25.4 C
Denpasar
Saturday, April 1, 2023

Tak Mampu Beli “Reciever”, Keluarga Ini Setahun Tak Nonton TV

SINGARAJA– Televisi yang terletak di ruang keluarga Made Tarmika, 47, kembali menyala. Sudah setahun televisi yang dibelinha pada awal tahun 2000-an itu tak pernah menyala. Penyebabnya, pria yang tinggal di Banjar Dinas Kelod Kauh, Desa Panji, Kecamatan Sukasada itu tak mampu membeli perangkat receiver.

Tarmika mengaku perangkat parabola miliknya rusak setahun lalu. Sejak saat itu ia tak pernah menyaksikan siaran televisi. Hiburan di ruang keluarga tergantikan dengan tayangan-tayangan video melalui YouTube. Biaya untuk membeli kuota internet terbilang mahal bagi keluarganya, sehingga tidak setiap waktu mereka bisa menonton video.

Belakangan ada pihak ketiga yang memberikan bantuan internet, sehingga anak-anaknya bisa menyaksikan konten di YouTube, tanpa harus khawatir kuota internet.

Senin (13/3), Tarmika kembali mendapat bantuan. Kali ini ia mendapat bantuan set top box (STB) dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI. “Ada sekitar setahun tidak pernah nyala. Dulu saya pakai parabola, tapi rusak. Saya tidak mampu beli receiver,” ujar Tarmika.

Ia mengaku memasang parabola, karena di Buleleng tak bisa menjangkau siaran analog. Antena yang biasa digunakan menangkap siaran analog, tak mampu menghasilkan gambar yang kualitas.

Baca Juga:  Duh! Matikan Siaran Televisi Analog di Bali Mundur Lagi hingga 31 Maret 2023, Begini Penyebabnya

“Sekarang dapat bantuan STB TV digital, bisa nonton lagi. Ya minimal anak-anak sudah senang bisa nonton kartun. Kualitas gambarnya juga bagus. Kalau dulu pakai parabola, kadang siaran hilang harus setting ulang lagi, panggil teknisi lagi. Sekarang sudah lebih stabil,” ceritanya.

Sejak Selasa (7/3) pekan lalu, Kementerian Kominfo mulai melakukan distribusi STB pada masyarakat miskin di Kabupaten Buleleng. Masyarakat miskin yang disasar adalah mereka yang masuk dalam data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE).

Proses pendistribusian kini dipercepat, karena siaran televisi analog akan dihentikan pada Senin (20/3) mendatang, berganti dengan siaran televisi digital.

Perbekel Panji Made Mangku Ariawan mengatakan, bantuan STB itu sangat membantu masyarakat miskin di wilayahnya. Sebab masyarakat bisa mendapat akses hiburan dan akses informasi yang lebih murah. Apalagi tak semua warga mampu membeli perangkat parabola.

“Di Buleleng itu kan siaran analog susah. Harus pakai parabola. Kalau beli parabola baru itu bisa sampai Rp 2 juta, kalau bekas bisa setengah harga. Kalau TV digital ini kan biayanya jauh lebih murah,” ujarnya.

Baca Juga:  Angka Kemiskinan di Buleleng Meningkat, Tembus 40.920 Jiwa.

Mangku berharap Desa Panji bisa mendapat tambahan kuota bantuan perangkat STB. Sebab pihaknya hanya mendapat jatah 172 unit STB, sementara jumlah penduduk di Desa Panji jumlahnya lebih dari 15 ribu orang. “Mudah-mudahan masyarakat miskin lain di luar data P3KE, seperti PKH itu juga bisa dapat bantuan yang sama,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik (Kominfo Santi) Buleleng, Ketut Suwarmawan mengatakan, Kabupaten Buleleng mendapat kuota STB sebanyak 5.879 unit. Bantuan itu akan dibagikan kepada warga miskin di tujuh kecamatan, dari sembilan kecamatan di Buleleng. Sementara STB di Kecamatan Gerokgak dan Seririt, dibagikan oleh stasiun televisi pemegang multipleksing (MUX).

Suwarmawan mengatakan pihaknya terus memantau proses pendistribusian STB di Buleleng. Ia menargetkan proses distribusi harus sudah tuntas pada Senin (20/3) pekan depan. Sehingga pada Selasa (21/3) masyarakat sudah bisa menikmati siaran TV digital.

