SINGARAJA– Desa Tambakan di Kecamatan Kubutambahan diproyeksikan menjadi sentra budidaya cabai besar di Buleleng. Tahun ini pemerintah akan membuka 10 hektare lahan pertanian cabai merah di wilayah tersebut. Hasil panen diharapkan mampu memenuhi kebutuhan cabai dalam daerah.
Tahun ini Kabupaten Buleleng mendapat sokongan program dari Kementerian Pertanian. Kementerian akan membantu budidaya cabai merah besar di Buleleng. Proses budidaya itu diharapkan dapat mengendalikan inflasi. Mengingat komoditas cabai masih jadi momok dalam pengendalian inflasi.
Kabid Hortikultura pada Dinas Pertanian Buleleng I Gede Subudi mengatakan, setiap tahun Kementerian Pertanian sebenarnya rutin memberikan dukungan program. Tahun ini kementerian memprioritaskan bantuan pada komoditas penyumbang inflasi seperti cabai dan bawang. Untuk tahun ini kementerian menyiapkan program budidaya cabai merah besar di Buleleng. Rencananya budidaya akan dipusatkan di Desa Tambakan, kecamatan Kubutambahan. “Kalau tahun lalu tersebar di beberapa desa. Tahun ini diprioritaskan di Desa Tambakan. Targetnya luas tanam bisa mencapai 10 hektare,” kata Subudi.
Menurutnya dengan luas tanam tersebut, suplai komoditas cabai merah akan cukup terbantu. Sebab setiap hektare lahan akan memproduksi cabai sebanyak 8-9 ton. Dengan luas tanam hingga 10 hektare, praktis potensi panen bisa mencapai 80 hektare.
Nantinya masing-masing petani akan mendapat bantuan bibit unggul. Untuk satu hektare lahan, akan mendapat bantuan bibit sebanyak 12 saset yang cukup untuk satu hektare lahan. “Kami harap itu bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya. Karena yang diberikan bibit unggul,” tegasnya.
Selain bantuan tersebut, Kementerian Pertanian juga memberikan bantuan untuk pengembangan komoditas bawang putih dan jahe. Alasannya komoditas bawang putih masih mengandalkan pasokan impor. Diharapkan pengembangan komoditas bawang putih akan meningkatkan kemandirian pasokan dalam daerah. (eps)