25.4 C
Denpasar
Tuesday, June 6, 2023

Gegara Pandemi Covid, Lahan Stroberi di Buleleng Menyusut

SINGARAJA– Luas lahan tanam perkebunan stroberi di Kabupaten Buleleng menyusut drastis. Pandemi covid-19 diduga jadi salah satu pemicu susutnya perkebunan stroberi tersebut.

Selama ini perkebunan stroberi tersebar di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada. Biasanya kebun-kebun itu disulap jadi lokasi agrowisata, dengan menawarkan sensasi petik stroberi secara langsung. Namun pandemi covid-19 diduga menyebabkan luas lahan perkebunan stroberi menyusut. Tingkat kunjungan wisatawan yang anjlok, membuat agrowisata petik stroberi merana. Alhasil para petani memilih beralih ke komoditas lain.

Data Dinas Pertanian Buleleng menunjukkan, luas areal tanam stroberi pada 2019 lalu sebenarnya menyentuh angka sebelas hektare. Namun pada tahun 2022, jumlahnya susut jadi enam hektare saja. Kendati menyusut, jumlah panen cukup menjanjikan. Mencapai 231 ton setahun.

Baca Juga:  Catat! Pemkab Buleleng Optimistis Raih Gelar Kabupaten Layak Anak

Kabid Hortikultura pada Dinas Pertanian Buleleng, Gede Subudi mengakui luas lahan tanam stroberi terus menyusut. Namun bukan berarti potensi komoditas stroberi juga ikut susut. Subudi mengatakan masih banyak potensi yang bisa dioptimalkan, selain memanfaatkan kebun sebagai lokasi agrowisata.

Salah satunya adalah pengolahan stroberi. Saat ini sejumlah petani mulai mengembangkan produk turunan, ketimbang menjualnya dalam bentuk mentah. Ada yang menjual dalam bentuk frozen fruit, dried fruit, selai, bahkan ada juga yang mengolahnya menjadi wine.

Subudi mengungkapkan kini pemerintah menyiapkan bantuan alat pengolahan stroberi pada petani. Bantuan itu akan disalurkan pada Kelompok Tani Segening di Desa Pancasari. Tercatat ada 56 orang anggota di kelompok tani itu. Mereka berkomitmen menghasilkan produk olahan stroberi. “Selama ini hanya skala kecil saja. Diolah jadi sari buah dan dried fruit untuk nilai tambah. Sejauh ini dari pantauan kami mereka yang paling siap, jadi mereka akan kami beri bantuan mesin pengolah buah,” ujarnya.

Baca Juga:  Tenaga Kesehatan Terjangkit, Dua Puskesmas di Gianyar Ditutup

Dengan bantuan itu, ia meyakini para petani akan makin tertarik menanam stroberi. Mengingat stroberi Pancasari masuk dalam kategori unggul. Bahkan produk stroberi dari Pancasari kerap dipasok ke Jawa dalam bentuk frozen fruit, untuk memenuhi bahan baku produk minuman kemasan. (eps)



SINGARAJA– Luas lahan tanam perkebunan stroberi di Kabupaten Buleleng menyusut drastis. Pandemi covid-19 diduga jadi salah satu pemicu susutnya perkebunan stroberi tersebut.

Selama ini perkebunan stroberi tersebar di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada. Biasanya kebun-kebun itu disulap jadi lokasi agrowisata, dengan menawarkan sensasi petik stroberi secara langsung. Namun pandemi covid-19 diduga menyebabkan luas lahan perkebunan stroberi menyusut. Tingkat kunjungan wisatawan yang anjlok, membuat agrowisata petik stroberi merana. Alhasil para petani memilih beralih ke komoditas lain.

Data Dinas Pertanian Buleleng menunjukkan, luas areal tanam stroberi pada 2019 lalu sebenarnya menyentuh angka sebelas hektare. Namun pada tahun 2022, jumlahnya susut jadi enam hektare saja. Kendati menyusut, jumlah panen cukup menjanjikan. Mencapai 231 ton setahun.

Baca Juga:  Gawat! Hasil Rapid Test, Puluhan KPPS dan Linmas di Jembrana Reaktif

Kabid Hortikultura pada Dinas Pertanian Buleleng, Gede Subudi mengakui luas lahan tanam stroberi terus menyusut. Namun bukan berarti potensi komoditas stroberi juga ikut susut. Subudi mengatakan masih banyak potensi yang bisa dioptimalkan, selain memanfaatkan kebun sebagai lokasi agrowisata.

Salah satunya adalah pengolahan stroberi. Saat ini sejumlah petani mulai mengembangkan produk turunan, ketimbang menjualnya dalam bentuk mentah. Ada yang menjual dalam bentuk frozen fruit, dried fruit, selai, bahkan ada juga yang mengolahnya menjadi wine.

Subudi mengungkapkan kini pemerintah menyiapkan bantuan alat pengolahan stroberi pada petani. Bantuan itu akan disalurkan pada Kelompok Tani Segening di Desa Pancasari. Tercatat ada 56 orang anggota di kelompok tani itu. Mereka berkomitmen menghasilkan produk olahan stroberi. “Selama ini hanya skala kecil saja. Diolah jadi sari buah dan dried fruit untuk nilai tambah. Sejauh ini dari pantauan kami mereka yang paling siap, jadi mereka akan kami beri bantuan mesin pengolah buah,” ujarnya.

Baca Juga:  Astungkara! Pegawai Kontrak Akan Dijadikan ASN, tetap Wajib Ikut Seleksi

Dengan bantuan itu, ia meyakini para petani akan makin tertarik menanam stroberi. Mengingat stroberi Pancasari masuk dalam kategori unggul. Bahkan produk stroberi dari Pancasari kerap dipasok ke Jawa dalam bentuk frozen fruit, untuk memenuhi bahan baku produk minuman kemasan. (eps)


Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru