27.6 C
Denpasar
Wednesday, March 22, 2023

Gagas Program Mendongeng, Manfaatkan Platform Digital

 

Para pegiat literasi punya cara sendiri dalam melakukan kegiatan. Mereka melangsungkan program mendongeng. Program itu dilakukan dengan cara memanfaatkan platform digital. Utamanya media sosial.

 

 

 

NOTIFIKASI aktivitas akun instagram Komunitas Mahima muncul di ponsel saya. Di layar ponsel seketika muncul wajah wanita berhijab yang memangku sebuah boneka. Mereka menamakan diri Kak Linda dan Jhon. Linda merupakan pegiat literasi dan dongeng asal Jogjakarta.

 

Sabtu sore (9/10) merupakan agenda bagi Kak Linda dan Jhon untuk mendongeng. Mereka membawakan cerita berjudul “Kisah Si Belang, Si Botak, dan Si Buta”. Dongeng itu dibawakan secara apik oleh Linda selama 20 menit.

 

Mendongeng melalui media sosial instagram, merupakan bagian dari kegiatan Mendongeng dari Rumah yang digagas Komunitas Mahima. Sejak Selasa (5/10) lalu, komunitas literasi yang berbasis di Singaraja itu melangsungkan program mendongeng.

Baca Juga:  Dewan Tuding Pemerintah Setengah Hati Tangani Rabies

 

Ketua Komunitas Mahima, Kadek Sonia Piscayanti mengungkapkan, pada masa pandemi Covid-19 para pegiat literasi harus berinovasi. Biasanya kegiatan-kegiatan literasi dilakukan secara tatap muka. Sementara pada masa pandemi, interaksi tatap muka harus dibatasi.

 

Komunitas pun tercetus memanfaatkan platform digital yang tersedia. Akun media sosial milik komunitas mahima yang ada di instagram, dimanfaatkan untuk kegiatan tersebut. Para pendongeng melakukan kegiatan mendongeng melalui fitur siaran langsung yang tersedia.

 

“Ini menjadi solusi bagi kami. Karena masih ada pembatasan selama masa PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat, Red). Meski dilakukan secara daring, bagi kami ini tetap relevan. Karena anak-anak tetap bisa menyaksikan program mendongeng ini, dengan didampingi orang tua mereka,” kata Sonia.

Baca Juga:  Catat! Korban Bencana Dijanjikan dapat Bansos, Ini Nominalnya

 

Menurutnya antusias para pegiat mengikuti program mendongeng sangat tinggi. Bahkan para pegiat literasi dan dongeng dari seluruh Indonesia, turut terlibat dalam program itu. Dalam sehari ada dua orang hingga tiga orang pendongeng yang terlibat dalam kegiatan tersebut.

 

“Ceritanya kami batasi, supaya benar-benar relevan dengan misi program ini. Kami yakin dongeng menjadi salah satu sarana efektif dalam membangun karakter anak,” ujar Sonia.

 

Hingga kemarin tercatat ada 13 orang pegiat yang telah terlibat dalam program Mendongeng Dari Rumah. Mereka adalah Cok Sawitri, Ni Luh Wanda Putri Pradanti dan Jegeg Bulan, Made Sugianto, Jro Arum, Boneka Echi (Kak Nur), Habib Prastyo (Kak Tyo dan Atan), Gede Ganesha, Tobing Crisnanjaya, Kak Linda dan Jhon, Gus Bao, dan Syamsu S. Soeid.



 

Para pegiat literasi punya cara sendiri dalam melakukan kegiatan. Mereka melangsungkan program mendongeng. Program itu dilakukan dengan cara memanfaatkan platform digital. Utamanya media sosial.

 

 

 

NOTIFIKASI aktivitas akun instagram Komunitas Mahima muncul di ponsel saya. Di layar ponsel seketika muncul wajah wanita berhijab yang memangku sebuah boneka. Mereka menamakan diri Kak Linda dan Jhon. Linda merupakan pegiat literasi dan dongeng asal Jogjakarta.

 

Sabtu sore (9/10) merupakan agenda bagi Kak Linda dan Jhon untuk mendongeng. Mereka membawakan cerita berjudul “Kisah Si Belang, Si Botak, dan Si Buta”. Dongeng itu dibawakan secara apik oleh Linda selama 20 menit.

 

Mendongeng melalui media sosial instagram, merupakan bagian dari kegiatan Mendongeng dari Rumah yang digagas Komunitas Mahima. Sejak Selasa (5/10) lalu, komunitas literasi yang berbasis di Singaraja itu melangsungkan program mendongeng.

Baca Juga:  Bermodal Resep di Internet, Kerupuk Buatan Agastya Kuasai Warung

 

Ketua Komunitas Mahima, Kadek Sonia Piscayanti mengungkapkan, pada masa pandemi Covid-19 para pegiat literasi harus berinovasi. Biasanya kegiatan-kegiatan literasi dilakukan secara tatap muka. Sementara pada masa pandemi, interaksi tatap muka harus dibatasi.

 

Komunitas pun tercetus memanfaatkan platform digital yang tersedia. Akun media sosial milik komunitas mahima yang ada di instagram, dimanfaatkan untuk kegiatan tersebut. Para pendongeng melakukan kegiatan mendongeng melalui fitur siaran langsung yang tersedia.

 

“Ini menjadi solusi bagi kami. Karena masih ada pembatasan selama masa PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat, Red). Meski dilakukan secara daring, bagi kami ini tetap relevan. Karena anak-anak tetap bisa menyaksikan program mendongeng ini, dengan didampingi orang tua mereka,” kata Sonia.

Baca Juga:  Dewan Tuding Pemerintah Setengah Hati Tangani Rabies

 

Menurutnya antusias para pegiat mengikuti program mendongeng sangat tinggi. Bahkan para pegiat literasi dan dongeng dari seluruh Indonesia, turut terlibat dalam program itu. Dalam sehari ada dua orang hingga tiga orang pendongeng yang terlibat dalam kegiatan tersebut.

 

“Ceritanya kami batasi, supaya benar-benar relevan dengan misi program ini. Kami yakin dongeng menjadi salah satu sarana efektif dalam membangun karakter anak,” ujar Sonia.

 

Hingga kemarin tercatat ada 13 orang pegiat yang telah terlibat dalam program Mendongeng Dari Rumah. Mereka adalah Cok Sawitri, Ni Luh Wanda Putri Pradanti dan Jegeg Bulan, Made Sugianto, Jro Arum, Boneka Echi (Kak Nur), Habib Prastyo (Kak Tyo dan Atan), Gede Ganesha, Tobing Crisnanjaya, Kak Linda dan Jhon, Gus Bao, dan Syamsu S. Soeid.


Artikel Terkait

Most Read


Artikel Terbaru