28.7 C
Denpasar
Tuesday, June 6, 2023

BINTANG Bersama Bali Suport Pemuda di Berbagai Banjar, Rayakan Ogoh-ogoh Sambut Nyepi di Bali

DENPASAR, Radar Bali – Guna mengapresiasi seluruh warga Bali yang telah berkontribusi terhadap pertumbuhan kebudayaan dan kesenian Bali, Bir BINTANG Indonesia, merek minuman bir favorit masyarakat Indonesia sejak 1952, hadir melalui dukungan dalam pelaksanaan hari raya Nyepi Saka 1945 lewat kampanye BINTANG Bersama Bali.

Dukungan ini dalam rangka memeriahkan antusiasme para pemuda di berbagai Banjar di Bali dalam pembuatan ogoh-ogoh.

Selain itu, Bir BINTANG Indonesia turut berkolaborasi dengan deretan seniman lokal Bali untuk menghibur masyarakat di banjar-banjar, yang walau memiliki kesibukan dan tanggung jawab, tetapi tetap setia merawat serta melestarikan Kebudayaan Bali.

ANTUSIAS: Pemuda menjadi ujung tombak mempertahankan budaya Bali. Salah satunya ogoh-ogoh. Untuk itu, Bir Bintang menjadi bagian untuk melestarikannya. (Bir Bintang untuk Radar Bali)

“Ogah-ogah, ogoh-, kala-kali lumamapah / ogah-ogah, ogoh-ogoh, ngiterin desa…” Demikian penggalan lirik lagu “Ogoh-ogoh” yang menjadi ‘lagu wajib’ ketika pementasan Ogoh–ogoh menyambut Hari Raya Nyepi di Bali.

Tradisi ini berlangsung setiap sehari sebelum umat Hindu di Bali merayakan Hari Raya Nyepi tahun baru saka 1945 pada 23 Maret 2023 lalu. Biasanya, pementasan Ogoh-ogoh ini Dilakukan dalam rangkaian pelaksanaan Pengrupukan.

Ogoh-ogoh diarak keliling oleh para Seka Teruna-Teruni (STT) setiap banjar yang ditemani oleh para pecalang, serta biasanya dipentaskan bersama penampilan tari-tarian budaya Bali.

Tak sedikit wisatawan di Bali meramaikan berbagai sudut hingga simpang jalanan di Bali untuk menyaksikan kekuatan magis pementasan Ogoh-ogoh.

Ogoh-ogoh muncul Sejak Tahun 1980-an. Jika dilihat dari latar sejarah, ogoh-ogoh pertama di Bali muncul sekitar tahun 1980-an. Sejak saat itu, orang Hindu Bali mengusung ogoh-ogoh dengan cara mengelilingi desa dan bertujuan untuk mengusir bhuta kala atau aura jahat.

Baca Juga:  GAWAT!!Kantor Pelayanan Disnaker Buleleng Terancam Ambruk

Pawai ogoh-ogoh di Bali disebut-sebut sebagai ucapan rasa suka-cita setelah Presiden Soeharto menetapkan hari Raya Nyepi sebagai Hari Libur Nasional sejak tahun 1983.

Sejak itu pula, Gubernur Bali saat itu, Ida Bagus Mantra mengimbau masyarakat untuk membuat Ogoh-ogoh dan diarak saat hari pengerupukan (sehari sebelum Nyepi).

Sebagai Ajang Berekspresi Masyarakat Hindu Bali, pawai ogoh-ogoh saat malam Pengerupukan di Bali telah menjadi wadah berekspresi, khususnya bagi para yowana di Bali. Biasanya, mereka mengangkat kisah mitologis untuk kemudian dituangkan ke dalam wujud ogoh-ogoh.

Tak jarang juga mereka mengangkat tema sehari-hari yang kerap digunakan sebagai ekspresi kritik terhadap fenomena sosial. Selain sebagai ajang berekspresi, pembuatan Ogoh-ogoh di masing-masing banjar juga menjadi wujud kebersamaan; mulai dari proses Pembuatan hingga pementasan saat malam pengerupukan.

Karakter Ogoh-ogoh terus berkembang. Ogoh-ogoh di Bali setiap tahunnya terus mengikuti zaman. Tidak hanya wujud atau tema yang diangkat semakin beragam, tetapi juga dalam hal inovasi. Belakangan, marak ogoh-ogoh yang dibuat menggunakan teknologi Mekanik dengan konsep robotik.

Di beberapa daerah seperti Badung, Denpasar, dan Gianyar, tema ogoh-ogoh juga kerap ditampilkan dalam bentuk fragmen tari.

Sehingga, saat malam pengerupukan, masyarakat tidak hanya menyaksikan pawai ogoh-ogoh, tetapi juga dibarengi dengan tarian para Seka Teruna-Teruni.

Sebagai merek bir favorit Indonesia sejak tahun 1952, Bir BINTANG turut serta dalam Persiapan hari penting ini.

