SINGARAJA, Radar Bali.id – Kasus gigitan hewan penyebar rabies (HPR) di Buleleng masih tinggi. Sayangnya kasus yang tinggi tak diimbangi dengan ketersediaan Vaksin Anti Rabies (VAR). Hingga kini warga mengklaim masih kesulitan mendapatkan VAR di fasilitas kesehatan.
Seperti yang dialami Putu Wijana, warga Desa Sambangan. Wijana menuturkan anaknya sempat digigit kucing liar pada Kamis (23/2) pekan lalu. Menurut Wijana seekor kucing liar tiba-tiba datang dan menggigit telapak tangan anaknya.
Keesokan harinya ia datang ke RSUD Buleleng. Syukurnya saat itu ia mendapat vaksin dosis pertama. Semestinya kemarin anaknya mendapat vaksin dosis kedua.
“Waktu itu penjelasan dari RSUD, untuk dosis kedua minta di Puskesmas Sukasada I, sesuai alamat tempat tinggal. Jadwalnya kan hari ini (Jumat). Saya ke sana, ternyata stoknya habis. Tim medis bilang masih menunggu lagi kiriman,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Buleleng dr. Sucipto yang dihubungi terpisah menyatakan stok VAR dalam kondisi aman. Belum lama ini Diskes Buleleng mendapat kiriman 300 vial VAR dari Diskes Bali. Ia mengatakan VAR yang dibeli Diskes Buleleng baru akan datang pada akhir Maret atau awal April nanti, karena dalam proses pengadaan.
“Kami juga sudah koordinasi dengan Kementerian Kesehatan, supaya dapat kiriman VAR. Karena Kemenkes juga kan sudah siap membantu kita menanggulangi rabies,” ujarnya.
Sucipto mengungkapkan, setiap hari pihaknya mengecek ketersediaan VAR di puskesmas maupun rumah sakit pemerintah. Apabila ada puskesmas yang kehabisan vaksin, maka akan disuplai oleh puskesmas lain yang lokasinya berdekatan. Belum lama ini, kata Sucipto, Puskesmas Gerokgak I sempat kehabisan vaksin. Ia menginstruksikan agar vaksin dari Puskesmas Seririt II segera dikirim ke Puskesmas Gerokgak I.
Menurut Sucipto pihaknya kini telah melonggarkan kebijakan penggunaan VAR. Tadinya VAR hanya diberikan pada kasus dengan risiko tinggi. Kini hampir semua kasus gigitan mendapatkan VAR. Kelonggaran kebijakan itu dilakukan untuk mencegah jatuhnya korban jiwa akibat rabies.
“Saat ini kami harap masyarakat yang mengalami gigitan hewan penyebar rabies, segera datang ke pusat layanan kesehatan. Supaya cepat dapat vaksin dan kematian bisa dicegah,” demikian Sucipto. [eka prasetya/radar bali]