28.7 C
Denpasar
Wednesday, June 7, 2023

Perbekel Akui Warga Ada yang Pro dan Kontra

Manuver terkait rencana pembangunan Bandara Bali Baru mulai dilakukan. Pihak Angkasa Pura disebut melakukan sosialisasi terkait rencana penelitian pembangunan bandara yang akan dilakukan di Desa Sumberklampok.

 

 

Perbekel Sumberklampok Wayan Sawitra Yasa menyatakan saat ini masyarakat masih pro dan kontra terkait rencana pembangunan bandara. Sebab, lahan yang dibutuhkan bandara cukup besar. Mencapai 310 hektare.

 

Warga khawatir bila bandara dibangun, akan terjadi bedol desa. Apalagi bandara akan dibangun di wilayah pemukiman inti Desa Sumberklampok, yang terbentang dari Dusun Sumberbatok hingga Tegal Bunder.

 

“Belum lagi kawasan suci di sini. Ada kuburan hindu, kuburan muslim, pura dalem, dan pura segara. Jangan sampai warga melakukan aktivitas keagamaan, malah terusir. Kami tidak mau kawasan suci kami terusik. Karena kita tahu lah kondisi di Sumberklampok seperti apa. Vibrasi spiritualnya tinggi,” tegas Perbekel.

Baca Juga:  APBD Dipangkas, Perluasan TPA Bengkala Batal

 

Sementara itu, Perbekel Pejarakan Made Astawa yang dihubungi terpisah mengatakan, Angkasa Pura meminta izin melakukan survey di kawasan Pejarakan. Sebab, Desa Pejarakan masuk sebagai zona penyangga bandara. Tepatnya zona pemukiman.

 

Astawa menyebut pihak Angkasa Pura akan melakukan pengambilan sampel secara acak pada 60 orang warga di Desa Pejarakan.

 

Menurut Astawa warga pada prinsipnya siap mendukung program bandara. Sebab hal itu menjadi keputusan pemerintah pusat lewat program strategis nasional.

 

“Hanya saya wanti-wanti pada warga, jangan sampai mereka menjual aset mereka. Biar warga kami tidak jadi penonton di desa sendiri. Kalau punya aset, lebih baik nanti dikelola dengan pola kerjasama saja. Dengan ada bandara ini, PR kami adalah menyiapkan SDM. Supaya warga kami ini siap dengan keberadaan bandara,” kata Astawa.

Baca Juga:  Penyu Langka Siap Dilepasliarkan, Tersangka Terancam 5 Tahun


Manuver terkait rencana pembangunan Bandara Bali Baru mulai dilakukan. Pihak Angkasa Pura disebut melakukan sosialisasi terkait rencana penelitian pembangunan bandara yang akan dilakukan di Desa Sumberklampok.

 

 

Perbekel Sumberklampok Wayan Sawitra Yasa menyatakan saat ini masyarakat masih pro dan kontra terkait rencana pembangunan bandara. Sebab, lahan yang dibutuhkan bandara cukup besar. Mencapai 310 hektare.

 

Warga khawatir bila bandara dibangun, akan terjadi bedol desa. Apalagi bandara akan dibangun di wilayah pemukiman inti Desa Sumberklampok, yang terbentang dari Dusun Sumberbatok hingga Tegal Bunder.

 

“Belum lagi kawasan suci di sini. Ada kuburan hindu, kuburan muslim, pura dalem, dan pura segara. Jangan sampai warga melakukan aktivitas keagamaan, malah terusir. Kami tidak mau kawasan suci kami terusik. Karena kita tahu lah kondisi di Sumberklampok seperti apa. Vibrasi spiritualnya tinggi,” tegas Perbekel.

Baca Juga:  Rokok Tingwe Kian Digemari, Omzet pun Tembus Rp 3,5 Juta  Per Hari

 

Sementara itu, Perbekel Pejarakan Made Astawa yang dihubungi terpisah mengatakan, Angkasa Pura meminta izin melakukan survey di kawasan Pejarakan. Sebab, Desa Pejarakan masuk sebagai zona penyangga bandara. Tepatnya zona pemukiman.

 

Astawa menyebut pihak Angkasa Pura akan melakukan pengambilan sampel secara acak pada 60 orang warga di Desa Pejarakan.

 

Menurut Astawa warga pada prinsipnya siap mendukung program bandara. Sebab hal itu menjadi keputusan pemerintah pusat lewat program strategis nasional.

 

“Hanya saya wanti-wanti pada warga, jangan sampai mereka menjual aset mereka. Biar warga kami tidak jadi penonton di desa sendiri. Kalau punya aset, lebih baik nanti dikelola dengan pola kerjasama saja. Dengan ada bandara ini, PR kami adalah menyiapkan SDM. Supaya warga kami ini siap dengan keberadaan bandara,” kata Astawa.

Baca Juga:  Sempat Ditolak Warga Sengkidu, Karantina 21 PMI Dijaga Ketat TNI/Polri

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru