SINGARAJA– Langkah pemerintah merekrut dokter agar bersedia menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Buleleng, terus menemui jalan terjal. Upaya rekrutmen melalui formasi Pegawai Pemerintahan dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tampaknya kurang menggembirakan. Sebab masih ada banyak formasi dokter yang belum terisi.
Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Bali, sejak Desember lalu pemerintah berupaya merekrut 403 orang tenaga kesehatan sebagai ASN. Dari ratusan lowongan yang tersedia, sebanyak 38 formasi di antaranya diperuntukkan bagi dokter umum.
Selama ini Pemkab Buleleng memang cukup sulit merekrut dokter spesialis. Beberapa kali lowongan dibuka, selalu minim pelamar. Akhirnya mereka mengubah strategi dengan cara merekrut dokter umum. Faktanya, jumlah pelamar untuk formasi dokter umum juga minim.
Formasi itu sebenarnya tersedia di beberapa lokasi. Mulai dari puskesmas hingga rumah sakit pemerintah. Tapi dari 38 formasi yang tersedia, hanya 16 formasi saja yang terisi. Sisanya sepi pelamar.
Di Puskesmas Tejakula I misalnya. Di sana tersedia 4 formasi untuk dokter umum, namun tidak ada yang mengisi. Demikian pula di RSUD Tangguwisia, dari 4 formasi yang tersedia hanya diisi oleh seorang saja. Bahkan di RSUD Buleleng dari 11 formasi dokter umum, hanya ada 6 formasi saja yang diisi.
Pemerintah juga berupaya merekrut dokter spesialis. Di RSUD Giri Emas saat ini membutuhkan seorang dokter spesialis kandungan. Tapi tak ada yang melamar. Syukurnya RSUD Buleleng berhasil memenuhi formasi yang dibutuhkan. Mulai dari spesialis kandungan, spesialis penyakit dalam, hingga spesialis THT-bedah.
Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Buleleng I Gede Wisnawa saat dikonfirmasi mengaku harus urut dada karena pelamar yang minim pada formasi tersebut. “Padahal kami sudah ubah strategi. Tadinya kami pikir kalau fokus rekrut spesialis, pasti akan sepi (pelamar) terus. Jadi kami rekrut dokter umum, nanti kan bisa ikut pendidikan dokter spesialis dan tetap bertugas di Buleleng. Tapi nyatanya pelamarnya juga tetap minim,” kata Wisnawa.
Ia mengaku tak tahu pasti mengapa dokter-dokter enggan melamar ke Buleleng. Padahal pemerintah telah membuka formasi sebanyak-banyaknya untuk dokter umum. Menurutnya formasi itu sudah dibuka lebar, karena kesehatan menjadi pelayanan dasar. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan layanan tersebut.
Mantan Sekretaris DPRD itu berjanji akan segera melakukan evaluasi terhadap proses rekrutmen. “Kedepan kami akan komunikasi juga ke kampus-kampus yang punya fakultas kedokteran. Seperti Udayana, Warmadewa, termasuk Undiksha. Supaya formasi yang dibuka ini terisi. Bagaimana pun juga ini menyangkut layanan dasar ke masyarakat yang harus dipenuhi,” tegasnya. (eps)