Yakni dengan mendukung seluruh warga untuk memajukan Provinsi Bali melalui sektor kesenian dan budaya yang dituang dalam proses pembuatan Ogoh-Ogoh.

Baca Juga:  Senjata Makan Tuan! Buang Limbah ke Got, Terganggu Limbah Sendiri

Bentuk dukungan ini merupakan bagian dari program yang bertajuk BINTANG Bersama Bali.

BINTANG Bersama Bali diinisiasikan sebagai dorongan untuk mendukung para pemuda di Bali agar tetap berakar pada tradisi.

Untuk itu, bir BINTANG memberikan dukungan berupa panggung hiburan yang dimeriahkan oleh sejumlah artis dan musisi lokal.

Seperti Unggit Desti, Nanoe Biroe, dan Not So Koplo, untuk memberikan dukungan dan Menggelorakan semangat bagi para pemuda STT yang bekerja sama dalam pembuatan Ogoh-ogoh.

Devi Maharani, salah satu anggota STT. Yodhati – Ungasan turut menyampaikan antusiasmenya:

“Bir BINTANG memang menjadi minuman bir kesukaan masyarakat Bali sejak lama, sehingga di berbagai aktivitas yang kami lakukan, Bir BINTANG selalu Menjadi andalan kami.

Bahkan, ketika pandemi melanda pun, Bir BINTANG tetap Membantu dan men-support kami untuk terus berkembang.

Bir BINTANG membantu Kami untuk tetap bisa melestarikan budaya Bali melalui pembuatan Ogoh-Ogoh dan Mendukung secara penuh kreativitas yang dimiliki oleh setiap orang di sini.”

KOMPAK: Bintang Bersama Bali bersama pemuda menyiapkan ogoh-ogoh di malam pengerupukan Hari Raya Nyepi. (Bir Bintang untuk Radar Bali)

Sementara itu, Jessica Setiawan, Marketing Director Multi BINTANG Indonesia, mengatakan:

“Bali dan Bir BINTANG sudah memiliki hubungan erat sejak lama. Dan BINTANG memang menjadi Bir kesukaan bagi masyarakat lokal Bali.

Kami juga memperkuat komitmen untuk terus Mendukung perekonomian dan pelestarian budaya di Bali.

Dukungan yang kami berikan dalam hal persiapan hari raya Nyepi ini menjadi bentuk apresiasi kami kepada seluruh warga Bali yang selama ini menjaga dan mengembangkan Bali.”

Ikuti akun instagram bir BINTANG Indonesia untuk informasi. (rba/han)

 

 

 



DENPASAR, Radar Bali – Guna mengapresiasi seluruh warga Bali yang telah berkontribusi terhadap pertumbuhan kebudayaan dan kesenian Bali, Bir BINTANG Indonesia, merek minuman bir favorit masyarakat Indonesia sejak 1952, hadir melalui dukungan dalam pelaksanaan hari raya Nyepi Saka 1945 lewat kampanye BINTANG Bersama Bali.

Dukungan ini dalam rangka memeriahkan antusiasme para pemuda di berbagai Banjar di Bali dalam pembuatan ogoh-ogoh.

Selain itu, Bir BINTANG Indonesia turut berkolaborasi dengan deretan seniman lokal Bali untuk menghibur masyarakat di banjar-banjar, yang walau memiliki kesibukan dan tanggung jawab, tetapi tetap setia merawat serta melestarikan Kebudayaan Bali.

ANTUSIAS: Pemuda menjadi ujung tombak mempertahankan budaya Bali. Salah satunya ogoh-ogoh. Untuk itu, Bir Bintang menjadi bagian untuk melestarikannya. (Bir Bintang untuk Radar Bali)

“Ogah-ogah, ogoh-, kala-kali lumamapah / ogah-ogah, ogoh-ogoh, ngiterin desa…” Demikian penggalan lirik lagu “Ogoh-ogoh” yang menjadi ‘lagu wajib’ ketika pementasan Ogoh–ogoh menyambut Hari Raya Nyepi di Bali.

Tradisi ini berlangsung setiap sehari sebelum umat Hindu di Bali merayakan Hari Raya Nyepi tahun baru saka 1945 pada 23 Maret 2023 lalu. Biasanya, pementasan Ogoh-ogoh ini Dilakukan dalam rangkaian pelaksanaan Pengrupukan.

Ogoh-ogoh diarak keliling oleh para Seka Teruna-Teruni (STT) setiap banjar yang ditemani oleh para pecalang, serta biasanya dipentaskan bersama penampilan tari-tarian budaya Bali.

Tak sedikit wisatawan di Bali meramaikan berbagai sudut hingga simpang jalanan di Bali untuk menyaksikan kekuatan magis pementasan Ogoh-ogoh.

