25.4 C
Denpasar
Saturday, April 1, 2023

Lirik Potensi Pertanian Buleleng, Kemenko Siap Suplai Bibit Unggul dan Subsidi Pupuk

SINGARAJA– Kementerian Perekonomian melirik potensi Buleleng sebagai daerah penghasil produk-produk pertanian. Kementerian memandang produk yang dihasilkan petani cukup berkualitas, sehingga berpotensi dipasarkan lebih luas lagi.

Hal itu terungkap saat Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis dan Hortikultura Kementerian Perekonomian, Yuli Sri Wilanti melakukan kunjungan ke Buleleng. Kunjungan itu diterima Sekkab Buleleng Gede Suyasa di Lobi Atiti Wisma Kantor Bupati Buleleng, siang kemarin (2/3).

Yuli mengungkapkan, pihaknya sengaja melakukan kunjungan ke beberapa daerah di Bali. Sebab pemerintah berencana membangun pasar induk berjaringan nasional di Bali. Pasar induk tersebut diharapkan menjaga ketersediaan bahan pangan di seluruh Bali, serta mendukung pasokan pangan ke daerah-daerah tetangga.

Menurutnya yang terpenting dari pasar induk bukan soal infrastruktur saja. Tapi soal pasokan produk ke pasar. Menurutnya Buleleng punya potensi yang cukup besar, sebab menjadi salah satu sentra pertanian di Bali. Utamanya produk hortikultura. Ia berharap petani bisa menghasilkan produk-produk berkualitas untuk disuplai ke pasar tradisional.

Baca Juga:  Rabies Makan Korban Jiwa di Buleleng, Desa Diminta Buat Perdes

“Jadi kami mengajak petani memproduksi sesuai kebutuhan pasar dan yang diinginkan konsumen. Sehingga nanti ada kesesuaian. Sekarang kan yang terjadi miss match. Petani tanam apa saja, tapi tidak terserap pasar. Kedepan kami ingin pasar butuh apa, petani yang memproduksi,” katanya.

Untuk memenuhi hal tersebut, ia mengklaim pemerintah siap memberikan pendampingan khusus pada petani. Mulai dari suplai bibit unggul, subsidi pupuk, bimbingan teknis perawatan tanaman, hingga akses pasar. Tak main-main, akses pasar yang disiapkan adalah suplai ke pasar induk yang menjadi pusat suplai komoditas di Bali.

Sementara itu Sekkab Buleleng Gede Suyasa menyambut baik hal tersebut. Menurutnya keberadaan pasar induk akan memperluas akses petani ke pasar tradisional. Disamping itu memudahkan pemerintah memantau ketersediaan komoditas serta stabilitas harga. Ia meyakini dengan keberadaan pasar induk, maka pasokan komoditas dalam daerah bisa dijaga.

Baca Juga:  Sah, Bidan PTT Buleleng Akhirnya Terima SK CPNS

Dalam suplai cabai misalnya. Buleleng sebenarnya jadi sentra penghasil cabai rawit di Bali. Dari perhitungan di atas kertas, hasil panen mengalami surplus. Namun faktanya masih terjadi fluktuasi harga. Setelah dicari akar masalahnya, banyak komoditas cabai Buleleng yang diserap pengepul lalu disalurkan ke luar Bali. Akhirnya para pedagang di Buleleng harus mendatangkan cabai dari Blora, Jawa Tengah.

“Produksi cabai kita ada, tapi pasokan ke pasar tidak ada. Karena di petani itu sudah ada pengepul yang ambil. Mestinya ini ada salurannya, sehingga suplai dalam daerah tetap terjaga, harga juga tetap stabil,” demikian Suyasa. (eps)



SINGARAJA– Kementerian Perekonomian melirik potensi Buleleng sebagai daerah penghasil produk-produk pertanian. Kementerian memandang produk yang dihasilkan petani cukup berkualitas, sehingga berpotensi dipasarkan lebih luas lagi.

Hal itu terungkap saat Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis dan Hortikultura Kementerian Perekonomian, Yuli Sri Wilanti melakukan kunjungan ke Buleleng. Kunjungan itu diterima Sekkab Buleleng Gede Suyasa di Lobi Atiti Wisma Kantor Bupati Buleleng, siang kemarin (2/3).

Yuli mengungkapkan, pihaknya sengaja melakukan kunjungan ke beberapa daerah di Bali. Sebab pemerintah berencana membangun pasar induk berjaringan nasional di Bali. Pasar induk tersebut diharapkan menjaga ketersediaan bahan pangan di seluruh Bali, serta mendukung pasokan pangan ke daerah-daerah tetangga.

Menurutnya yang terpenting dari pasar induk bukan soal infrastruktur saja. Tapi soal pasokan produk ke pasar. Menurutnya Buleleng punya potensi yang cukup besar, sebab menjadi salah satu sentra pertanian di Bali. Utamanya produk hortikultura. Ia berharap petani bisa menghasilkan produk-produk berkualitas untuk disuplai ke pasar tradisional.

Baca Juga:  8.000 Ibu-Ibu Dari 169 Desa Bakal Ngayah Jadi Penari Rejang Renteng

“Jadi kami mengajak petani memproduksi sesuai kebutuhan pasar dan yang diinginkan konsumen. Sehingga nanti ada kesesuaian. Sekarang kan yang terjadi miss match. Petani tanam apa saja, tapi tidak terserap pasar. Kedepan kami ingin pasar butuh apa, petani yang memproduksi,” katanya.

Untuk memenuhi hal tersebut, ia mengklaim pemerintah siap memberikan pendampingan khusus pada petani. Mulai dari suplai bibit unggul, subsidi pupuk, bimbingan teknis perawatan tanaman, hingga akses pasar. Tak main-main, akses pasar yang disiapkan adalah suplai ke pasar induk yang menjadi pusat suplai komoditas di Bali.

Sementara itu Sekkab Buleleng Gede Suyasa menyambut baik hal tersebut. Menurutnya keberadaan pasar induk akan memperluas akses petani ke pasar tradisional. Disamping itu memudahkan pemerintah memantau ketersediaan komoditas serta stabilitas harga. Ia meyakini dengan keberadaan pasar induk, maka pasokan komoditas dalam daerah bisa dijaga.

Baca Juga:  Semalam Dua Rumah Ludes Terbakar, Warga harus Ekstra Hati-hati

Dalam suplai cabai misalnya. Buleleng sebenarnya jadi sentra penghasil cabai rawit di Bali. Dari perhitungan di atas kertas, hasil panen mengalami surplus. Namun faktanya masih terjadi fluktuasi harga. Setelah dicari akar masalahnya, banyak komoditas cabai Buleleng yang diserap pengepul lalu disalurkan ke luar Bali. Akhirnya para pedagang di Buleleng harus mendatangkan cabai dari Blora, Jawa Tengah.

“Produksi cabai kita ada, tapi pasokan ke pasar tidak ada. Karena di petani itu sudah ada pengepul yang ambil. Mestinya ini ada salurannya, sehingga suplai dalam daerah tetap terjaga, harga juga tetap stabil,” demikian Suyasa. (eps)


Artikel Terkait

Most Read


Artikel Terbaru