27.6 C
Denpasar
Friday, June 2, 2023

Khawatir Banjir Bandang Terulang Lagi, Ini Permintaan Warga Lovina

SINGARAJA-Warga mendesak pemerintah segera melakukan langkah strategis guna mencegah terulangnya peristiwa banjir bandang di Banjar Dinas Kalibukbuk, Desa Kalibukbuk. Apabila terulang lagi, banjir bandang di jantung kawasan pariwisata Lovina itu, dikhawatirkan mencoreng citra pariwisata.

Sekadar diketahui, dampak banjir bandang di Desa Kalibukbuk yang terjadi pada Rabu (8/2) malam lalu, sangat memukul warga. Mereka butuh waktu hingga enam hari untuk membersihkan lumpur dari pemukiman mereka. “Hampir seminggu tidak bisa kerja. Karena harus bersihkan lumpur. Di halaman itu tebal sekali. Setinggi betis,” ungkap Made Bawa, warga yang mukim di Jalan Damai Gang Kamboja.

Setelah sepekan bersih-bersih, mereka akhirnya bisa bernafas lega. Karena lumpur sudah disapu dari rumah mereka. Kendati masih ada sisa-sisa lumpur, namun kondisi itu jauh lebih baik ketimbang kondisi sepekan lalu. “Sekarang sudah bisa bawa kendaraan sampai ke halaman rumah. Kalau tempo hari kan tidak bisa. Jalan saja ke rumah susah,” imbuhnya.

Baca Juga:  Terkendala Bahan, Jembatan Pangkung Dalem Tak Selesai Sesuai Target

Perbekel Kalibukbuk Ketut Suka mengatakan, proses pembersihan baru benar-benar tuntas pada Selasa (14/2) sore. Butuh waktu selama lima hari membersihkan lumpur dengan alat berat, karena lumpur yang terlalu tebal. “Kalau harus membersihkan manual mungkin dua minggu lebih baru bersih. Ini pakai alat berat saja hampir seminggu. Astungkara kemarin (Selasa, red) sore sudah tuntas. Selokan juga sudah kami bersihkan bersama warga,” kata Suka.

Menurut Suka, yang dibutuhkan warga saat ini adalah kepastian soal kondisi lingkungan. Suka dan warga meyakini bila banjir bandang dipicu oleh proses cut and fill yang dilakukan oleh salah satu pengembang perumahan di hulu Desa Kalibukbuk.

Sehari setelah banjir bandang terjadi, tepatnya pada Kamis (9/2) pekan lalu, warga melihat material tanah urug yang longsor ke arah sungai. Sungai itu pun mengarah ke pemukiman warga di Desa Kalibukbuk, khususnya di RT 15.

Pengembang perumahan tersebut konon telah mengantongi izin lingkungan pada tahun 2016 lalu untuk mendirikan ratusan rumah di sana, sekaligus melakukan proses penataan lahan melalui proses cut and fill. Kendati telah mengantongi izin, Suka meminta agar pemerintah melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap proses penataan lahan maupun pembangunan.

Baca Juga:  Hujan Sejak Jumat Malam, Akses Jalan Apuan-Baturiti Tertutup Longsor

“Kalau ini dibiarkan, setiap tahun kami akan kena banjir bandang terus. Kami yang di hilir ini akan bahaya.  Ini juga bisa mencoreng citra pariwisata. Kami harap pemerintah kabupaten bergerak. Nanti kami juga akan bersurat ke kecamatan, supaya ini ditindaklanjuti,” tegas Suka.

Sekadar mengingatkan, banjir bandang menerjang pemukiman warga di RT 15 Desa Kalibukbuk. Sebanyak 50 kepala keluarga rumahnya kebanjiran air bercampur lumpur. Peristiwa itu terjadi berdekatan dengan kawasan villa yang ada di Jalan Damai, Lovina. Fenomena tersebut menyebabkan wisatawan mancanegara ramai-ramai mengabadikan peristiwa itu. Tak heran, lokasi kejadian hanya berjarak kurang dari 500 meter dari pusat wisata Lovina. (eps)



SINGARAJA-Warga mendesak pemerintah segera melakukan langkah strategis guna mencegah terulangnya peristiwa banjir bandang di Banjar Dinas Kalibukbuk, Desa Kalibukbuk. Apabila terulang lagi, banjir bandang di jantung kawasan pariwisata Lovina itu, dikhawatirkan mencoreng citra pariwisata.

