalak Bali di alam liar, tidak hanya di dalam kawasan hutan tetapi juga ke kebun warga dan pemukiman warga sekitar hutan. “Jalak Bali yang berada di kebun dan pemukiman warga sudah terpantau,” ujarnya.

Karena banyak jalak Bali hingga ke kebun dan pemukiman, terutama yang berdampingan dengan hutan seperti Banjar Sumbersari, patroli rutin dari polisi hutan sudah sering dilakukan hingga ke kebun dan pemukiman warga. “Tentu berhubungan baik dengan masyarakat agar ikut serta menjaga kelestarian jalak Bali,” jelasnya.

Dari pantauan, burung jalak Bali tidak hanya mencari makan di kebun, pekarangan sekitar pemukiman warga, tetapi juga bersarang. Masyarakat juga sudah mengetahui dan menjaga kelestariannya, sehingga ketika ada anak burung jalak Bali belum bisa terbang jatuh ke tanah diselamatkan dan diserahkan kepada petugas.

Agus mengakui bahwa warga sekitar sudah berkomitmen untuk menjaga kelestarian jalak Bali. Apabila Desa Adat Sumbersari mengeluarkan aturan adat, baik lisan dan tertulis akan mendukung karena tujuannya untuk menjaga kelestarian jalak Bali. (bas/rid)



NEGARA,radarbali.id – Warga Banjar Sumbersari, Desa Melaya, Kecamatan Melaya, menemukan dua ekor burung jalak Bali, Kamis (23/2). Burung dilindungi yang masih anakan itu, berada dalam lubang pohon kelapa yang tumbang. Beruntung jalak Bali masih bisa diselamatkan dan diserahkan kepada Balai Taman Nasional Bali Barat (TNBB).

Menurut I Kade Tirtayasa, 48, dua ekor anakan burung tersebut berada di pohon kelapa yang sudah mati milik warga. Jarak dari rumahnya sekitar 200 meter. Kemudian didatangi pemilik kebun dan menyampaikan bahwa pohon kelapa tumbang terdapat burung jalak Bali yang belum bisa terbang. “Memang awalnya saya curigai ada sarang jalak, tapi lubangnya kecil. Biasanya kalau jalak Bali lubangnya besar,” ujarnya.

Ada juga pohon berlubang yang ada jalak Bali , tetapi sudah bisa terbang. Beberapa lubang yang masih dipantau, karena sering disinggahi burung Jalak Bali. “Burung yang masih belum bisa terbang tadi sudah diserahkan ke TNBB,” terangnya.

Pria yang akrab disapa Dek Pong mengaku sebagai pecinta burung, sering diajak untuk monitoring jalak Bali di wilayahnya. Sehingga, ketika ada warga yang menemukan jalak Bali, menghubunginya. “Masih ada beberapa lubang yang diduga ada jalak Bali yang dipantau terus,” jelasnya.

Populasi jalak Bali di alam liar yang mengalami peningkatan, tidak hanya berada di kawasan hutan. Tetapi juga berada di kebun dan pemukiman warga sekitar hutan Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Wilayah Banjar Sumbersari, Desa Melaya, paling sering didatangi jalak Bali, bahkan bersarang di kebun warga.

Baca Juga:  Pemerintah Tegaskan Makanan Olahan Babi Masih Aman

Karena itu, Desa Adat Sumbersari langsung bergerak sosialiasi untuk melindungi burung endemik Bali yang masuk kategori dilindungi karena hampir punah tersebut. “Sementara kami hanya secara lisan kepada warga untuk menjaga kelestarian jalak Bali yang hinggap di kebun dan sekitar pemukiman warga,” ujar Bendesa Adat Sumbersari I Ketut Subanda, Kamis (23/2).

Selain itu, Subanda sudah menyampaikan kepada warganya untuk mengetahui lokasi jalak Bali bersarang. Dengan mengetahui sarangnya, bisa ikut serta menjaga dari serangan predator dan oknum warga yang akan menangkap burung. “Dengan mengetahui lokasi sarang, bisa berpotensi daya tarik wisata juga.  Ketika ada tamu, bisa langsung melihat secara langsung sarang jalak Bali,” ujar Bendesa yang pernah bekerja di pariwisata ini.

Berdasarkan informasi warga, sedikitnya empat lokasi di wilayah Desa Adat Sumbersari yang sering didatangi burung Jalak Bali dan diduga ada sarang di sekitarnya. Setiap lokasi, rata-rata dua ekor jalak Bali. “Tetapi secara formal belum terdata,” ujarnya.

Banyaknya burung jalak Bali hingga ke kebun dan pemukiman warga ini, terjadi sejak setahun terakhir. Karena itu, selain imbauan secara lisan kepada warga untuk menjaga kelestarian jalak Bali, Desa Adat akan menyiapkan aturan tertulis secara khusus untuk menjaga kelestarian jalak Bali. “Segera kita rancang aturan tertulis, dalam bentuk perarem atau awig-awig,” tegasnya.

Baca Juga:  Alat Bantu Napas Sempat Dilepas, Korban Longsor Belum Boleh Dijenguk

Mengenai populasi jalan Bali di alam liar, Kepala Balai TNBB Agus Ngurah Krisna Kepakisan mengatakan memang ada peningkatan populasi. Saat ini tercatat sebanyak 560 ekor jalak Bali di alam liar, tidak hanya di dalam kawasan hutan tetapi juga ke kebun warga dan pemukiman warga sekitar hutan. “Jalak Bali yang berada di kebun dan pemukiman warga sudah terpantau,” ujarnya.

Karena banyak jalak Bali hingga ke kebun dan pemukiman, terutama yang berdampingan dengan hutan seperti Banjar Sumbersari, patroli rutin dari polisi hutan sudah sering dilakukan hingga ke kebun dan pemukiman warga. “Tentu berhubungan baik dengan masyarakat agar ikut serta menjaga kelestarian jalak Bali,” jelasnya.

Dari pantauan, burung jalak Bali tidak hanya mencari makan di kebun, pekarangan sekitar pemukiman warga, tetapi juga bersarang. Masyarakat juga sudah mengetahui dan menjaga kelestariannya, sehingga ketika ada anak burung jalak Bali belum bisa terbang jatuh ke tanah diselamatkan dan diserahkan kepada petugas.

Agus mengakui bahwa warga sekitar sudah berkomitmen untuk menjaga kelestarian jalak Bali. Apabila Desa Adat Sumbersari mengeluarkan aturan adat, baik lisan dan tertulis akan mendukung karena tujuannya untuk menjaga kelestarian jalak Bali. (bas/rid)


Artikel Terkait

Most Read


Artikel Terbaru