SINGARAJA, radarbali.id – Kasus gigitan anjing terus merebak. Kali ini terjadi di Desa Suwug, Kecamatan Sawan. Satu anjing menggigit enam orang. Kasus gigitan anjing mulai merebak sejak Januari lalu. Tak pelak desa tersebut kini masuk dalam zona merah rabies di Kabupaten Buleleng.
Kasus gigitan terakhir terjadi pada Rabu (4/5) lalu. Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun menjadi korban gigitan anjing. Belakangan anjing itu diketahui positif rabies. Selain menggigit bocah laki-laki, anjing liar itu juga menggigit 5 orang lainnya di Desa Suwug. Kini korban gigitan anjing telah mendapat vaksin anti rabies (VAR) dari tim medis.
Perbekel Suwug Ketut Suadnyana mengatakan, kasus tersebut cukup meresahkan warga. “Dulu di sini kan aman-aman saja. Tahun ini sudah ada 6 orang yang digigit. Sampai desa kami masuk dalam zona merah,” kata Suadnyana.
Mengantisipasi kasus serupa, desa dinas meminta seluruh warga memelihara anjing secara bertanggungjawab. Mereka diminta mengandangkan anjing miliknya, atau paling tidak mengikat anjing. Sebab ada beberapa anjing liar yang ditengarai positif rabies.
Suadnyana mengaku sempat melihat sekitar 3 ekor anjing yang menunjukkan gelagat tersebut. Anjing itu seperti kebingungan. Saat didekati anjing juga galak dan terus meneteskan liur. Ada pula anjing yang bersembunyi di semak-semak dengan ciri-ciri serupa.
Rencananya anjing-anjing liar tersebut akan dieleminasi pada pekan depan. Proses eleminasi dilakukan secara selektif. Hanya kepada hewan-hewan yang menunjukkan gejala seperti terkena rabies.
“Kami sudah minta warga agar anjingnya dipelihara dengan baik. Karena masih banyak anjing liar. Takutnya kan anjing mereka tertular rabies. Karena beberapa kali saya melihat anjing yang bergejala seperti rabies dan berpotensi menyerang,” tegasnya.
Selain itu desa dinas dan desa adat berencana duduk bersama, untuk membuat perarem. Aparat desa dinas maupun prajuru desa adat, telah mencapai kata sepakat dalam penanggulangan rabies.
“Supaya warga yang punya anjing bisa memelihara dengan baik. Biar tidak ada warga kami yang meninggal karena rabies. Kami akan duduk bersama dengan desa adat membahas perarem ini,” demikian Suadnyana. (eps)