26.5 C
Denpasar
Monday, June 5, 2023

PPKM Diperpanjang Berkali-kali, Kasus Kematian di Bali Tetap Tinggi

DENPASAR-Perpanjangan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2 hingga 4 Jawa-Bali diperpanjang berkali-kali.

 

PPKM level 2-4 yang berlaku di Jawa dan Bali saat ini merupakan perpanjangan yang keenam kalinya.

 

Awalnya, pemerintah menetapkan PPKM Darurat pada 3-20 Juli 2021. Kemudian, pemerintah kembali melakukan perpanjangan PPKM hingga 25 Juli 2021.

 

Setelah itu, pemerintah kembali merubah nama menjadi PPKM level 4, 3, dan 2 dan memperpanjang lagi sampai 3 Agustus 2021.

 

PPKM level 2-4 inipun kembali diperpanjang lagi selama 6 hari hingga 9 Agustus 2021. Belum selesai, PPKM level 2-4 diperpanjang lagi sampai 16 Agustus 2021.

 

Masyarakat berharap perpanjangan PPKM berakhir, namun pada 16 Agustus lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan kembali mengumumkan memperpanjang PPKM hingga 23 Agustus 2021.

 

Setelah lima kali perpanjangan, akhirnya pemerintah melalui Presiden RI Joko Widodo melalui Youtube Sekretariat Presiden lagi-lagi mengumumkan perpanjang PPKM level 2-4 di Jawa dan Bali hingga 30 Agustus 2021.

 

Sayangnya, meski PPKM diperpanjang hingga enam kali sejak PPKM Darurat, angka kasus terkonfirmasi positif di 9 kabupaten/kota di Bali masih tinggi.

 

Bahkan angka kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 di Bali masih di kisaran 700-an kasus lebih. Sedangkan angka fatality atau kematian masih di atas 40 orang per hari.

Baca Juga:  Sebelum Tewas Keguguran, Eks Pelajar SMK Diajak Nikah Sang Pacar, tapi

 

Seperti data yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali per 25 Agustus 2021 hari ini. Dari data Satgas, tercatat ada penambahan kasus baru terkonfirmasi positif di Bali dengan jumlah 746 orang, dan kasus meninggal sebanyak 45 orang.

 

Terkait masih tingginya angka kasus terkonfirmasi positif dan angka fatality di Bali, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya, Rabu (25/8) membenarkan.

 

Bahkan kadiskes mengungkapkan, angka kasus baru di Bali masih cukup tinggi dengan sekitar 26 persen.

 

Masih tingginya kasus baru, menurut dr Suarjaya dikarenakan varian delta yang 10 kali lebih cepat menyebar dibandingkan dengan varian Covid-19 yang biasa.

 

Sementara untuk angka kematian di Bali, kata dr Suarjaya, hampir 90 persen adalah masyarakat yang belum divaksin.

“Untuk itu penambahan Isoter serta percepatan pencapaian vaksinasi kita targetkan agar bisa segera keluar dari pandemi ini,” ujar kadiskes, Rabu (25/8/2021). 

 

Sementara, Wakil Gubernur Bali Prof. Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati di sela memimpin di sela rapat peninjauan pelaksanaan Isoter berbasis Desa, bertempat di Kantor Camat Ubud, Gianyar, mengatakan, sebagai salah satu green zone, bersama dengan Sanur dan Nusa Dua, pihaknya berharap pelaksanaan Isoter berbasis desa ini membuahkan hasil dalam menekan laju penyebaran virus..

Baca Juga:  Diskresi Beli Solar, Pemilik Kapal Hingga 30 GT Diminta Urus Dokumen

 

Apalagi menurutnya pembuatan Isoter sesuai dengan arahan Menko Maritim dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan ketika kunjungan kerjanya ke Bali minggu lalu.

 

“Menurut Bapak Menko tingginya angka kasus di Bali dikarenakan banyak pasien OTG-GR yang menjalankan isoman, sehingga laju penyebarannya tidak bisa kita kontrol,” imbuhnya. 

 

Pemprov Bali, ditambahkan tokoh dari Puri Ubud ini, juga melakukan berbagai pendekatan Isoter, seperti Isoter di hotel-hotel berbintang yang difasilitasi Pemprov bersama dengan Pemkab/Pemkot, dan Isoter berbasis desa.

 

“Saya meyakini Isoter berbasis Desa sangat bagus diterapkan di Bali karena ini juga sesuai dengan kearifan lokal kita. Mungkin banyak masyarakat yang kurang nyaman jika harus diisolasi di hotel dan jauh dari tempat tinggal. Sehingga isolasi secara terpusat dengan fasilitas desa bisa menjadi salah satu solusi,” bebernya.

 

Untuk itu, Cok Ace pun mendorong desa-desa untuk terus meningkatkan jumlah Isoter serta mengajak masyarakat untuk tidak ragu lagi menjalani perawatan di Isoter selain juga testing.