Ogoh-ogoh muncul Sejak Tahun 1980-an. Jika dilihat dari latar sejarah, ogoh-ogoh pertama di Bali muncul sekitar tahun 1980-an. Sejak saat itu, orang Hindu Bali mengusung ogoh-ogoh dengan cara mengelilingi desa dan bertujuan untuk mengusir bhuta kala atau aura jahat.

Baca Juga:  Anak Tunggak Hutang di LPD, Ibu Meninggal Dilarang Dikubur di Setra

Pawai ogoh-ogoh di Bali disebut-sebut sebagai ucapan rasa suka-cita setelah Presiden Soeharto menetapkan hari Raya Nyepi sebagai Hari Libur Nasional sejak tahun 1983.

Sejak itu pula, Gubernur Bali saat itu, Ida Bagus Mantra mengimbau masyarakat untuk membuat Ogoh-ogoh dan diarak saat hari pengerupukan (sehari sebelum Nyepi).

Sebagai Ajang Berekspresi Masyarakat Hindu Bali, pawai ogoh-ogoh saat malam Pengerupukan di Bali telah menjadi wadah berekspresi, khususnya bagi para yowana di Bali. Biasanya, mereka mengangkat kisah mitologis untuk kemudian dituangkan ke dalam wujud ogoh-ogoh.

Tak jarang juga mereka mengangkat tema sehari-hari yang kerap digunakan sebagai ekspresi kritik terhadap fenomena sosial. Selain sebagai ajang berekspresi, pembuatan Ogoh-ogoh di masing-masing banjar juga menjadi wujud kebersamaan; mulai dari proses Pembuatan hingga pementasan saat malam pengerupukan.

Karakter Ogoh-ogoh terus berkembang. Ogoh-ogoh di Bali setiap tahunnya terus mengikuti zaman. Tidak hanya wujud atau tema yang diangkat semakin beragam, tetapi juga dalam hal inovasi. Belakangan, marak ogoh-ogoh yang dibuat menggunakan teknologi Mekanik dengan konsep robotik.

Di beberapa daerah seperti Badung, Denpasar, dan Gianyar, tema ogoh-ogoh juga kerap ditampilkan dalam bentuk fragmen tari.

Sehingga, saat malam pengerupukan, masyarakat tidak hanya menyaksikan pawai ogoh-ogoh, tetapi juga dibarengi dengan tarian para Seka Teruna-Teruni.

Sebagai merek bir favorit Indonesia sejak tahun 1952, Bir BINTANG turut serta dalam Persiapan hari penting ini.

Yakni dengan mendukung seluruh warga untuk memajukan Provinsi Bali melalui sektor kesenian dan budaya yang dituang dalam proses pembuatan Ogoh-Ogoh.

Baca Juga:  Konsumsi Snack STEI Badung, Puluhan Anak Panti Asuhan Keracunan

Bentuk dukungan ini merupakan bagian dari program yang bertajuk BINTANG Bersama Bali.

BINTANG Bersama Bali diinisiasikan sebagai dorongan untuk mendukung para pemuda di Bali agar tetap berakar pada tradisi.

Untuk itu, bir BINTANG memberikan dukungan berupa panggung hiburan yang dimeriahkan oleh sejumlah artis dan musisi lokal.

Seperti Unggit Desti, Nanoe Biroe, dan Not So Koplo, untuk memberikan dukungan dan Menggelorakan semangat bagi para pemuda STT yang bekerja sama dalam pembuatan Ogoh-ogoh.

Devi Maharani, salah satu anggota STT. Yodhati – Ungasan turut menyampaikan antusiasmenya:

“Bir BINTANG memang menjadi minuman bir kesukaan masyarakat Bali sejak lama, sehingga di berbagai aktivitas yang kami lakukan, Bir BINTANG selalu Menjadi andalan kami.

Bahkan, ketika pandemi melanda pun, Bir BINTANG tetap Membantu dan men-support kami untuk terus berkembang.

Bir BINTANG membantu Kami untuk tetap bisa melestarikan budaya Bali melalui pembuatan Ogoh-Ogoh dan Mendukung secara penuh kreativitas yang dimiliki oleh setiap orang di sini.”

KOMPAK: Bintang Bersama Bali bersama pemuda menyiapkan ogoh-ogoh di malam pengerupukan Hari Raya Nyepi. (Bir Bintang untuk Radar Bali)

Sementara itu, Jessica Setiawan, Marketing Director Multi BINTANG Indonesia, mengatakan:

“Bali dan Bir BINTANG sudah memiliki hubungan erat sejak lama. Dan BINTANG memang menjadi Bir kesukaan bagi masyarakat lokal Bali.

Kami juga memperkuat komitmen untuk terus Mendukung perekonomian dan pelestarian budaya di Bali.

Dukungan yang kami berikan dalam hal persiapan hari raya Nyepi ini menjadi bentuk apresiasi kami kepada seluruh warga Bali yang selama ini menjaga dan mengembangkan Bali.”

Ikuti akun instagram bir BINTANG Indonesia untuk informasi. (rba/han)

 

 

 


Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru