SINGARAJA– Tebing di Banjar Dinas Wirabhuana, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, longsor pada pagi kemarin. Tebing yang terletak di KM 18 Jalan Raya Singaraja-Denpasar longsor karena kondisi tanah yang memang rentan longsor. Hal itu diperparah karena tebing itu juga dikikis, lantaran terdampak proyek shortcut.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng menerima laporan tebing itu longsor pada pukul 05.30, pagi kemarin (9/11). Dulunya tebing di kawasan itu tak pernah longsor. Namun tebing dikeruk dan diratakan untuk proyek shortcut.
Tadinya tebing yang kemiringannya cukup landai, setelah dikeruk ternyata kemiringannya menjadi cukup ekstrem. Bahkan kemiringannya mendekati tegak lurus 90 derajat. Struktur tanah yang labil juga membuat tebing rentan longsor.
Longsor rupanya benar-benar terjadi kemarin. Panjang tebing yang longsor mencapai 30 meter, sementara ketinggian tebing diperkirakan 25 meter. Tak main-main, material longsoran itu setara dengan material tanah yang diangkut tujuh unit truk fuso.
Salah seorang pengguna jalan, Putu Mahardika menuturkan, dirinya sempat melintas di ruas tersebut pada pukul 06.30 pagi kemarin. Saat itu material longsoran menutup seluruh badan jalan. hanya menyisakan bahu jalan selebar tiga meter. Bahu jalan itu digunakan kendaraan melintas secara bergantian.
“Pagi itu jalannya sudah jebol. Materialnya masih di jalan. Tapi agak siang itu sudah bersih jalannya. Mungkin sudah buruh di shortcut itu yang angkut. Lokasinya memang dekat sama areal shortcut,” kata Mahardika.
Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Putu Ariadi Pribadi mengungkapkan, tebing yang longsor itu sempat dikeruk untuk pelebaran jalan dalam proses pembangunan shortcut, khususnya di titik 7b. “Setelah dikeruk, kemiringannya jadi ekstrem. Ditambah lagi kondisi tanahnya labil. Jadinya memang rentan longsor,” kata Ariadi.
Menurut Ariadi material longsoran telah dibersikan oleh pelaksana proyek shortcut. Pihaknya berencana bertemu dengan pelaksana proyek shortcut, untuk penguatan tebing.
“Idealnya di sana memang perlu penguatan tebing. Secara teknik, mereka yang paham dari sisi konstruksi. Besok (hari ini, Red) kami akan ketemu, untuk pencegahan bencana. Karena kami belum tahu, apakah tebing itu juga masuk sasaran proyek atau tidak,” ujarnya. (eka prasetia/radar bali)