 

“Tentu saja target vaksinasi terus kita kejar, sehingga masyarakat Bali bisa memenuhi target vaksin pada September mendatang,” tutupnya. 



DENPASAR-Perpanjangan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2 hingga 4 Jawa-Bali diperpanjang berkali-kali.

 

PPKM level 2-4 yang berlaku di Jawa dan Bali saat ini merupakan perpanjangan yang keenam kalinya.

 

Awalnya, pemerintah menetapkan PPKM Darurat pada 3-20 Juli 2021. Kemudian, pemerintah kembali melakukan perpanjangan PPKM hingga 25 Juli 2021.

 

Setelah itu, pemerintah kembali merubah nama menjadi PPKM level 4, 3, dan 2 dan memperpanjang lagi sampai 3 Agustus 2021.

 

PPKM level 2-4 inipun kembali diperpanjang lagi selama 6 hari hingga 9 Agustus 2021. Belum selesai, PPKM level 2-4 diperpanjang lagi sampai 16 Agustus 2021.

 

Masyarakat berharap perpanjangan PPKM berakhir, namun pada 16 Agustus lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan kembali mengumumkan memperpanjang PPKM hingga 23 Agustus 2021.

 

Setelah lima kali perpanjangan, akhirnya pemerintah melalui Presiden RI Joko Widodo melalui Youtube Sekretariat Presiden lagi-lagi mengumumkan perpanjang PPKM level 2-4 di Jawa dan Bali hingga 30 Agustus 2021.

 

Sayangnya, meski PPKM diperpanjang hingga enam kali sejak PPKM Darurat, angka kasus terkonfirmasi positif di 9 kabupaten/kota di Bali masih tinggi.

 

Bahkan angka kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 di Bali masih di kisaran 700-an kasus lebih. Sedangkan angka fatality atau kematian masih di atas 40 orang per hari.

Baca Juga:  Selain Korban Tewas, Menyebabkan Longsor dan Reruntuhan Batu

 

Seperti data yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali per 25 Agustus 2021 hari ini. Dari data Satgas, tercatat ada penambahan kasus baru terkonfirmasi positif di Bali dengan jumlah 746 orang, dan kasus meninggal sebanyak 45 orang.

 

Terkait masih tingginya angka kasus terkonfirmasi positif dan angka fatality di Bali, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya, Rabu (25/8) membenarkan.

 

Bahkan kadiskes mengungkapkan, angka kasus baru di Bali masih cukup tinggi dengan sekitar 26 persen.

 

Masih tingginya kasus baru, menurut dr Suarjaya dikarenakan varian delta yang 10 kali lebih cepat menyebar dibandingkan dengan varian Covid-19 yang biasa.

 

Sementara untuk angka kematian di Bali, kata dr Suarjaya, hampir 90 persen adalah masyarakat yang belum divaksin.

“Untuk itu penambahan Isoter serta percepatan pencapaian vaksinasi kita targetkan agar bisa segera keluar dari pandemi ini,” ujar kadiskes, Rabu (25/8/2021). 

 

Sementara, Wakil Gubernur Bali Prof. Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati di sela memimpin di sela rapat peninjauan pelaksanaan Isoter berbasis Desa, bertempat di Kantor Camat Ubud, Gianyar, mengatakan, sebagai salah satu green zone, bersama dengan Sanur dan Nusa Dua, pihaknya berharap pelaksanaan Isoter berbasis desa ini membuahkan hasil dalam menekan laju penyebaran virus..

Baca Juga:  Pencurian Pratima di Pura Dalem, PHDI Curigai Pelaku Jaringan Khusus

 

Apalagi menurutnya pembuatan Isoter sesuai dengan arahan Menko Maritim dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan ketika kunjungan kerjanya ke Bali minggu lalu.

 

“Menurut Bapak Menko tingginya angka kasus di Bali dikarenakan banyak pasien OTG-GR yang menjalankan isoman, sehingga laju penyebarannya tidak bisa kita kontrol,” imbuhnya. 

 

Pemprov Bali, ditambahkan tokoh dari Puri Ubud ini, juga melakukan berbagai pendekatan Isoter, seperti Isoter di hotel-hotel berbintang yang difasilitasi Pemprov bersama dengan Pemkab/Pemkot, dan Isoter berbasis desa.

 

“Saya meyakini Isoter berbasis Desa sangat bagus diterapkan di Bali karena ini juga sesuai dengan kearifan lokal kita. Mungkin banyak masyarakat yang kurang nyaman jika harus diisolasi di hotel dan jauh dari tempat tinggal. Sehingga isolasi secara terpusat dengan fasilitas desa bisa menjadi salah satu solusi,” bebernya.

 

Untuk itu, Cok Ace pun mendorong desa-desa untuk terus meningkatkan jumlah Isoter serta mengajak masyarakat untuk tidak ragu lagi menjalani perawatan di Isoter selain juga testing.

 

“Tentu saja target vaksinasi terus kita kejar, sehingga masyarakat Bali bisa memenuhi target vaksin pada September mendatang,” tutupnya. 


Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru