SINGARAJA– Pemerintah mengungkap masih ada perusahaan-perusahaan di Buleleng yang mengabaikan faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Dampaknya produktivitas perusahaan menurun karena perusahaan dinilai mengabaikan kondisi sumber daya manusia (SDM) pekerja.
Hal itu terungkap dalam peringatan hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang dipusatkan di Pantai Kerobokan, Sawan, Rabu (8/2). Peringatan itu dihadiri oleh puluhan perusahaan di Buleleng.
Dalam peringatan tersebut perusahaan-perusahaan melakukan simulasi penanggulangan kebakaran. Musibah itu menjadi salah satu ancaman yang sangat potensial terjadi. Gegara kebakaran, sebuah perusahaan bisa merugi bahkan bisa melakukan pemutusan hubungan kerja.
Selama proses simulasi para pekerja dilatih melakukan penanganan kebakaran dengan menggunakan karung goni yang telah dibasahi dengan air. Para pekerja juga melakukan simulasi memadamkan api dengan menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
Asisten Tata Praja Setda Buleleng Putu Karuna mengatakan, perusahaan sebaiknya tak hanya memperhatikan masalah keselamatan kerja semata. Namun ikut memperhatikan pula soal kesehatan kerja. Sebab hal tersebut beririsan erat.
Salah satunya saat ada pekerja yang mengalami penyakit Tuberculosis (TBC). “Perusahaan juga seharusnya melakukan langkah-langkah saat ada pekerjanya kena TBC. Bagaimana menjaga lingkungan kerja sehat dan nyaman bagi pekerjanya. Sehingga tidak menimbulkan penyakit,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Buleleng Komang Sumerta Jaya mengklaim sejak 2022 hingga kini belum ada perusahaan yang tercatat mengalami kecelakaan kerja. Ia meminta agar perusahaan juga memastikan keselamatan dan kesehatan pekerja. Sehingga mereka tetap produktif.
“Kami paham kalau perusahaan juga punya target-target profit. Tapi sebaiknya perusahaan jangan hanya mengejar keuntungan, tapi menelantarkan pekerja. Karena kalau pekerja sehat dan lingkungan kerja nyaman, kondisi usaha juga akan profuktif,” demikian Sumertajaya. (eps)