26.5 C
Denpasar
Sunday, March 26, 2023

Tak Produktif, Dua Sumber Mata Air Ditutup

SINGARAJA – Perumda Air Minum Tirta Hita Buleleng memutuskan menghentikan pengelolaan dua mata air. Alasannya kedua mata air tersebut sudah tidak produktif. Perumda memilih mengoptimalkan suplai air dari SPAM Burana, yang debitnya cukup besar.

Sumber mata air tersebut masing-masing ada di Desa Bestala Kecamatan Seririt, dan Desa Kekeran Kecamatan Busungbiu. Tadinya sumber air di kedua desa tersebut cukup produktif. Namun dari tahun ke tahun, debitnya kian seret.

Dirut Perumda Tirta Hita, I Made Lestariana mengatakan, sumber mata air itu pada awalnya memiliki debit air hingga 10 liter per detik. Namun sejak dua tahun terakhir, debitnya terus menurun. Kini debit air yang diproduksi konstan pada angka tiga liter per detik. Akibatnya muncul potensi gangguan layanan, karena kebutuhan lebih besar ketimbang air yang diproduksi.

Baca Juga:  Dewan Sebut Program Pemberdayaan Petani di Buleleng Setengah Hati

Tahun ini pihaknya memutuskan menghentikan pengelolaan di kedua sumber mata air itu. “Mulai tahun ini sudah tidak kami gunakan. Kami optimalkan suplai dari SPAM Burana untuk melayani warga di Seririt dan Busungbiu,” kata Lestariana.

Menurutnya debit air di wilayah tersebut sangat dipengaruhi faktor alam. Padahal pihaknya telah berusaha melakukan penghijauan di kawasan hulu. Termasuk menanam pohon-pohon penangkap air. Hanya saja upaya itu belum membuahkan hasil. Sehingga pemanfaatan air dihentikan semantara waktu.

Ia memastikan layanan tak terganggu dengan penutupan dua sumber mata air tersebut. Sebab pihaknya sudah mendapatkan izin mengelola air baku SPAM Burana yang bersumber dari Bendungan Titab.

Ia mengaku hingga kini pihaknya terus berupaya menjaga sumber air yang dikelola perumda. Kini tercatat ada 60 titik sumber air yang dimanfaatkan. Sebanyak 41 titik bersumber dari sumur bor, 17 titik dari mata air, dan 2 sumber dari air permukaan. Total debit yang dikelola mencapai 826 liter per detik.

Baca Juga:  Dampak Proyek Shortcut Singaraja-Mengwitani, Warga Minta Kerusakan Lingkungan Dituntaskan

“Kami berusaha optimalkan sumber-sumber yang ada. Setiap tahun juga kami selalu adakan penghijauan di hulu sumber mata air yang kami kelola. Supaya debit tetap terjaga,” tukasnya. (eps)



SINGARAJA – Perumda Air Minum Tirta Hita Buleleng memutuskan menghentikan pengelolaan dua mata air. Alasannya kedua mata air tersebut sudah tidak produktif. Perumda memilih mengoptimalkan suplai air dari SPAM Burana, yang debitnya cukup besar.

Sumber mata air tersebut masing-masing ada di Desa Bestala Kecamatan Seririt, dan Desa Kekeran Kecamatan Busungbiu. Tadinya sumber air di kedua desa tersebut cukup produktif. Namun dari tahun ke tahun, debitnya kian seret.

Dirut Perumda Tirta Hita, I Made Lestariana mengatakan, sumber mata air itu pada awalnya memiliki debit air hingga 10 liter per detik. Namun sejak dua tahun terakhir, debitnya terus menurun. Kini debit air yang diproduksi konstan pada angka tiga liter per detik. Akibatnya muncul potensi gangguan layanan, karena kebutuhan lebih besar ketimbang air yang diproduksi.

Baca Juga:  Debit Air di Timuhun Mengecil, Dua Tahun Sekali Baru Bisa Tanam Padi

Tahun ini pihaknya memutuskan menghentikan pengelolaan di kedua sumber mata air itu. “Mulai tahun ini sudah tidak kami gunakan. Kami optimalkan suplai dari SPAM Burana untuk melayani warga di Seririt dan Busungbiu,” kata Lestariana.

Menurutnya debit air di wilayah tersebut sangat dipengaruhi faktor alam. Padahal pihaknya telah berusaha melakukan penghijauan di kawasan hulu. Termasuk menanam pohon-pohon penangkap air. Hanya saja upaya itu belum membuahkan hasil. Sehingga pemanfaatan air dihentikan semantara waktu.

Ia memastikan layanan tak terganggu dengan penutupan dua sumber mata air tersebut. Sebab pihaknya sudah mendapatkan izin mengelola air baku SPAM Burana yang bersumber dari Bendungan Titab.

Ia mengaku hingga kini pihaknya terus berupaya menjaga sumber air yang dikelola perumda. Kini tercatat ada 60 titik sumber air yang dimanfaatkan. Sebanyak 41 titik bersumber dari sumur bor, 17 titik dari mata air, dan 2 sumber dari air permukaan. Total debit yang dikelola mencapai 826 liter per detik.

Baca Juga:  Eksekusi Lahan di Pemaron Diwarnai Ketegangan

“Kami berusaha optimalkan sumber-sumber yang ada. Setiap tahun juga kami selalu adakan penghijauan di hulu sumber mata air yang kami kelola. Supaya debit tetap terjaga,” tukasnya. (eps)


Artikel Terkait

Most Read


Artikel Terbaru