27.6 C
Denpasar
Monday, May 29, 2023

Selalu Jadi Isu Seksi, Warga Buleleng Butuh Kepastian!

SINGARAJA– Masyarakat di Buleleng disebut membutuhkan kepastian terkait rencana pembangunan Bandara Bali Baru. Penyebabnya hingga kini tak ada kepastian kapan dan dimana bandara baru akan dibangun.

 

Anggota Komisi II DPRD Buleleng Wayan Parwa mengatakan, wacana pembangunan biasanya menjadi isu seksi di masyarakat. Hanya saja beberapa tahun terakhir, masyarakat mulai acuh dengan wacana pembangunan bandara. Sebab tidak ada kepastian terkait pembangunan infrastruktur tersebut.

 

Parwa mengungkapkan, wacana pembangunan bandara sebenarnya telah berhembus sejak tahun 2009 lalu. Tatkala itu bandara dikabarkan akan dibangun di sekitar wilayah Sumberkima. Dampaknya banyak spekulan lahan yang masuk. Sehingga terjadi lonjakan harga tanah di sekitar wilayah tersebut.

Baca Juga:  Warga Terjaring Sidak Prokes karena Tak Pakai Masker, Alasannya Lupa

 

Seiring berjalannya waktu, wacana pembangunan bandara bergeser ke wilayah Kubutambahan. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sempat melakukan pengecekan lahan ke Desa Kubutambahan. Bahkan berjanji akan menerbitkan izin penetapan lokasi pada Maret 2019.

 

Namun setahun belakangan, wacana pembangunan bandara kembali bergeser ke wilayah Gerokgak.

 

“Akhirnya masyarakat jadinya cuek. Sekarang ada semacam rasa tidak peduli. Warga merasa butuh kepastian. Tapi kami tidak bisa bicara banyak, karena segala hal terkait bandara itu jadi kewenangan pusat. Apalagi soal perizinan,” kata Parwa saat ditemui di Gedung DPRD Buleleng, Senin (28/9).

 

Pun nantinya bandara benar-benar dibangun di wilayah Kecamatan Gerokgak, ia meminta pemerintah harus memerhatikan infrastruktur pendukung. Utamanya pengelolaan limbah, akses transportasi publik, termasuk peningkatan akses layanan kesehatan pendukung.

Baca Juga:  118 Ribu Tak Bayar Pajak, Pemprov Bali Putihkan Denda Pajak Kendaraan

 

“Harus ada sarana transportasi massal. Karena pasti jadi pusat ekonomi di sana. Jangan sampai bangun bandara, akses tidak memadai, akhirnya memicu kemacetan. Begitu juga dengan sampah dan limbah, harus diperhatikan. Karena di Gerokgak juga banyak daerah pariwisata,” tegas pria asal Desa Tukadsumaga, Kecamatan Gerokgak itu.



SINGARAJA– Masyarakat di Buleleng disebut membutuhkan kepastian terkait rencana pembangunan Bandara Bali Baru. Penyebabnya hingga kini tak ada kepastian kapan dan dimana bandara baru akan dibangun.

 

Anggota Komisi II DPRD Buleleng Wayan Parwa mengatakan, wacana pembangunan biasanya menjadi isu seksi di masyarakat. Hanya saja beberapa tahun terakhir, masyarakat mulai acuh dengan wacana pembangunan bandara. Sebab tidak ada kepastian terkait pembangunan infrastruktur tersebut.

 

Parwa mengungkapkan, wacana pembangunan bandara sebenarnya telah berhembus sejak tahun 2009 lalu. Tatkala itu bandara dikabarkan akan dibangun di sekitar wilayah Sumberkima. Dampaknya banyak spekulan lahan yang masuk. Sehingga terjadi lonjakan harga tanah di sekitar wilayah tersebut.

Baca Juga:  Eks Pegawai Desak Pemkab Audit dan Pecat Direktur Perusda Jembrana

 

Seiring berjalannya waktu, wacana pembangunan bandara bergeser ke wilayah Kubutambahan. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sempat melakukan pengecekan lahan ke Desa Kubutambahan. Bahkan berjanji akan menerbitkan izin penetapan lokasi pada Maret 2019.

 

Namun setahun belakangan, wacana pembangunan bandara kembali bergeser ke wilayah Gerokgak.

 

“Akhirnya masyarakat jadinya cuek. Sekarang ada semacam rasa tidak peduli. Warga merasa butuh kepastian. Tapi kami tidak bisa bicara banyak, karena segala hal terkait bandara itu jadi kewenangan pusat. Apalagi soal perizinan,” kata Parwa saat ditemui di Gedung DPRD Buleleng, Senin (28/9).

 

Pun nantinya bandara benar-benar dibangun di wilayah Kecamatan Gerokgak, ia meminta pemerintah harus memerhatikan infrastruktur pendukung. Utamanya pengelolaan limbah, akses transportasi publik, termasuk peningkatan akses layanan kesehatan pendukung.

Baca Juga:  Kematian Babi PT. ABS Picu Warga Mengungsi, Dewan Minta Izin Dicabut

 

“Harus ada sarana transportasi massal. Karena pasti jadi pusat ekonomi di sana. Jangan sampai bangun bandara, akses tidak memadai, akhirnya memicu kemacetan. Begitu juga dengan sampah dan limbah, harus diperhatikan. Karena di Gerokgak juga banyak daerah pariwisata,” tegas pria asal Desa Tukadsumaga, Kecamatan Gerokgak itu.


Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru