GIANYAR – Putu Sudarma, 42, warga Desa Sanding, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali telah dikuburkan Rabu lalu (25/8). Pria yang kesehariannya dikenal terbiasa menangkap ular, meninggal akibat kena patuk pada bagian tangan. Sang istri pun tak menyangka suaminya meninggal dunia secepat ini.
Bhabinkamtibmas Desa Sanding, Aiptu Wayan Swandika, bersama Kapolsek Tampaksiring, AKP Ni Luh Suardini sebelumnya menjelaskan, kejadian bermula pada Minggu (22/8) pukul 21.00 di areal persawahan.
“Kejadian cotot lelipi (dipatuk ular, red) Minggu pas Purnama-Kajeng Kliwon. Korban biasa ke sawah. Dia menangkap ular sama anak-anak pemulung,” ujarnya, Kamis (26/8). Menurut informasi yang dihimpun oleh bhabinkamtibmas, ekor ular dipegang oleh anak-anak pemulung.
“Kemudian korban ini memegang kepalanya. Nah, tangannya dicotot (dipatuk, red),” jelasnya. Bhabinkantibmas pun tidak tahu persis bagian tangan sebelah mana yang dipatuk ular.
Yang jelas, usai dipatuk ular, korban sempat membuang ular itu ke sungai. Korban yang merasakan gejala dua jam kemudian dan ia langsung menuju rumahnya.
“Dibilang tidak terasa. Usai dipatuk ular, sempat minum di rumahnya,” jelasnya.
“Di rumah, korban panas dingin disertai muntah. Sempat dibawa ke rumah sakit,” ujarnya.
Namun, upaya di rumah sakit tidak membuahkan hasil.
“Korban meninggal di rumah sakit. Kemudian, Rabu kemarin (25/8) dikubur siang sekitar jam dua belas,” ungkapnya.
Lanjut bhabinkamtibmas, korban yang merupakan wiraswasta itu meninggalkan seorang istri dan anak.
“Keseharian memang sering tangkap ular. Dianggap terbiasa cotot lelipi (dipatuk ular, red),” terangnya.
Atas kepergian korban Putu Sudarma, Bhabinkantibmas menyebut bahwa keluarganya sangat bersedih.
“Keluarga sempat sedih, bahkan istri sempat pingsan, namun sudah mengikhlaskan kepergian korban,” pungkasnya.