SINGARAJA– Genap sepekan setelah konflik agraria di Desa Sumberklampok, manuver terkait rencana pembangunan Bandara Bali Baru mulai dilakukan. Pihak Angkasa Pura disebut melakukan sosialisasi terkait rencana penelitian pembangunan bandara yang akan dilakukan di Desa Sumberklampok.
Sosialisasi itu dilakukan di Balai Desa Sumberklampok pada Kamis (30/9) pagi. Sosialisasi itu dihadiri Perbekel Sumberklampok Wayan Sawitra Yasa dan Perbekel Pejarakan Made Astawa.
Sebelum sosialisasi dilakukan, Angkasa Pura juga sempat melayangkan surat pada para perbekel di kawasan Bandara Bali Baru. Surat itu dilayangkan pada Perbekel Sumberklampok, Perbekel Pejarakan, Perbekel Sumberkima, dan Perbekel Pemuteran.
Dalam surat itu Angkasa Pura meminta izin melakukan pengambilan data, survey, menyebarkan kuisioner, serta melakukan wawancara dengan warga. Hal itu dilakukan sebagai studi identifikasi awal lokasi bandara di Desa Sumberklampok.
Perbekel Sumberklampok Wayan Sawitra Yasa yang dihubungi dari Singaraja, membenarkan adanya pertemuan tersebut.
Menurut Sawitra dalam sosialisasi, rencana pembangunan akan mengarah ke Desa Sumberklampok sebagai zona inti bandara. Sehingga pihak Angkasa Pura meminta kesempatan melakukan kajian dampak sosial ekonomi.
“Mereka minta diberi kesempatan melakukan survey lapangan. Melakukan kajian dampak sosial ekonomi sebelum penetapan lokasi. Karena penetapan lokasi akan ditetapkan oleh Menteri Perhubungan,” kata Sawitra.