Sekadar diketahui, dampak banjir bandang di Desa Kalibukbuk yang terjadi pada Rabu (8/2) malam lalu, sangat memukul warga. Mereka butuh waktu hingga enam hari untuk membersihkan lumpur dari pemukiman mereka. “Hampir seminggu tidak bisa kerja. Karena harus bersihkan lumpur. Di halaman itu tebal sekali. Setinggi betis,” ungkap Made Bawa, warga yang mukim di Jalan Damai Gang Kamboja.

Setelah sepekan bersih-bersih, mereka akhirnya bisa bernafas lega. Karena lumpur sudah disapu dari rumah mereka. Kendati masih ada sisa-sisa lumpur, namun kondisi itu jauh lebih baik ketimbang kondisi sepekan lalu. “Sekarang sudah bisa bawa kendaraan sampai ke halaman rumah. Kalau tempo hari kan tidak bisa. Jalan saja ke rumah susah,” imbuhnya.

Baca Juga:  Nikung, Truk Pengangkut Drum Terguling

Perbekel Kalibukbuk Ketut Suka mengatakan, proses pembersihan baru benar-benar tuntas pada Selasa (14/2) sore. Butuh waktu selama lima hari membersihkan lumpur dengan alat berat, karena lumpur yang terlalu tebal. “Kalau harus membersihkan manual mungkin dua minggu lebih baru bersih. Ini pakai alat berat saja hampir seminggu. Astungkara kemarin (Selasa, red) sore sudah tuntas. Selokan juga sudah kami bersihkan bersama warga,” kata Suka.

Menurut Suka, yang dibutuhkan warga saat ini adalah kepastian soal kondisi lingkungan. Suka dan warga meyakini bila banjir bandang dipicu oleh proses cut and fill yang dilakukan oleh salah satu pengembang perumahan di hulu Desa Kalibukbuk.

Sehari setelah banjir bandang terjadi, tepatnya pada Kamis (9/2) pekan lalu, warga melihat material tanah urug yang longsor ke arah sungai. Sungai itu pun mengarah ke pemukiman warga di Desa Kalibukbuk, khususnya di RT 15.

Pengembang perumahan tersebut konon telah mengantongi izin lingkungan pada tahun 2016 lalu untuk mendirikan ratusan rumah di sana, sekaligus melakukan proses penataan lahan melalui proses cut and fill. Kendati telah mengantongi izin, Suka meminta agar pemerintah melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap proses penataan lahan maupun pembangunan.

Baca Juga:  Cegah Penyakit Mulut & Kuku, Peternak Dianjurkan Buat Kandang Karantina

“Kalau ini dibiarkan, setiap tahun kami akan kena banjir bandang terus. Kami yang di hilir ini akan bahaya.  Ini juga bisa mencoreng citra pariwisata. Kami harap pemerintah kabupaten bergerak. Nanti kami juga akan bersurat ke kecamatan, supaya ini ditindaklanjuti,” tegas Suka.

Sekadar mengingatkan, banjir bandang menerjang pemukiman warga di RT 15 Desa Kalibukbuk. Sebanyak 50 kepala keluarga rumahnya kebanjiran air bercampur lumpur. Peristiwa itu terjadi berdekatan dengan kawasan villa yang ada di Jalan Damai, Lovina. Fenomena tersebut menyebabkan wisatawan mancanegara ramai-ramai mengabadikan peristiwa itu. Tak heran, lokasi kejadian hanya berjarak kurang dari 500 meter dari pusat wisata Lovina. (eps)


Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru