SINGARAJA, Radar Bali.id – Proses suntik mati atau switch off terhadap siaran televisi analog, ditunda hingga akhir Maret mendatang. Penundaan dilakukan karena proses distribusi bantuan set top box (STB) sebagai sarana untuk mengakses siaran televisi digital, masih belum tuntas.
Kabar penundaan itu diungkapkan Kepala Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik (Kominfo Santi) Buleleng Ketut Suwarmawan. “Untuk Bali, termasuk Buleleng, diundur sampai tanggal 31 Maret 2023. Itu kabar terakhir yang kami terima dari Kementerian Kominfo,” kata Suwarmawan saat dihubungi sore kemarin (19/3).
Suwarmawan mengungkapkan penundaan itu terjadi karena proses distribusi STB belum optimal. Khusus di Buleleng sendiri, distribusi STB baru menyentuh angka 40 persen. Pihak vendor pengiriman terkendala proses distribusi, sehingga capaiannya belum optimal.
“Kendalanya itu cuaca dan medan. Karena penerima bantuan itu kebanyakan tinggal di perbukitan. Sedangan vendor itu harus mendistribusikan STB sampai dia nyambung atau on dulu siarannya, makanya butuh waktu,” kata Suwarmawan.
Menurutnya, Kominfo telah melakukan supervisi langsung terhadap proses pendistribusian. Terkadang calon penerima bantuan tidak memiliki sarana antena maupun parabola, sehingga vendor harus membawa antena sendiri untuk mencoba siaran. Bahkan beberapa kali vendor harus memboyong TV sendiri, karena TV calon penerima dalam kondisi rusak.
“Meskipun terkendala, kami terus berkoordinasi dengan vendor. Mereka siap mendistribusikan secepat mungkin. Sudah ada belasan tim teknisi yang disiapkan untuk optimalisasi distribusi,” kata Suwarmawan.
Lebih lanjut diungkapkan, eforia masyarakat di Buleleng terhadap siaran TV digital cukup besar. Maklum saja, mereka tak perlu lagi membeli parabola atau berlangganan siaran berbayar, untuk mengakses siaran TV.
“Sekarang tinggal pakai antena biasa, sudah dapat siaran. Dulu pakai parabola, ada yang mengeluh nonton sepakbola atau moto GP diacak. Sekarang pakai TV digital, tidak ada keluhan begitu. Makanya antusiasme masyarakat di Buleleng untuk siaran TV digital cukup tinggi,” demikian Suwarmawan. (eka prasetya/radar bali)