SINGARAJA– Kucuran dana desa dari pemerintah pusat pada desa-desa di Buleleng dipastikan naik. Pada tahun ini, Kementerian Keuangan disebut telah menetapkan pagu dana desa sebesar Rp 127,24 miliar.
Kepala Dinas PMD Buleleng, Nyoman Agus Jaya Sumpena. (Eka Prasetya)Pemberian dana desa dari pusat sebenarnya menunjukkan tren peningkatan dari tahun ke tahun. Namun semenjak pandemi covid-19, kucuran dana desa menjadi fluktuaktif. Pada tahun 2021 misalnya, dana desa yang diperoleh sebesar Rp 130,38 miliar. Sementara pada tahun 2022 turun menjadi Rp 126,12 miliar. Selanjutnya pada tahun ini, dana desa naik menjadi Rp 127,24 miliar.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Buleleng Nyoman Agus Jaya Sumpena mengatakan, pagu tersebut telah disiapkan pemerintah pusat. Pemerintah juga telah menerapkan prioritas dalam penggunaan dana desa.
Pada tahun 2022 lalu, dana desa lebih banyak digunakan untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT), ketahanan pangan, serta penanganan dan pencegahan covid-19. Sedangkan pada tahun 2023, prioritasnya difokuskan pada peningkatan ekonomi di desa.
“Tahun ini prioritasnya penguatan ekonomi desa. Termasuk penanganan bencana alam dan non alam. Tidak ada lagi bahasa khusus untuk covid-19. Karena covid itu masuk ke dalam bencana non alam,” jelasnya.
Menurut Sumpena, pemerintah desa dapat menyusun program-program kreatif dalam meningkatkan perekonomian desa. Seperti menguatkan kelompok tani, kelompok wanita tani, maupun Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di desa. Pemerintah desa juga berhak memberikan bantuan pengembangan usaha untuk kelompok usaha mikro di desa.
“Bantuannya itu bisa pelatihan, bisa juga berbentuk bantuan. Bantuannya itu kan bisa berbentuk bibit tanaman, subsidi pupuk, atau bantuan bibit ternak. Silahkan desa berkreasi sesuai dengan karakteristik yang ada di wilayahnya,” demikian Sumpena. (eps)