“Kami berusaha optimistis bisa menyelesaikan distribusi sampai batas waktu tanggal 20 Maret. Karena saat itu akan berlangsung analog swtich off. Dengan sisa waktu lagi seminggu, kami yakin bisa tuntas,” ujarnya. (eps)

 



SINGARAJA– Televisi yang terletak di ruang keluarga Made Tarmika, 47, kembali menyala. Sudah setahun televisi yang dibelinha pada awal tahun 2000-an itu tak pernah menyala. Penyebabnya, pria yang tinggal di Banjar Dinas Kelod Kauh, Desa Panji, Kecamatan Sukasada itu tak mampu membeli perangkat receiver.

Tarmika mengaku perangkat parabola miliknya rusak setahun lalu. Sejak saat itu ia tak pernah menyaksikan siaran televisi. Hiburan di ruang keluarga tergantikan dengan tayangan-tayangan video melalui YouTube. Biaya untuk membeli kuota internet terbilang mahal bagi keluarganya, sehingga tidak setiap waktu mereka bisa menonton video.

Belakangan ada pihak ketiga yang memberikan bantuan internet, sehingga anak-anaknya bisa menyaksikan konten di YouTube, tanpa harus khawatir kuota internet.

Senin (13/3), Tarmika kembali mendapat bantuan. Kali ini ia mendapat bantuan set top box (STB) dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI. “Ada sekitar setahun tidak pernah nyala. Dulu saya pakai parabola, tapi rusak. Saya tidak mampu beli receiver,” ujar Tarmika.

Ia mengaku memasang parabola, karena di Buleleng tak bisa menjangkau siaran analog. Antena yang biasa digunakan menangkap siaran analog, tak mampu menghasilkan gambar yang kualitas.

Baca Juga:  Duh! Matikan Siaran Televisi Analog di Bali Mundur Lagi hingga 31 Maret 2023, Begini Penyebabnya

“Sekarang dapat bantuan STB TV digital, bisa nonton lagi. Ya minimal anak-anak sudah senang bisa nonton kartun. Kualitas gambarnya juga bagus. Kalau dulu pakai parabola, kadang siaran hilang harus setting ulang lagi, panggil teknisi lagi. Sekarang sudah lebih stabil,” ceritanya.

Sejak Selasa (7/3) pekan lalu, Kementerian Kominfo mulai melakukan distribusi STB pada masyarakat miskin di Kabupaten Buleleng. Masyarakat miskin yang disasar adalah mereka yang masuk dalam data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE).

Proses pendistribusian kini dipercepat, karena siaran televisi analog akan dihentikan pada Senin (20/3) mendatang, berganti dengan siaran televisi digital.

Perbekel Panji Made Mangku Ariawan mengatakan, bantuan STB itu sangat membantu masyarakat miskin di wilayahnya. Sebab masyarakat bisa mendapat akses hiburan dan akses informasi yang lebih murah. Apalagi tak semua warga mampu membeli perangkat parabola.

“Di Buleleng itu kan siaran analog susah. Harus pakai parabola. Kalau beli parabola baru itu bisa sampai Rp 2 juta, kalau bekas bisa setengah harga. Kalau TV digital ini kan biayanya jauh lebih murah,” ujarnya.

Baca Juga:  Ratusan STB Belum Terdistribusi, Masyarakat Terancam Tak dapat Menikmati Hiburan TV Digital

Mangku berharap Desa Panji bisa mendapat tambahan kuota bantuan perangkat STB. Sebab pihaknya hanya mendapat jatah 172 unit STB, sementara jumlah penduduk di Desa Panji jumlahnya lebih dari 15 ribu orang. “Mudah-mudahan masyarakat miskin lain di luar data P3KE, seperti PKH itu juga bisa dapat bantuan yang sama,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik (Kominfo Santi) Buleleng, Ketut Suwarmawan mengatakan, Kabupaten Buleleng mendapat kuota STB sebanyak 5.879 unit. Bantuan itu akan dibagikan kepada warga miskin di tujuh kecamatan, dari sembilan kecamatan di Buleleng. Sementara STB di Kecamatan Gerokgak dan Seririt, dibagikan oleh stasiun televisi pemegang multipleksing (MUX).

Suwarmawan mengatakan pihaknya terus memantau proses pendistribusian STB di Buleleng. Ia menargetkan proses distribusi harus sudah tuntas pada Senin (20/3) pekan depan. Sehingga pada Selasa (21/3) masyarakat sudah bisa menikmati siaran TV digital.

“Kami berusaha optimistis bisa menyelesaikan distribusi sampai batas waktu tanggal 20 Maret. Karena saat itu akan berlangsung analog swtich off. Dengan sisa waktu lagi seminggu, kami yakin bisa tuntas,” ujarnya. (eps)

 


Artikel Terkait

Most Read


Artikel Terbaru